7. Mencoba Berdamai

41 5 1
                                    

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

"Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."

(QS.Al-Hujurat:10)

🌺 Dalam Tasbih 🌺

"Hardi, kok belum berangkat? Kenapa motornya?" Hanum turut mengikuti arah pandang Hardi, ternyata ban dari motor yang biasa Hardi pakai kempes.

Hamid keluar dari dalam rumah, seperti biasanya pagi-pagi ia harus pergi ke kampus. Pasalnya ia menjadi dekan di salah satu universitas negeri. "Ini kenapa? Bannya bocor lagi?" tanyanya. Hardi mengangguk, "Sepertinya."

"Pa, Ma. Zidan berangkat dulu." Setekahnya Zidan mencium tangan Hamid dan Hanum bergantian. Saat ia melangkahkan kaki lagi dicegah oleh Hanum, "Zidan hari ini kamu berangkat sama Hardi ya. Bannya bocor lagi kayaknya. Kalian kan hari ini ada tryout, sayangkan kalo telat."

"Gak usah," jawab Hardi bernada dingin.

Hamid menghela napas, "Sudahlah kamu berangkat aja sama Zidan. Papa juga nggak bisa antar kamu ke sekolah. Jangan kelamaan di sini, nanti kalian telat!"

Mau tidak mau Hardi harus menuruti perintah Hamid, dengan terpaksa ia berangkat pertama kali bersama Zidan selama mereka tinggal bersama kurang lebih tiga tahun terakhir ini.

Tidak ada percakapan antara keduanya selama dua puluh menit perjalanan ke sekolah. Beruntunglah mereka tidak sampai telat. Setelah turun dari motor, Hardi melenggang pergi begitu saja, dan Zidan tidak mempermasalahkan itu.

🌺🌺🌺

Guru pelajaran bahasa Indonesia masuk hanya di jam ketiga, jam keempat pelajaran hanya diperuntukkan untuk tugas. Tapi waktu luang seperti itu dimanfaatkan oleh anak-anak kelas bahasa dengan pergi ke kantin, belajar di perpus, bergosip, dan juga ada yang benar-benar mengerjakan latihan soal.

Di dalam kelas cukup kondusif, mereka semua ingin menghabiskan masa putih abu-abu berbalut kenangan yang tak mudah dilupakan. Ada yang foto-foto selfi bersama teman-teman dan macam bentuk lainnya.

Sama halnya dengan Rika, setelah ia mengerjakan tugas yang diberikan, ia sedikit berbisik dengan Zahra mengenai apa yang ia lihat tadi pagi. "Ra, tadi pagi aku lihat Hardi di parkiran. Terus wajahnya kayak gimana gitu. Apalagi banyak cewek yang bilang 'tumben mereka akur' tapi aku gak tahu siapa nama cowok yang berangkat sama dia itu."

Zahra menutup buku, "Saudaranya kali. Kan bisa aja saudara tengkar masalah sepele."

"Emang siapa sih yang berangkat sama Hardi?" lanjut Zahra.

"Kayaknya sih sama kelas 12-nya juga. Dari wajahnya kayak anak IPA," jawab Rika dengan entengnya."Ya udahlah Rik ngapain juga kita ngurusin orang lain," timpal Zahra.

"Rika, mau ke perpustakaan gak?"

Rika berjengit kaget, "Eh Hardi ngagetin aja. Kayaknya hari ini gak ke perpus deh gue. Mau ada kumpul sama temen-temen buat diskusi ujian praktek. Sama Zahra aja gimana?"

Dalam TasbihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang