08. Harapan

1.3K 106 5
                                    

Akhir-akhir ini saya sudah berpikir, saya ingin anda lebih bahagia

(Marshmello, Bastille)







Devan masih memperhatikan Ezzy yang asik dengan es krimnya, sesekali gadis itu menggumam tak jelas lalu mendesah lega dengan mata berbinar memandang es krim Vanilla kesukaannya. Devan tak menyangka akan dipertemukan lagi dengan gadis ceria ini, gadis pintar dengan segala keserdahaan yang dia punya. Devan berpikir dimana kedua orangtua Ezzy, sungguh mereka dekat tapi Ezzy seakan memberi tirai tak kasat mata tentang dirinya yang tidak ingin ia ungkap, lalu dia anggap apa Devan oleh Ezzy ini.

"Kamu mau lagi?" Tanya Devan ketika dilihatnya cup es krim milik Ezzy yang telah habis.

"Jika aku minta, apa kamu akan memberikannya?" Tanya Ezzy.

"Anything for you," Jawab Devan.

Ezzy nampak berpikir, apapun boleh dipinta kepada Devan. Haruskah Ezzy boleh menjadi egois kali ini.

"Kalau begitu, bagaimana dengan hutangku? Jika aku meminta agar kamu melupakannya, apakah kamu bisa? Lalu aku akan mulai bekerja di club lagi," Ezzy berucap takut.

"Kita sudah pernah bicarakan Ezzy, berhutang dan kamu akan membayarnya, jika kamu tidak ingin dianggap berhutang, berarti kamu harus jadi milikku," Devan berucap dengan senyum licik.

"Bukan nya kamu sudah memiliki ku dari lama?" Tanya Ezzy polos.

Devan terpaku, dia memiliki Ezzy dari lama. Ya memang benar dia memiliki gadis ini dari lama, tapi Ezzy yang berdiri disampingnya dulu adalah Ezzy yang hadir sebagi kawan. Devan ingin Ezzy hadir disetiap waktunya, mulai dia membuka mata dipagi hari hingga dia menutup mata dimalam harinya.

"Aku ingin kamu jadi milikku, seutuhnya, bukan sebagai kawan tapi sebagai seorang istri."

Ezzy terkesiap, selera humor Devan itu memang tidak baik, sangat tidak ada lucunya sama sekali.

"Hahahaha, hei kamu sakit?" Ezzy menempelkan punggung tangannya di dahi Devan. Devan hanya dapat memandang Ezzy dengan serius.

"Suhu badanmu normal, tapi bicaramu melantur. Dev, ingat saat pertama kali kita bertemu, aku tidak bisa memberitahumu nama sebenarku, kamu hanya mengetahui sedikit tentangku, bagaimana bisa kamu ingin menikahi gadis yang bahkan kamu tidak kenal," Ujar Ezzy dengan raut bersalah.

"Kamu tidak pernah memberiku kesempatan, kamu terlalu banyak rahasia, kamu tidak pernah ingin berbagi bahkan kepadaku, bahkan..." Devan terhenti karena dia harus mengatur nafasnya.

"Aku tidak tahu perasaanmu, aku tidak tahu kamu sedang sedih apa bahagia, aku tidak tahu apa kamu kesusahan apa tidak, karena kamu selalu menunjukkan kamu baik-baik saja," Devan memandang Ezzy, hanya gadis ini yang mampu membuatnya seperti ini.

"Dev, aku hanya tidak mau kamu harus terjerat dengan kehidupanku yang rumit, ada banyak hal yang tidak akan kamu mengerti tentangku, bahkan orang-orang disekitarku, aku hanya ingin kamu baik-baik saja, aku..."

"Kamu alasanku baik-baik saja, jadi jika kamu ingin melihatku baik, ijinkan aku berada di sampingmu," Devan mengucapkan itu sambil memandang ke arah sungai yang airnya tak beriak.

"Dev, aku ijinkan kamu berada disampingku, tapi hanya..."

"Aku mencintaimu."

The Truth Of Love (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang