23. Menghitung Kue Cokelat

333 28 3
                                    

Halo....

Lama tak bersua. Maaf telah hiatus begitu lama, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. Sehat-sehat ya 😭

Alana dan Ezzy duduk berhadapan di kafe Razka. Setelah mendengar kisah Devan dari mulut Rayhan, Alana memutuskan untuk bertemu dengan Ezzy dan meluruskan sesuatu tentang Devan kepada Ezzy.

"Apa dia membenciku?" Tanya Ezzy.

"Tidak! Devan hanya butuh waktu, dia hanya bingung dan sedikit takut, saat kejadian itu, Devan tengah sakit keras, ayahnya melanggar rambu lalu lintas, lalu membawa mobil dengan kecepatan tinggi dan menabrak. Ayahnya hanya harus memilih saat itu, dia memilih untuk menyelamatkan Devan dan meninggalkan saudaramu. suamiku bilang, saat itu ayah Devan sangat menyesal dan berusaha mencari keluargamu. Ayah Devan juga siap dipenjara, namun, setelah menanggung biaya rumah sakit kepada keluargamu, ayahmu sebagai orangtua tidak pernah menuntut ayah Devan, dia mengatakan bahwa masalah kecelakaan ini telah selesai. Tapi, malam saat ayah dan ibu Devan kecelakaan, itu dua bulan sejak saudaramu meninggal, ayah Devan berniat ingin menyerahkan diri, dia benar-benar merasa tertekan dan bersalah, lalu kejadiaan naas terjadi. Jadi, jangan melampiaskan segalanya kepada Devan, dia tidak tahu apa-apa, jika kau memang temannya saat itu, kau pasti paham sosok Devan. Dia juga kehilangan orang yang dia cintai, bukan kah keadaan kalian sama?" Ujar Alana.

Ezzy terdiam sembari meremas jari-jari tangannya, jika Ezzy ini mencari jawaban mengapa ayah Devan tidak dipenjara lebih awal, seharusnya dia bertanya kepada ayahnya bukan mencari jawaban dan keadilan kepada Devan.

"Aku harus bagaiamana?" Tanya Ezzy.

"Memberi Devan waktu, tapi kau sudah cukup memberinya waktu kan? Ini saatnya kau menariknya," Ujar Alana dengan senyum nakal terukir pada bibirnya.

"Dia tidak bisa melupakanmu atau tidak mencintaimu lagi, kau hanya perlu mendekatinya dan buat dia kembali kepadamu."

"Mendekatinya?" Ujar Ezzy dengan ekspresi wajah berpikir.

"Iya! Buat dirimu berada di sekitarnya, buat dirimu terlihat, dan ganggu dia dengan mengiriminya hal-hal yang ia suka," Ujar Alana lagi.

"Sesuatu yang dia suka?" Ucap Ezzy ya g dibalas anggukan oleh Alana.

"Sepertinya aku tahu harus berbuat apa, aku hanya perlu membayar hutang kepadanya," Jelas Ezzy dengan wajah cerah.

"Hutang?" Tanya Alana.

"Seratus juta, aku punya hutang seratus juta, dan aku harus membayar hutang kepadanya."

***

Devan berjalan mengiring Rayhan dari belakang untuk menuju ke ruang kerja Rayhan, wajah datar yang Devan tunjukan membuat karyawan yang berpapasan dengan mereka menjadi gugup dan meneguk ludah masing-masing.

Beberapa langkah setelah melewati meja resepsionis, mata Devan menangkap sosok wanita yang ia kenal dengan baik. Devan menghentikan langkahnya, dan menatap Ezzy yang tengah dikerumuni oleh beberapa karyawan yang nampak sibuk menikmati jus kotak yang ia bawa.

Ezzy merasa diperhatikan, lalu dia menemukan Devan tengah menatapnya dengan tatapan dingin dan tajam, setelah mata keduanya yang saling bertubrukan Devan dengan kasar membuang wajahnya dan berlalu dengan cepat.

"Apa kau akan kemari lagi besok?" Tanya seorang karyawan wanita kepada Ezzy.

Ezzy mengerjapkan mata dan menjawab, "aku akan datang lagi, jadi silahkan nikmati jus kalian," Jelas Ezzy dengan ramah.

Sedangkan di ruang kerja Rayhan, nampak Devan tengah menatap kakak sekaligus bosnya itu dengan tatapan kesal.

"Sejak kapan kantor memperbolehkan seorang pekerja paruh waktu berjualan?" Tanya Devan lagi.

The Truth Of Love (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang