17. Antara kebenaran dan Kebohongan

482 36 1
                                    

Hadi menghela nafasnya, pria itu terbuai dalam pikirannya setelah mendengar cerita yang disampaikan Ezzy.

"Jadi, kau berniat membalas dendam?" Tanya Hadi.

"Ya, aku sudah melakukannya."

"Dengar, Devan tidak terlibat dalam kecelakaan yang menimpa Relina. Ini juga tidak adil untuknya," Ujar Hadi.

"Tapi apa ini juga adil untuk Relina?" Tanya Ezzy.

"Apa Relina akan senang dengan prilakumu yang seperti ini Quenetta!" Bentak Hadi.

"Jangan panggil aku Quenetta! Aku tidak sudi menggunakan nama yang diberikan pria itu."

"Dia ayahmu," Hadi memperingati.

"Sekarang, katakan padaku, mengapa kau tidak berusaha membuatku mengingat semuanya?" Tanya Ezzy penasaran, mengapa Hadi membiarkannya selama tiga tahun ini. Lagipula dimana Raznaji, mengapa Ezzy tidak mendapat kabar darinya.

"Aku berusaha, namun Raznaji selalu bilang, bahwa lebih baik kau lupa segalanya."

"Raznaji bilang begitu? Kenapa?" Tanya Ezzy dengan heran.

"Kau memang sudah bisa mengingat segalanya, namun ada beberapa hal yang tidak kau ketahui."

"Kalau begitu beri tahu aku," Ujar Ezzy dengan kesal.

"Setelah kecelakaan, kau koma selama dua bulan, dan ibu meninggal saat malam itu juga."

"Aku tahu," Komentar Ezzy dengan suara bergetar.

"Aku dan Raznaji memutuskan untuk tidak memberitahu kabar tentangmu kepada ayah. Pada awalnya aku keberatan, mengapa aku harus melindungimu padahal kau sudah menyebabkan ibu meninggal, namun aku tetap melindungimu dari ayah dan ibu tirimu. Kau sadar, dan kau lupa segalanya, kau lupa segala hal-hal penting yang harusnya kau ingat. Aku kesal, aku merasa buruk, lalu aku memutuskan membawamu kembali ke rumah dan Raznaji menyetujuinya. Setiap hari bertemu denganmu, setiap hari berhadapan dengan kau yang selalu bertanya dimana ibu, mengapa ibu meninggal membuatku frustasi. Aku ingat saat itu aku menamparmu, lalu keesokan harinya kau pergi. Raznaji marah besar, dia tidak ingin menemuiku lagi, dan kau tahu, seminggu setelah ibu meninggal aku di pecat."

Ezzy terdiam, dia begitu banyak membuat masalah.

"Dan, aku bertemu denganmu untuk pertama kali setelah kau pergi saat malam dimana aku mabuk berat. Aku bertemu dengan Raznaji untuk pertama kalinya juga adalah saat aku menjualmu, dia tidak tahu bahwa aku yang menculikmu, coba bayangkan betapa murkanya dia. Aku percaya, saat itu dia pasti mengenalimu, melihat bagaimana cara dia memperjuangkan harga untuk mendapatkanmu. Tidak lama lagi, dia pasti menemukanmu."

"Dan lagi..." Hadi menggantung kalimatnya. Ezzy mengangkat kedua alisnya dengan ekspresi penuh tanya.

"Aku minta maaf, tidak seharusnya aku menyalahkanmu. Ibu memutuskan untuk menyelamatkan puterinya, tidak ada yang salah untuk itu. Saat itu, aku hanya terguncang dan tidak siap untuk keadaan."

"Apa ini artinya kakak tidak marah padaku lagi?" Tanya Ezzy.

"Aku tidak marah, aku bahkan tidak membencimu. Aku mengambil banyak waktu untuk memikirkan tentang ini setelah Devan menemuiku," Jelas Hadi.

"Kapan dia menemuimu?" Tanya Ezzy.

"Beberapa malam yang lalu, saat kau sudah dibeli seseorang yang ternyata kawannya."

Ezzy menganggukan kepalanya berkali-kali, dia ingat kejadian naas itu.

"Kakak keterlaluan saat itu," Cibir Ezzy.

"Aku tahu aku salah, aku minta maaf. Dan, aku harap kau mau melupakan tentang masalalu yang menimpa kita. Kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik sekarang, ceritakan yang sebenarnya kepada Devan, dan dia pasti mengerti dengan keadaanmu."

The Truth Of Love (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang