07. Pergi tanpa Pamit, Bertemu tak terduga

1.3K 103 9
                                    

Terkadang jatuh cinta itu mudah, semudah seperti bernafas. Hingga kamu sendiri tak menyadarinya






Jangan lupa vote dan comenntmu^^  btw udah perbaruin wattpad gak sih kalian? Sekarang tampilannya berbeda jangan biarkan apk kalian usang pembaca😂





Devan menghentikan mobilnya ditepi jalan yang sepi, dia keluar sembari membuka kancing jas memperlihatkan kemeja putih yang tampak melekat pas ditubuhnya, dia bersandar pada mobilnya sambil berdiri berhadapan dengan seorang pria berjas lengkap dengan kacamata tebal yang bertengger membingkai wajahnya yang nampak ramah. Devan menghela nafas, menyalakan rokok yang sedari tadi dia pegang.

"Kamu mau," Tawarnya pada pria itu.

"Tidak pak," Jawab pria itu dengan senyum merekah memperlihatkan deretan giginya yang putih rapi.

"Jadi bagaimana?" Tanya Devan sesaat setelah dia menghembuskan asap rokok yang mengepul ke udara.

"Saya mendapatkannya, dia sedang berada di Club malam, pria itu sepertinya memiliki hubungan dengan nona, anda ingin melihat rekaman CCTVnya?"

"Berikan."

Dan, Devan rasa yang dikatakan Paris benar, Ezzy dan pria gila yang memukul Ezzy ini memiliki hubungan, terlihat dari Ezzy yang menghampiri deluan pria yang terduduk tak jauh dari tempat kerja Ezzy, mereka berbicara cukup lama, Devan dapat melihat Ezzy yang menangis sambil menggelengkan kepala ketika pria itu mencengkram kuat kedua bahu Ezzy, lalu pria itu dengan tega menampar Ezzy hingga gadis itu terjatuh dan pria itu mengambil semua uang Ezzy.

"Ayo temui dia," Ujar Devan dengan dingin, seketika Paris yang selalu menunjukkan senyum merekah hanya dapat membentuk satu garis kaku pada bibirnya.

"Kamu tau namanya?" Tanya Devan pada Paris yang tengah mengemudikam mobil Devan.

"Namanya Hadi pak, umur 26 tahun seorang pengangguran," Jawab Paris menjelaskan.

"Lalu apa hubungannya dengan Ezzy," Devan memijit pelipisnya.

Beberapa saat kemudian, Devan dan Paris sampai di sebuah Club kecil yang terletak di pinggir kota, keduanya memasuki Club namun di tahan oleh dua orang penjaga, Paris menunjukkan ID nya, setelahnya mereka diperbolehkan masuk.

"Apa kita akan membuka meja?" Tanya Paris.

"Tidak," Jawab Devan.

"Kita akan buka ruang VIP," Lanjut Devan dengan senyuman sinis.

***

Ezzy memijit pelipisnya, dia masih terlentang di atas kasur dengan memandang langit-langit kamar. Pikiran Ezzy berkecamuk, memikirkan Devan pria yang membuat Ezzy harus berpikir berkali-kali lebih cermat untuk memastikan, benarkah itu Devan yang pernah ia kenal. Rasanya mungkin saja, tapi apakah Devan masih mengenal Ezzy, semua yang Devan lakukan pasti hanya karena Ezzy memiliki hutang kepadanya bukan karena Devan ingat siapa Ezzy.

"Rasanya tidak mungkin dia mengingatku," Gumam Ezzy.

Tak lama setelah memutuskan untuk bangkit, terdengar ketukan dari arah pintu kos Ezzy. Ezzy merengut, dia yakin itu pasti Devan, Ezzy langsung menyentuh sudut bibirnya. Dia tidak mengompres lebam itu semalam. Ezzy bergegas bangkit dan membuka pintu, benar saja Devan sudah berdiri di sana dengan pakaian santai.

The Truth Of Love (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang