"So, won't you take me home"
Devan tertawa hambar, media zaman sekarang benar-benar kotor pikir Devan. Meskipun dia bekerja pada bidang media juga, namun perusahaan yang di pimpin oleh Rayhan selalu mengutamakan kebenaran dan fakta, haram bagi perusahaan Rayhan dan bagi karyawannya untuk mengarang sebuah cerita demi sebuah berita.
Devan tidak habis pikir dengan apa yang ia lihat sekarang, di layar handponenya terpampang artikel tentang dirinya dan Ralin ditambah sebuah foto yang menampakan dia dan Ralin yang saling nampak berpelukan di area parkir sebuah club. Devan lagi-lagi tersenyum hambar, Ralin tidak tahu tengah berhadapan dengan siapa.
Dengan menghela nafas Devan memutuskan menekan nomor telepon Fahmi, sudah lama dia tidak bermain-main, permasalahannya dengan Ezzy benar-benar membuatnya hampir gila, dan dia butuh pelampiasan sekarang.
"Cari tahu dimana Ralin berada sekarang," Perintah Devan setelah teleponnya tersambung dengan Fahmi.
"Aku akan menunjukan permainan yang menyenangkan kepadamu," Ucap Devan lagi dengan tatapan yang menggelap.
Setelah menutup sambungan telepon, Devan memutuskan ingin beranjak dari kursinya, namun dia tahan oleh kedatangan Rayhan.
"Apa kau bisa menjelaskan ini, ku kira kau sangat tidak suka dengan anak Baskoro," Cerca Rayhan tanpa tahu masalah sebenarnya.
"Aku memang tidak menyukainya, aku tidak pernah mengerti mengapa para wanita bisa menjadi begitu agresif soal mencintai," Keluh Devan, tiba-tiba dia ingat apa yang menimpa Rayhan karena Sinta.
"Alana tidak seperti itu, dia cenderung sangat tidak peduli," Balas Rayhan.
"Kakak tidak bisa membandingkannya dengan Kak Alana. Istri kakak itu tidak ada duanya di dunia ini," Ujar Devan.
"Kau butuh bantuan untuk mengurus ini?" Tanya Rayhan sembari menunjuk artikel dari handponenya.
"Aku akan mengurusnya sendiri, jadi biarkan untuk satu hari saja," Jawab Devan senyuman dingin.
Rayhan hanya mengangguk sebagai balasan dia memperbolehkan Devan untuk pulang cepat, lagipula ini sudah pukul tujuh malam. Karena sibuk bekerja, Devan baru mengetahui tentang artikel tentangnya, padahal artikel itu sudah di unggah sejak tadi pagi.
Sedangkan Fahmi yang di perintahkan oleh Devan mencari keberadaa Ralin, tidak menemui kendala yang berarti. Dengan mudah dia menemukan lokasi Ralin berada dan dengan segera dia memberitahu Devan. Beberapa saat setelah mendapat informasi dari Fahmi, Devan melajukan mobilnya untuk memulai permainannya.
Devan duduk bersisian dengan Fahmi setelah dia sampai di club yang sama saat dia bertemu dengan Ralin. Dia sengaja memesan ruangan kedap suara, dan dia memerintah salah seorang pelayan di club yang ia kenal baik untuk menyampaikan pesannya kepada Ralin yang tengah berkumpul dengan kawannya di lantai bawah.
"Apa yang ingin kau lakukan sebenarnya?" Tanya Fahmi penasaran.
"Sesuatu yang membuatku puas tentu saja," Jawab Devan, bersamaan dengan itu pintu ruangan mereka terbuka. Nampaklah sosok Ralin dengan setelan celana jeans ketat dan baju kaos putih berlengan pendek yang mencetak lekuk badannya. Fahmi memicingkan matanya, dia kenal gadis ini, gadis yang sempat Devan ceritakan karena bersikap kurang ajar saat pertemuan pertamanya dengan Devan. Fahmi hanya dapat menggelengkan kepalanya dengan sedih, gadis ini salah berurusan dengan Devan. Karena, satu, Devan tidak menyukai tipikal wanita seperti Ralin. Dua, Devan terlalu mencintai Ezzy. Tiga, Devan benar-benar tidak suka diusik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Of Love (Complete)
Romance#1 coldprince (090919) Yang menjadi takdirmu tak kan pernah melewatkanmu.. STORY OF DEVAN GEKAS Devan menemukan gadis itu club malam, gadis yang selama ini dia cari, gadis yang pernah berdiri disamping Devan, hanya kepadanya lah Devan yang dingin be...