Bab 11
Mereka berkomat-kamit membaca doa dalam upaya menyadarkan Nanda. Tetapi, nalurinya untuk bunuh diri semakin kuat dan mengacaukan kesadarannya.
Dengan napas yang tersendat-sendat dan bibir gemetar, Nanda berkata kepada Ade, karena matanya yang liar itu tertuju pada Ade, "Ambil tali...! Tal... tali...!"
Ade gugup, tak tahu harus mengambil tali ke mana.
Yang lain juga sibuk mencari tali tanpa mengerti maksud Nanda.
Malahan Adi berseru, "Jangan! Jangan beri tali dia! Dia mau gantung diri...!" Maka, semua yang sibuk mencari tali berhenti seketika."Ayu...! Aaaow...!"
Nanda mengerang setelah mendesah menyebutkan nama Ayu. Bayangan perempuan itu semakin kuat dan seakan meremat hatinya, menciptakan rasa sakit yang sukar dipahami. Kembali matanya yang nanar itu memandang Yoppi.
"Taliii... cepat taliii...! Ikat tubuhku di pohon! Ikat kuat-kuat...!
Oh, tolong...!"
Barulah mereka mengerti maksud Nanda yang sebenarnya.
Dia minta diikat di pohon, supaya segala gerakannya terbatas.
Maka, mereka sibuk mencari tali untuk mengikat tubuh Nanda.Pada saat itu, terdengar lagi Nanda berkata sambil memejamkan mata kuat-kuat, "Ada di... di mobil! Ada di mobilku...! Taliii...!"
Ade berlari ke arah mobil, dan mendapatkan segulung tambang di samping tempat duduk sopir.
Di situ juga terdapat borgol, gelang besi untuk pencuri, yang diperkirakan milik ayah Nanda yang memang sebagai kepala polisi di sebuah resort. Ade membawa serta borgol yang siap digunakan itu.
Tepat ketika Ade tiba kembali di depan Nanda, pemuda diracun kerinduan itu menggeram sambil berkata, "Taaa... tanganku... oh, tanganku mau mengeras...!
Ouh... tolong, tolong diborgol ke belakang! Cepat, cepat...! Cepat...!" Bahtiar merebut borgol dari tangan Ade, lalu segera memborgol kedua tangan Nanda.Tangan kanan itu belum sempat menjadi kaku ketika ditautkan ke belakang dan dijadikan satu dengan tangan kiri, lalu diborgol keduanya. Crek...!
Sambil terengah-engah, Nanda menyebut "Ayu" beberapa kali.
Di sela kata-kata Ayu itu ia berkata, "Ikat aku...! Ikat di pohon mangga, belakang kamar mandi itu...!
Lekas..., bawa aku ke sana...!
Ouh..., Ayu!
Aku ingin bertemu Ayu...!"
Reza yang berbadan besar segera membawa Nanda ke pohon mangga. Yoppi dan Ade membantu mengikat tubuh Nanda, dijadikan satu dengan batang pohon.
"Ikat yang kuat! Jangan sampai ia bisa bergerak," kata Bahtiar dengan gugup.
Tali itu cukup panjang. Agaknya Nanda berhasil menyiapkan peralatan yang sederhana itu, sehingga tubuhnya berhasil diikat dari dada sampai ke kaki.
Ia seperti seorang tawanan yang siap dihukum tembak.
Sementara Nanda menggeram dan terengah-engah, mulut-mulut yang lainnya gemetar tidak berani bicara. Dalam hati mereka timbul perasaan macam-macam, antara kasihan, takut dan heran bercampur menjadi satu, membuat mereka hanya terbengong-bengong dengan jantung berdebar-debar.Lonceng di gardu ronda terdengar samar-samar satu kali. Itu pertanda malam telah melewati pertengahan, dan sepi kian menghadirkan kesunyian. Saat itulah, masa-masa kemunculan Ayu ke kamar seruni pada motel tersebut. Namun, kali ini bukan Ayu yang muncul menemui Nanda, melainkan kerinduannya yang amat menyiksa.
Gairah ingin bercumbu meluap-luap. Birahi Nanda bagai membakar jiwa. Menuntut satu pelampiasan yang nyata, namun ia tidak mampu berbuat apa-apa karena tubuhnya terikat kuat di pohon sedangkan kedua tangannya diborgol ke belakang.
Nanda mengerang dengan otot leher menjadi bertonjolan keluar. Ia menahan gejolak hasratnya yang membara di luar kewajaran."Ta... tang... tanganku... tanganku... kakkk... kaku!
Iaaa... ia mau bergerak sendiri...!
Oh... ouh...! Aaaow...!"
Nanda memekik tertahan dengan kepala mendongak-dongak, seakan berusaha keras untuk dapat melepaskan tangan kanannya dari borgol.
Ia juga menggerak-gerakkan badannya, bagai ingin meronta dari ikatan. Tetapi, ia tidak berhasil.
Ikatan terlalu kuat dan borgol pun cukup kokoh menautkan tangan kanan dengan tangan kirinya.
Jiwanya bagai terbagi dua, antara ingin bunuh diri dan ingin melawan hasratnya itu.
Akibatnya Nanda tiada habisnya mengerang, menggeram dan meronta-ronta.
![](https://img.wattpad.com/cover/176619483-288-k490503.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl At Middle Night.
HorrorTakkan ada yang menyangka bahwa Mahmud bunuh diri dengan cara yang tidak wajar,banyak spekulasi yang bermunculan di antara teman² kampusnya,apakah bunuh diri ataukah di bunuh ?