Keduanya ternyata memang pasangan yang tak pernah mengenal lelah.
Banjir keringat bukan penghalang bagi mereka untuk terus berpacu. Kali ini, ranjang menjadi tumpuan amukan birahi mereka.
Seprei kasur menjadi lusuh. Morat-marit tak karuan.
Ayu mengamuk setiap birahinya melambung tinggi, melahirkan pekik dan ringkikan yang serak-serak manja. Dan, suara itu membuat Nanda makin menggebu-gebu dalam cumbuannya, makin dibakar gairahnya, meskipun ia sudah berulangkali melambung tinggi mencapai puncak harapannya.Di awal dini, akhirnya petualangan cinta mereka berhenti. Ayu yang memohon agar Nanda mengakhiri 'pelayarannya' saat itu juga.
"Hari sudah menjelang pagi, dan kita harus berpisah lagi, Nanda," kata Ayu memberi pengertian dengan sabar dan lembut.
Nanda mendesah, seakan tak mengizinkan Ayu pergi. Ia memeluk perempuan itu dalam satu rengek kemanjaan seorang lelaki.
Erat sekali ia memeluk Ayu, sehingga Ayu merasa kehadirannya sangat dibutuhkan oleh Nanda disetiap saat. Ayu menjadi haru. Ia mencium Nanda beberapa kali, bahkan kini ia juga memeluknya erat-erat dengan kedua kaki menggamit tubuh Nanda."Aku juga tidak ingin berpisah," bisik Ayu. 'Tapi keadaanku tidak mengizinkan kasih kita selalu berpadu sepanjang hari, bahkan sepanjang masa, Nanda."
"Aku ingin memilikimu, Ayu. Aku ingin membanggakan kekasihku kepada mereka!"
"ltu tidak mungkin, Nanda. Ada penghalang di antara kita."
"Aku akan menembusnya, Ayu!
Aku akan menghancurkan penghalang itu!" ucap Nanda dalam pelukannya. "Apa pun yang harus kutempuh, aku harus bisa memiliki kamu, Ayu.
Aku tak mau tersiksa seperti kemarin malam lagi. Aku tak mau!"
Ayu merasa kaget, dan bingung juga menggadapi sikap lelaki seperti Nanda. Ia masih memeluk Nanda, membiarkan Nanda tengkurap di atasnya.
Tangan Ayu mengusap-usap kepala Nanda dengan lembut, seakan satu curahan rasa kasih sayang yang tak ingin berakhir sampai di situ.Setelah melalui masa bungkam yang mendalam, Ayu pun berkata lirih, "Carilah potongan tanganku, dan tempelkan pada jasadku, maka aku akan hidup kembali dan kita bisa berdua ke mana saja, Nanda."
Kali ini, Nanda menarik wajahnya, ia mengatur jarak dengan menggunakan kedua lengan dipakai bertumpu di kasur. Ia memandang Ayu yang terbaring di bawahnya, lalu bertanya, "Bukankah kedua tanganmu dalam keadaan lengkap, tak kurang satu apa pun?"
Kismi menggeleng, wajahnya sendu. "Ini tangan semu. Tangan yang ada dalam khayalanmu saja.
Jasadku ini juga jasad yang ada dalam khayalanmu, Nanda. Itulah sebabnya kukatakan, bahwa di antara kita ada batas penghalang, yaitu khayal dan kenyataan!Terkadang manusia tidak bisa membedakan keduanya. Kau tidak bisa melihat, bahwa tangan kananku ini sebenarnya buntung.
Dipotong oleh Rendy, bekas kekasihku yang punya penyakit syaraf."
"Di mana orang itu sekarang?"
"Ada di neraka. Kau mau ikut ke neraka?"
Nanda menghempaskan napas. Ia masih belum mau melepas hubungan kasihnya, dan tetap membiarkan dirinya di atas Ayu. Lalu, dengan suara sedikit bimbang ia bertanya, "Di mana kau dibunuh oleh Rendy?"
"Di kamar ini!"
"Dan, potongan tanganmu di simpan di mana?"
"Entahlah. Mungkin di kamar ini, mungkin di tempat lain.
Dibuang begitu saja. Carilah, dan letakkan pada jasadku yang bersemayam di dalam kotak kaca, maka rohku yang ada di dalam batu Cincin Zippus itu akan membuatku hidup kembali.Kematianku yang ketiga nanti, adalah kematian yang sejati. Tapi, saat ini, aku masih bisa hidup dan menikmati kehidupan selayaknya manusia biasa...!"
Nanda mendesah, lalu menegaskan kata, "Akan kucari potongan tanganmu itu sampai dapat!"
"Tapi, hati-hati, Nanda. Dia ganas!
Dia memendam kutuk dan dendam! Dialah yang semalam berusaha ingin membunuhmu!"
Merinding juga Nanda jika teringat peristiwa kemarin malam. Tapi, demi teringat kemesraan dan cintanya kepada Ayu, Nanda tetap bertekad untuk mencari potongan tangan kanan Ayu. Hanya saja, di mana potongan tangan itu dibuang oleh Rendy, atau disembunyikan?
Ah... itu satu hal yang sulit bagi Nanda. Sukar ditentukan secara logika.
![](https://img.wattpad.com/cover/176619483-288-k490503.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl At Middle Night.
HorrorTakkan ada yang menyangka bahwa Mahmud bunuh diri dengan cara yang tidak wajar,banyak spekulasi yang bermunculan di antara teman² kampusnya,apakah bunuh diri ataukah di bunuh ?