Confession

3.5K 339 59
                                    

"Apa kamu tidak merasa gugup?" tanya Phana pada Forth.

Forth melirik Phana sekilas. Dia sedang duduk sambil berlatih lagu yang akan dia bawakan. "Tidak, haruskah?" tanyanya santai.

Malam ini adalah malam pemilihan para bulan dan bintang. Phana menggeleng. Forth sama sekali tidak peduli dengan pemilihan ini.

"Aku dengar seniormu akan menghukummu jika kamu tidak menang" ujar Phana lagi. Forth tersenyum tipis.

"Sejak awal, aku lebih bersedia menerima hukuman dibandingkan mengikuti pemilihan bulan dan bintang bodoh ini" jawabnya.

Phana menggeleng. Pria didepannya benar-benar aneh.

"Well, Good luck kalau begitu" ujarnya sambil menepuk bahu Forth dan naik ke panggung. Seorang senior memanggilnya dan mengatakan bahwa sekarang giliran dia naik ke atas panggung.

Setelah Phana, giliran Forth tampil. Ia menatap para bulan dan bintang. Sebagian terlihat lega. Sebagian terlihat tegang. Sejujurnya, awalnya dia juga merasa gugup. Tapi hanya dengan sebuah pesan singkat dari Beam membuatnya tidak peduli apapun yang akan terjadi.

"Good luck. Aku akan menontonmu dari bangku penonton"

Forth menatap handphonenya dan tersenyum. Dia tidak peduli jika dia kalah sekalipun. Karena dia tahu, Beam tidak akan berubah padanya. Tidak peduli bagaimanapun hasilnya.

Forth menatap Phana yang turun dari panggung.

"Giliranmu man!" ujarnya.

Forth mengangguk. Dia menenteng gitarnya dan naik ke atas panggung.

******

Seorang MC memperkenalkan Forth. Forth naik ke atas panggung dan menatap ke arah penonton. Ada ratusan orang tapi dia bisa mengenali Beam yang duduk diapit kedua orangtuanya dan kedua orang tua Beam. Dia juga bisa melihat Kit, Earth dan Lam duduk di belakang mereka.

"Gitar. Apa kamu akan bernyanyi?" tanya MC

Forth mengangguk "Krab" jawabnya. Dia menatap kedua ke arah kedua orang tuanya. Dia tahu dia akan menciptakan mala petaka bagi mereka malam ini tapi dia sudah membulatkan tekadnya.

"Baiklah Nong. Good luck" ujar sang MC sambil membiarkan Forth mengambil alih panggung. Forth duduk di atas sebuah bangku dan mencoba menyesuaikan letak gitarnya.

"Selamat malam" ujarnya sambil tersenyum lembut ke arah Beam. Semua penonton menjawab salam Forth. Sebagian penonton wanita berteriak histeris. Tapi Forth hanya melihat ke arah Beam. Dia bahkan mengabaikan para seniornya yang berdiri di belakang panggung dan memperlihatkan tampang seram padanya. Oak bahkan memberikan isyarat kalau Forth akan mati jika dia kalah.

"Sejujurnya. Ketika mengikuti pemilihan ini saya tidak menyangka kalau saya harus menampilkan sesuatu. Jadi ketika panitia berkata bahwa saya harus menampilkan bakat saya, saya tidak tahu harus melakukan apa"

"Saya tidak punya bakat. Saya bahkan kalah bermain game dengan sahabat saya Earth" sebagian penonton tertawa mendengar lelucon Forth.

"Lalu saya teringat beberapa hal yang saya sangat ahli melakukannya. Pertama adalah berkelahi" Forth bisa melihat ayahnya memutar bola matanya dan ibunya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Tapi saya tidak mungkin memperlihatkan cara berkelahi jalanan diatas panggung" ujarnya. Semua orang kembali tertawa.

"Yang kedua......" Forth menatap Beam "Saya sangat ahli dalam memendam perasaan"

Perkataan Forth membuat semua orang bersorak. Beam terlihat dia ingin melarikan diri dari auditorium. Para senior Forth ingin menyeretnya turun. Tapi Forth tidak peduli.

Mine, Now and ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang