Teman Baru

4.4K 433 83
                                    

Sudah seminggu sejak Beam tinggal dengan keluarga Jamornhum. Dia mulai terbiasa. Dia senang ibunya tidak lagi menangis setiap malam. Ayahnya bahkan selalu mengantarkan dan menjemputnya ke sekolah setiap hari setelah dia mengantarkan Forth. Beam sudah terbiasa dengan kehadiran Forth disisinya. Dia tidak lagi mengunci kamarnya karena Forth selalu menginap setiap malam di kamarnya. Mereka akan menghabiskan waktu membaca. Forth akan memaksa Beam bermain game dan Beam akan memaksa Forth belajar bersama. Suatu hari Paman New memanggilnya.

"Bagaimana jika kamu satu sekolah dengan Forth?" tanyanya.

Beam terdiam dan memandang ayahnya.

"Ah tidak usah New. Aku tidak akan mampu membiayainya disana" jawab Ayah Beam.

"Tidak usah khawatir soal biaya. Aku akan membiayai semua pengeluarannya" Paman New mencoba meyakinkan Ayah Beam.

"Tapi..." Ayah Beam menatap temannya ragu. Dia sudah banyak merepotkan temannya.

"Semenjak ada Beam, wali muridnya tidak pernah mengeluh soal Forth yang tidak mengerjakan tugasnya. Beam selalu membuat Forth mengerjakan tugasnya. Beam bahkan bisa mengajari Forth lebih baik dari pada guru privatenya jadi anggap saja ini balasan karena Beam sudah menjadi anak yang baik. Jika mereka satu sekolah mereka juga bisa saling menjaga dan membantu satu sama lain" tawar Paman New.

Ayahnya menatap Beam "Bagaimana Beam?" tanya Ayahnya "Apa kamu mau satu sekolah dengan Forth?" tanya Ayahnya. Beam menatap Forth yang berdiri di belakang Paman New. Forth menatap Beam penuh harap. Beam tidak punya banyak teman di sekolahnya sekarang. Bisa dibilang Forth satu-satunya temannya saat ini jadi dia mengangguk. Forth berteriak senang, berlari ke arah Beam dan memeluknya.

"Yeay....kita akan satu sekolah!" teriak Forth senang

Beam hanya terdiam dan membiarkan Forth memeluknya. Dia sudah terbiasa dengan kelakuan ribut Forth.

****

Beam menatap teman sekelasnya gugup. Dia tidak suka menjadi pusat perhatian. Terutama ketika dia melihat kelas ini hanya dihuni lima belas orang. Beam bisa mendengar teman-teman barunya membicarakannya dengan jelas.

"Anak-anak. Ini Baramee Vongphivan. Mulai dari sekarang Baramee akan belajar bersama kita"

Wali muridnya memperkenalkan Beam.

"Nah Baramee. Coba katakan sesuatu pada teman-temanmu" pinta wali muridnya. Beam menatap teman-temannya gugup.

"Baramee Vongphivat krab. Kalian bisa memanggil saya Beam"

Semua teman kelasnya mulai ribut. Beam melihat seseorang mengangkat tangan.

"Ada apa Earth?" tanya Wali muridnya.

"Dia wanita atau pria?" tanya Earth.

Dan pertanyaannya dihadiahi sebuah pukulan oleh bocah di belakangnya.

"Forth! Kenapa kamu memukulku" protes Earth.

"Apa kamu tidak bisa melihatnya memakai celana?" protes Forth

"Aw....ibuku juga memakai celana tapi dia seorang wanita" ujar Earth polos membuat teman-temannya tertawa. Sementara Beam hanya bisa cemberut. Rasanya dia ingin menggali lantai kelasnya dan menguburkan diri disana.

"Oke Class! Diam!" perkataan wali muridnya membuat seluruh kelas kembali senyap.

"Jika tidak ada pertanyaan lagi Beam bisa memilih tempat duduk, kamu bisa duduk disebelah May atau...." wali muridnya melihat Forth yang dengan semangat melambaikan tangannya pada Beam. Wali muridnya bisa melihat Beam memutar bola matanya ketika dia melihat Forth. Tapi tanpa ragu, Beam berjalan ke arah Forth dan duduk disebelahnya.

Mine, Now and ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang