Aku memilihmu

4.8K 414 88
                                    

"Beam sudah pulang" Jawab Phana ketika Forth, Lam, dan Earth datang untuk makan siang.

Forth menatap Phana heran "Pulang? Tapi bukankah kalian masih punya jam mata pelajaran hingga sore?" tanyanya bingung.

Phana dan kit mengangguk "Aku sudah mengatakannya tapi dia bilang dia ada urusan penting"

Forth terdiam. Lam dan Earth saling pandang. Forth tiba-tiba bangun dan meninggalkan mereka tanpa mengatakan apapun.

"Perang sepertinya dimulai" ujar Lam pelan. Phana dan Kit menatap Lam terkejut. Lam jarang memulai pembicaraan.

"Ehm...menurutmu mereka akan baik-baik saja?" tanya Earth.

Lam tersenyum tipis "Entahlah tapi yang pasti Forth akan memilih Beam diatas segalanya" jawabnya.

Phana cemberut. Perang? Memilih?

"Bisakah kalian menjelaskannya padaku?" tanya Phana

"Butuh delapan tahun untuk menjelaskan semuanya" Goda Lam.

*****

Forth berjalan ke kantor Ayahnya. Beam tidak mengangkat telponnya. Dan ketika dia ke rumah Beam, Beam juga tidak pulang ke rumahnya. Dia tahu, jika ada orang yang bisa menghentikan Beam untuk menemuinya, maka orang itu adalah Ayahnya.

"Selamat siang Tuan Muda" sapa sekretaris Ayahnya

"Pho ada?" tanya Forth.

"Tuan Besar sedang rapat. Bagaimana jika menunggu di ruang tamu?" tanyanya.

Forth mengangguk dan mengikuti sekretaris Ayahnya ke sebuah ruangan. Hanya ada sofa dan jendela kaca di ruangan tersebut.

"Anda ingin minum atau makan sesuatu?" tanya sekretaris Ayahnya. Forth menggeleng. Dia masih sibuk menatap Handphonenya. Berharap Beam membalas pesannya. Forth mendesah karena Beam masih juga tidak membaca pesannya.

Forth menunggu hingga empat jam sampai New akhirnya menampakkan dirinya. New menatap Forth heran.

"Bukankah kamu ada jadwal kuliah? Kenapa kamu ada disini?" tanyanya kesal.

Forth berjalan ke arah Ayahnya dan menatapnya tajam.

"Apa yang pho lakukan pada Beam?" tanyanya.

New menatap Forth yang lebih tinggi darinya sedikit. Anak ini tidak pernah begitu giat kecuali hal yang berkaitan dengan Beam. New berdecak.

"Pho menghentikan beasiswanya" ujarnya santai. Forth menatap Ayahnya tidak percaya.

"Pho!" teriaknya kesal. Bukan hanya Ayahnya melupakan janjinya tapi juga mengambil satu-satunya impian Beam.

"Bagaimana Pho tega melakukannya!" ujarnya sambil mencoba menahan emosi. Jika New bukan Ayahnya maka tinjunnya sudah menggapai New. Forth mengepalkan tangannya kuat.

New menatap anak satu-satunya dingin.

"Jika ini satu-satunya cara untuk menghentikan kalian berdua maka Pho akan melakukannya" ujar New.

Forth menatap New dingin dan tertawa "Tidak akan ada yang bisa menghentikan Forth untuk mencintai Beam. Tidak juga Pho" teriaknya.

"Jadi kamu lebih memilih dia kehilangan impiannya" ujar New dingin.

Forth menatap Ayahnya "Forth akan menemukan cara untuk mewujudkan impian Beam" ujarnya

New tertawa meremehkan "Kamu? Apa yang bisa kamu lakukan" ujarnya.

"Apapun. Forth akan melakukan apapun demi Beam" ujarnya sambil membanting tasnya ke lantai di hadapan New, begitu juga kunci mobilnya, kunci kamarnya, dan dompetnya.

Mine, Now and ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang