Love

4.1K 431 46
                                    

Warning!
Ini akan mengandung isu sensitif. Buat yang dibawah 21 tahun mohon tidak membaca
*cough* Not a smut *cough*

****

Setelah beberapa bulan berada disekolahnya Beam belajar bahwa sekolah barunya berbeda dari sekolahnya dulu. Dia dulu bersekolah di sekolah swasta. Tapi siswanya datang dari berbagai kalangan. Disekolah ini, hanya ada anak seperti Forth. Mereka yang pergi dan pulang sekolah dengan mobil mewah. Berpakaian mewah. Memperoleh segalanya yang mereka inginkan. Beam adalah satu-satunya pengecualian di sekolah ini. Karena itu, dia mengerti kenapa ada beberapa anak yang tidak suka padanya.

Beam belajar untuk menempatkan diri. Untuk tidak selalu mengikuti kegiatan sekolahnya jika kedua orang tuanya tidak mampu membiayainya. Dia tidak ingin bergantung pada keluarga Jamornhum. Seperti saat kelulusan mereka di sekolah dasar, sekolah mereka mengadakan perjalanan ke Disney Land Tokyo. Beam memilih pergi ke chiang mai dan menghabiskan liburannya ke tempat kakek dan neneknya. Tentu saja Forth merengek untuk ikut bersama Beam tapi kedua orang tuanya melarangnya. Saat itu pertama kali Forth tidur sendirian selama sebulan tanpa Beam. Dan pertama kali dia belajar arti kata rindu.

Dia merindukan Beam. Beam yang selalu mengalah padanya. Beam yang pintar dan selalu tahu segalanya. Beam yang tertawa senang setiap dia bermain bersama rusa dan kuda miliknya. Beam yang terlihat seperti malaikat ketika dia tertidur. Beam yang suka cemberut ketika Forth tidak mengikuti perkataannya. Beam yang tidak pernah mengatakan apapun bahkan jika teman-temannya mengejeknya sebagai anak kurang mampu.

Dan ketika dia berjumpa kembali setelah satu bulan berpisah, Beamnya terlihat berbeda. Dia lebih tinggi dan lebih tampan. Satu-satunya yang membuat Forth lega adalah Beam masih memiliki wajah cemberut yang sama.

"Apa yang kamu lihat bodoh" ujar Beam ketika Forth menatapnya tak berkedip saat mereka bertemu kembali setelah berpisah satu bulan. Forth berjalan ke arah Beam dan memeluknya. Beamnya sudah setinggi bahunya sekarang.

"Kenapa kamu tidak kembali lebih cepat? Apa ada teman lain yang lebih keren dariku disana?" ujar Forth kesal. Beam tertawa dan membiarkan Forth memeluknya.

"Di dunia ini tidak ada yang seaneh kamu" ujar Beam.

"lain kali bawa aku bersamamu" ujar Forth kesal.

Beam terdiam sesaat. Walau dulu orang tuanya hidup kaya raya tapi kakek dan neneknya di chiang mai hidup sederhana. Bertani dan ke sawah. Rumah mereka bukanlah tempat yang bisa didatangi oleh tuan muda seperti Forth.

"Ehm...tentu saja, jika kedua orang tuamu mengizinkannya" ujar Beam.

Malamnya Forth bahagia dia bisa tidur kembali bersama Beam. Dan keesokkan harinya dia bahagia bisa bangun dan melihat Beam tertidur disebelahnya. Dia berjanji dia tidak akan berpisah dengan Beam.

****

Ketika SMP, berkat Forth, beam belajar bahwa dia juga bisa ahli dalam bidang olah raga. Dia mulai menekuni judo, karate dan renang. Olah raga yang tidak memerlukan kerja sama tim. Forth mendorong Beam untuk aktif agar Beam bisa menjaga dirinya sendiri. Setiap dua kali seminggu mereka akan ke gym milik Paman Earth dan berlatih disana. Dan setelah satu tahun Beam bahkan bisa mengalahkan Forth, Lam, dan Earth.

"Beam. Kamu ingin menjadi atlet?" ujar Paman Earth ketika melihat perkembangan Beam.

Beam menatap paman Earth datar "Apa menjadi atlet akan menghasilkan banyak uang?" tanyanya. Paman Earth terdiam.

"Well, bagaimana menurutmu dengan keadaan paman?" tanya Paman Earth.

Beam memandang Paman Earth, yang juga pelatihnya, dari ujung kaki hingga kepala "Menyedihkan, ditinggal anak istri dan suka minum sendirian" ujar Beam terus terang.

Mine, Now and ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang