You before Me

3.6K 379 28
                                    

Setiap tahun pekan olah raga nasional tingkat junior diadakan di Kasetrat, karena Kasetrat punya fasilitas yang memadai. Setara dengan fasilitas olah raga milik pemerintah. Dan yang membuat orang berjubel datang bukan hanya karena mereka ingin mendukung sekolah mereka tapi juga melihat siswa siswi Kasetrat yang terkenal tampan, cantik, dan kaya.

"Dimana Forth?!" tanya pelatih mereka. Semua orang yang sedang pemanasan di pinggir lapangan menoleh ke Earth.

Earth mendesah dan terus melakukan pemanasan "Jangan melihatku, kalian tahu dimana dia bukan?" ujar Earth. Semua temannya mendesah.

"Dia bersama Beam?!" tanya pelatih mereka tidak percaya.

Earth menatap pelatih mereka dan mengangguk

"Arghhhhh...." Pelatih mereka berteriak kesal. Pertandingan akan dimulai dalam lima menit tapi penyerang utama tim mereka belum kelihatan juga.

"Ck...Tidak ada yang bisa kita lakukan. Bahkan jika bapak berusaha menariknya kemari dia tidak akan ikut. Lagi pula, pertandingan judo tidak akan memakan waktu lama. Saya yakin Beam akan membawanya kemari" ujar Earth santai.

Pelatihnya menatap ke semua pemain lain dan mendesah.

"Baiklah. Sharp kamu menggantikan posisi Earth. Earth, kamu maju sebagai penyerang sampai Forth datang" ujar Pelatih mereka

Earth mengangguk. Ia kemudian melihat sekeliling. Selain Forth, Lam juga tidak terlihat. Dia pasti ada di sana, menyaksikan Beam bertanding. Earth mencoba untuk tidak cemburu. Dia mengerti betapa sulitnya melupakan cinta pertama. Lam butuh waktu.

****

"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Beam sambil berkacak pinggang. Dia sudah siap dengan seragam judonya.

Forth tersenyum lebar "melihatmu bertanding" ujarnya santai.

Beam mengusap wajahnya dengan sebelah tangannya "Ai Forth! Bukankah kamu ada pertandingan?" tanya Beam kesal. Forth dengan santai mengangguk.

"Lalu kenapa kamu masih ada disini?!" tanya Beam frustasi.

Forth masih tersenyum "Santai Beam santai....kami punya banyak pemain. Tanpa aku pun mereka akan baik-baik saja"

Beam mengerang frustasi. Dia menoleh saat pelatihnya memanggilnya.

"Cepat kemari karena pertandingan akan segera dimulai!" teriak pelatihnya.

"Krab" jawab Beam. Dia melirik sekilas ke arah Forth dan Lam yang duduk berdampingan di bangku penonton sebelum berjalan ke arah lapangan pertandingan.

Beam bisa mendengar semua orang meneriakkan namanya. Diantara semua teriakkan tersebut, beam bisa mendengar suara Forth berteriak "Go Beamy. Kalahkan dia!"

Beam mendesah panjang. Forth seharusnya di lapangan sepak bola saat ini.

Beam menatap lawannya tajam. Dia bertekad menyelesaikan pertandingan secepatnya agar Forth bisa segera kembali ke timnya. Sementara lawannya menatap Beam gugup. Beam terlihat menakutkan. Dan ketika wasit memberikan aba-aba, Beam tidak mengambil waktu. Dia menarik kerah dan lengan lawannya kuat lalu menunduk dan mengangkat tubuh lawannya sebelum membanting tubuh lawannya ke matras dalam hitungan detik. Lawannya terdiam.

"Ippon!"

Semua orang bahkan belum memahami apa yang terjadi. Beam berdiri dengan tidak sabar sambil menarik lawannya agar dia juga bisa berdiri. Wasit memberikan aba-aba agar mereka memberi hormat. Orang-orang baru menyadari kalau pertandingan sudah berakhir. Beam memberi hormat secepatnya dan berlari ke bangku penonton. Dia bahkan mengabaikan pelatihnya yang mencoba memeluknya.

Mine, Now and ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang