tiga

6.2K 760 13
                                    

yoongi tengah berbincang dengan teman-teman sekelasnya dan mengambil beberapa foto untuk kenangan. hari ini adalah hari kelulusan yoongi, dimana yoongi harus berpamitan kepada teman-temannya dan mengabadikan momen berharga ini agar bisa dikenang.

"yoongi"

yoongi menoleh kearah wonjun teman sekelasnya, "hmm?".

"aku dengar kau mendaftar sekolah di seoul, apa itu benar?", seketika perhatian teman-temannya tertuju pada yoongi. tidak banyak yang meninggalkan kampung halaman di usia muda, apalagi ke seoul untuk melanjutkan sma.

yoongi melirik kecil kearah teman-temannya "iya", jawab yoongi diiringi kekehan kecil.

"ah wae? sma di daegu juga bagus", komentar hyemi—yang diam-diam menyukai yoongi—dengan bibir ditekuk kebawah.

"bukan begitu, kalian tau kan aku suka bermusik. sma tempatku mendaftar merupakan sma yang terkenal dengan alumni nya, kebanyakan dari mereka adalah musisi dan produser. aku ingin menjadi seperti salah satu dari mereka"

teman-temannya mengangguk kecil, mereka sangat tau yoongi memiliki passion di musik. setelah mendengar penjelasan dari yoongi, satu persatu memberikan ucapatan selamat dan semangat.

"yoongi-a", wonjun merangkul yoongi. hampir mencekik.

"apa lagi?"

"bagaimana dengan adikmu? dia kan selalu menempel padamu"

"adik? a— taehyung?"

wonjun mengangguk. yoongi terdiam sebentar, menggaruk kepalanya.

"wae— kau belum memberitahu taehyung?" tanya wonjun. yoongi menggeleng kecil. "kau harus memberitahukannya. kau tahu kan, dia sangat lengket padamu",

"aku akan memberitahu taehyung nanti", wonjun bergumam mengiyakan.

"kapan kau berangkat ke seoul?"

"lusa"

"secepat itu?"

"aku harus mengurus pendaftaran dan asram—,"

"yoongi hyung!" yoongi menoleh ke asal suara. taehyung melambaikan tangan dari arah kerumunan orangtua murid.

"kau harus bilang padanya sekarang", ucap wonjun menepuk bahu yoongi lalu pergi meninggalkan yoongi.

"hyung!"

yoongi menoleh kearah taehyung yang sudah ada dihadapannya. senyum kotak itu melekat pada wajah yang lebih muda.

"chukae", taehyung menyodorkan sebuket bunga cukup besar dihadapan yoongi. yoongi terkekeh kecil sambil mengambil buket bunga dari tangan taehyung. "gomawo".













hari itu berakhir dengan tangisan. yoongi akhirnya mengatakan bahwa ia akan pergi ke seoul. taehyung terus mengatakan hal-hal seperti,

"bagaimana denganku? apa hyung akan meninggalkanku sendiri di daegu?"

"kenapa baru mengatakannya sekarang?"

"hyung kau serius?"

dan,

"hyung kumohon jangan pergi".

tapi keputusan yoong sudah bulat. entah bagaimana, taehyung pergi meninggalkan yoongi sendiri di taman dekat rumah. tempat mereka biasa bermain ketika kecil. taehyung pergi sambil menangis.

taehyung mengurung dirinya di rumah, dan terus menolak kedatangan yoongi yang ingin menjelaskan. bahkan pada hari terakhir yoongi di daegu.

"taehyung-a, apa kau tidak akan berpamitan dengan yoongi?", tanya eomma di mulut pintu. putra tertua nya itu berbaring di kasur dengan lesu. wajahnya sembab dan matanya memerah dari menangis terus menerus.

tidak mendengar jawaban dari putranya, eomma taehyung mendesah pasrah. "turunlah jika kau ingin menemui yoongi",

eomma menutup pintu kamar taehyung. yoongi menekuk wajahnya kebawah. iya, yoongi ingin bertemu dengan taehyung oleh sebab itu yoongi ikut ke kamar taehyung. tapi yoongi tidak bisa berbuat apa-apa ketika taehyung sendiri tidak ingin menemuinya.

"maaf yoongi-a, anak itu pasti akan menyesal tidak menemuimu",

"tidak apa-apa eomma", ucap yoongi melangkah keluar rumah. yoongi menampilkan senyuman hangatnya. "kalau begitu, aku pamit".

eomma taehyung memberikan pelukan panjang terakhir pada yoongi sebelum akhirnya yoongi menaiki mobil dan pergi menjauh hingga taehyung tidak bisa melihat mobil itu lagi dari jendela kamarnya. benar, taehyung mengintip yoongi dari jendela kamarnya. melihat hyung nya pergi dari pandangannya untuk waktu yang entah akan berapa lama.

sekali lagi, tangisan taehyung mengiringi kepergian yoongi sore itu.













"akhirnya kau turun, eung?" ucap eomma dari arah dapur ketika mendengar suara langkah putranya mendekat. taehyung mengambil kursi di meja makan hanya untuk terdiam dan kembali melamun.

eomma kembali mendesah pasrah. "ada titipan untukmu dari yoongi di ruang tengah". taehyung bangkit dari duduknya dan pergi ke ruang tengah.

melihat gelagat putranya, eomma hanya bisa menggeleng. "bertemu tidak mau tapi berpisah juga enggan", gumam eomma sambil memotong bahan masakan.

taehyung melihat box makan cukup besar diatas meja. taehyung mendudukan dirinya di sofa lalu membawa box makan itu ke pangkuannya. membuka kotak itu satu persatu hanya untuk menemukan makanan-makanan kesukaan taehyung tersaji didalamnya. makanan yang yoongi sering buat hanya untuk taehyung karena yang lebih muda selalu mengatakan bahwa masakan yoongi adalah yang terbaik.

dari pudding, fish cake, hingga japchae semua ada di dalam kotak makan besar itu. taehyung menggigit bibir bawahnya ketika menemukan secarik kertas tulisan tangan yoongi hyung.

taehyung, maaf tidak bisa berpamitan dengan baik. aku harap kau memakan masakanku, aku terjaga semalaman untuk membuatnya.

hiduplah dengan baik. jaga kesehatanmu dan jangan terlalu banyak main game.

sampai jumpa lain hari, taehyung.

dari yoongi hyung

taehyung mengusap airmatanya yang kembali turun.

the emptiness that i feel when you left is real.

please come back to me, hyung.

sceneryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang