suara lonceng berbunyi, menandakan seseorang baru saja memasuki coffee shop. pria petite dengan rambut hitam nya berjalan mendekati meja paling ujung. tempat favoritnya, dimana ia bisa memperhatikan aktivitas keseluruhan coffee shop tanpa merasa terganggu. tipikal pelanggan yang akan duduk lama, mencari tempat paling nyaman disamping jendela besar.
setelah memesan satu cup iced americano, yoongi kembali ke kursinya. lagu jazz yang mengisi seluruh ruangan tergantikan dengan sebuah nada instrumental tanpa vokal yang berasal dari earphone nya. dengan pinsil dan buku sebagai alat perang, yoongi mulai menuliskan kata-kata diatas kertas putih. beberapa kali menghapusnya untuk menggantikannya dengan yang baru, atau melakukan penambahan.
pria yang menyenangi musik ini memang memiliki mimpi untuk menjadi produser lagu. hanya saja yoongi belum membicarakannya dengan orangtuanya di daegu. yoongi takut keluarganya tidak mendukung mimpinya. menjadi seorang produser lagu artinya membuat lagu, menjalani proses hingga lagu di publikasi. outcome? tentu saja semua produser berharap lagu mereka didengarkan oleh publik, dan disukai lagunya. untuk meraihnya, bukan perkara mudah. yoongi tau, bahkan dalam proses bisa saja mengalami kegagalan. dan tidak banyak orangtua yang mendukung anaknya menjadi musisi, idol atau produser musik. kebanyakan akan berkata bahwa hobi berakhir sebatas hobi, untuk masa depan harus lebih pasti. menjadi pegawai kantoran adalah pilihan yang diinginkan oleh setiap orangtua. bukan tanpa alasan, tapi orangtua tahu setidaknya dengan menjadi pegawai kantoran anaknya akan mendapat gaji cukup dan hidup layak. tidak salah, orangtua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
tapi yoongi sedikit berbeda, ia ingin menjadikan hobi bermusiknya menjadi pekerjaan. satu orang yang pernah yoongi ceritakan cita-citanya, his bestfriend also his first love, kim taehyung.
instrumental yang bermain di telinganya seketika berhenti. yoongi melirik kearah ponselnya, panggilan dari taehyung. sudah hampir dua minggu berlalu, taehyung semakin menempel pada yoongi. just like the old times. dan bukannya yoongi benci memiliki taehyung disekitarnya. namun taehyung dekat dengan yoongi mungkin bukan pilihan terbaik. setidaknya bagi yoongi.
"hyung!", ucap yang diujung telepon dengan suara merengek. "kau bilang kita akan pulang bersama! aku ke kelasmu tapi hyung sudah tidak ada"
"maaf"
"hyung sekarang ada dimana?"
yoongi sedikit ragu menjawab. ia sedang ingin mendapatkan quality time nya untuk menyelesaikan lirik lagu.
"oh! aku melihatmu!"
PIP
yoongi terheran. sambungan telepon dimatikan. tak lama lonceng kembali berbunyi, kini menampilan pria dengan seragam sama dengan yang ia kenakan. rambut cokelat yang sedikit berantakan dan senyum kotak saat menyapa pelayan.
taehyung kenapa kau mempersulit segalanya untukku?
menit berganti jam. sudah tiga jam yoongi berada di coffee shop dengan satu jam terakhir ditemani dengan yang lebih muda.
"tidak bosan?" tanya yoongi akhirnya menaruh buku dan pensil diatas meja.
taehyung segera menggeleng. yoongi sangat tahu taehyung bukan tipe seseorang yang sabar menunggu dan menyukai ketenangan. memang berbanding terbalik dengan yoongi.
"aku sangat suka ketika hyung fokus bermusik. kau terlihat keren", ucap taehyung tanpa beban. kata-kata seperti itu keluar dari bibir taehyung dengan mudahnya. untuk yoongi, kalimat itu sangat berarti. mungkin karena yoongi mencerna dengan hati bukan dengan otak. dan menghasilkan pipi yang memerah.
yoongi meregangkan tubuhnya sedikit. "ayo pulang"
"sekarang? hyung kerjakan saja musiknya. aku masih betah memperhatikan hyung"
"gila! kau terlihat seperti orang mesum tau! jika memperhatikanku seperti itu terus"
taehyung hanya membalas dengan senyuman. yoongi membereskan peralatannya. memasukkannya ke dalam tas dengan rapi dan tertata.
"hyung langganan disini ya?"
DING
yoongi melihat kearah notifications bar di hp nya.
mn
kau sedang dimana sayang?yoongi segera mengambil ponselnya untuk ia dekatkan. bukan karena terkejut mino memanggilnya sayang, pria itu memang selalu memanggilnya dengan panggilan semacam itu jika mino sedang menginginkan 'sex'. ia takut taehyung membaca pesan dari mino.
"taehyung sepertinya hari ini kau harus pulang sendiri, aku ada perlu dengan klub musik"
"uh?"
"aku pergi duluan!"
"tapi hy-", belum sempat taehyung mencegah, yoongi sudah lebih dulu pergi meninggalkan taehyung sendiri.
apa yang kau sembunyikan dariku, hyung?