Chapter 14

118 4 0
                                    

"Cheogi..  Agasshi! "

"Nde? "

"Apa anda akan menemui pasien Hyunjin?. "

"Iya benar,  kenapa?. " Gyuri sedikit bingung kenapa ia tiba tiba di hadang seorang perawat

"Mmm.  Begini.  Sebaiknya anda jangan menjenguk nya dulu.  Karena,  kemarin malam tuan Hyunjin mengamuk tak jelas dan hampir melukai dirinya sendiri. " jelas perawat tersebut.

"Benerkah?  Kalau begitu harus mengeceknya. Permisi. "

Gyuri berpamitan dan segera pergi menemui Hyunjin walau perawat tersebut berusaha meneriaki namanya.  Takut takut terjadi sesuatu yang tidak diingkan terjadi lagi.

Tibanya Gyuri di depan pintu kamar Hyunjin.  Ia tidak langsung membukanya.  Entah kenapa tangan nnya tiba tiba bergetar hebat.

Takut.  Mungkin itu yang bisa tergambarkan sekarang.

Perlahan Gyuri membuka pintu itu, perlahan juga seorang yang ia cari mulai terlihat terduduk menghadap pemandangan luar dengan tatapan kosong.  Perlahan sangat perlahan ia mulai masuk takut suara decitan pintu mengusik ketenangan sesorang di dalam sana. Dan benar saja.

"Sudah kubilang jangan ada yang mengganggu ku. "
"Keluar! " tambah Hyunjin dengan nada yang sangat rendah dan dingin.

"Aku tidak bisa dan aku tidak mau. "

"Hhhh,  kau?  Siapa?  Peduli padaku?  Lelucon yang bagus.  Bahkan kedua orang tuaku pun tak peduli padaku. " tangkas Hyunjin masih dengan nada dan posisi yang sama.

"Kudengar kau mengamuk.  Benarkah?  Kau seperti bocah!  Bila ada masalah katakanlah!  Ceritakanlah!  Jangan berulah yang bisa membuatmu sakit. "

Bukannya pergi menuruti perkataan Hyunjin.  Gyuri malah menceramahi nya dengan kata kata. Tentu saja itu mengobarkan kembali amarah yang telah ia pendam susah payah.

"KUBILANG PERGI!  PERGI! "

"AARRGHHH!! ". Gyuri terkejut,  Hyunjin tiba tiba berteriak dan melempar semua benda yang ada dimeja.

Ada apa ini?  Salahkah?  Aku harus bagaimana?

"Hyunjin-ssi tenanglah!" Gyuri berusaha meraih Hyunjin yang semakin menjadi.  Walau sedang sakit tetap saja tenaganya sangat kuat.

"LEPAS!!  AARGGHHHH!  LEPASKAN!  JANGAN SENTUH AKU! " Semua benda diatas meja berserakan,  kasur,  dan barang barang lainnya sudah tidak ditempatnya lagi. 

Gyuri terus menahan nnya.  Hingga tanpa sadar ia menangis melihat kondisi Hyunjin yang sekarang ini.  Entah kenapa ia menangis padahal dari sejak awal bertemu keduanya tidak mempunyai kesan yang baik.

"Kumohon hentikan..  hikss..  Tenanglah.. Kumohon.. hikss.. "

Tangis Gyuri semakin pecah dan dengan satu tarikan ia berhasil merengkuh tubuh kekar Hyunjin.  Memeluknya dengan erat agar berhenti meronta.

"Kumohon... hiks.. "

Melihat Gyuri yang tengah memeluknya sambil menangis. Hyunjin berhenti meronta,  hatinya begitu ngilu melihat dirinya seperti ini. 

Perlahan,  Hyunjin mulai membalas pelukan Gyuri dan ikut menangis. 

Benar.  Biarkan seperti ini sebentar. Aku membutuhkannya.  Dan satu tetes cairan bening itu pun terjatuh mengalir dari pipinya.

                        ******

"Apa yang terjadi hari ini,  anggap saja itu tidak pernah terjadi.  Ingat? "  Ucap Hyunjin membabi buta.

Lagi pula,  siapa juga yang akan mengingat nya.  Membuang waktu saja.  Gyuri pun hanya mendengar kan ocehan yang keluar dari mulut Hyunjin sambil mengupas apel.  Akibat kejadian memalukan tadi gyuri rasa otak Hyunjin bergeser dan membuatnya banyak bicara.

                          ******

"Gomawo sudah mengantarku pulang Seokmin-ah. " Yujin tersenyum.

"Mmm tenang saja..  Kuantar tiap hari pun tak masalah hahahah. " balas Seokmin disertai senyuman kudanya.

"Kau lucu. "
"Aku masuk dulu. Annyeong ."

"Yujin-ah chakam!. "

"Wae? "

Chu~~

"Mimpi Indah Yujin-ah.  Byee. " Ucap Seokmin bersama motornya yang langsung melaju kencang membelah jalanan malam.  Meninggal kan keterkejutan hebat bagi diri Yujin.

Seokmin telah mengambil first kiss nya.



.
.
.
.
.

Tbc~

Yoo updet lagi niiiii gatau.  Ini gabut aja sayang kan waktu nya jadi yahh nulis aja gituuu..

Voment jangan lupa yahhhh

The Sickness (HWANG HYUNJIN)Where stories live. Discover now