Chaeyoung tertawa terbahak-bahak ketika melihatku malu saat membicarakan ciuman pertama ku.
Tidak, bukan lagi ciuman pertama. Tapi ciuman kedua ku. Wajahku memerah seperti udang rebus. Aku tidak percaya aku malah menceritakan hal itu kepada Chaeyoung.
"Wait... Jangan bilang kau sudah jatuh cinta kepada si culun itu?" selidik Chaeyoung sambil mengambil tisu untuk mengelap mulutnya.
Aku terdiam. Bagaimana aku menjawabnya ya?
Aku menjadi bingung. Aku tidak cinta pada Taehyung, tapi aku sangat susah mengatakannya.
"Tidak sih... Aku belum sampai tahap mencintai dia. Aku takut aku yang tersakiti karena aku hanya dimanfaatkan olehnya" akhirnya itu yang keluar dari mulutku.
Chaeyoung juga sepertinya bingung. Dia tertegun sebentar.
"Kalau kau tidak tau alasan Taehyung menembakmu, apa kau bisa mencintai nya?"
"Bisa-bisa saja sih.. "
"Wah, kau mencintai dia tanpa melihat fisiknya ya? Kau berarti sangat tulus karena bisa menerima si culun itu" tanggap Chaeyoung.
"Chae, kalau dilihat-lihat, dia itu sangat tampan tau. Kau belum melihat dia saat melepas kacamata bulatnya sih" sergahku. Yang aku katakan memang benarkan? Saat di UKS, Taehyung terlihat tampan. Tidak, sangat tampan.
"Ckck, matamu pasti rabun"
Aku mendengus kesal, dan Chaeyoung malah tertawa saat melihatku cemberut.
"Aku yakin, sekarang pun dalam hatimu sudah ada bibit cinta padanya, tapi kau pendam dalam-dalam karena kau takut tersakiti."
"Ah, dan satu lagi... Kau pasti sudah melupakan Seokjin sunbae" lanjut Chaeyoung.
...
Taehyung terbangun dari tidurnya. Dia mengerjapkan matanya sesekali. Taehyung tertidur di kelas hari ini. Semua mahasiswa sudah berganti kelas meninggalkan Taehyung sendiri.
Bayangan Joohyun masih ada di otaknya. Saat tertidur, Taehyung memimpikan Joohyun yang sedang mengambil ciuman pertamanya. Kenangan itu kembali lagi. Sungguh, Taehyung masih sangat mencintai Joohyun, tapi dengan terpaksa dia harus pindah universitas dan meninggalkan hubungannya dengan Joohyun tanpa mengatakan apapun padanya. Ini semua demi keinginan ayahnya yang tidak bisa diganggu gugat. Bahkan sampai sekarang Taehyung masih tidak tau mengapa ayahnya menyuruhnya untuk berkencan dengan Jisoo, padahal ayahnya sendiri tau kalau Taehyung sudah memiliki tambatan hati, Joohyun.
Setelah tersadar dari lamunannya, Taehyung segera menegapkan tubuhnya dan merenggangkannya perlahan. Dia juga segera membenarkan posisi kacamata bulatnya. Sebenarnya Taehyung sangat tidak suka memakai kacamata seperti ini, tapi Jimin mengusulkan dia untuk memakai kacamata agar tampilan culunnya semakin terlihat jelas.
Taehyung saat itu menerima saja usulan dari Jimin. Karena Jimin itu selalu tau bagaimana cara menaklukan wanita. Lagipula Jimin sudah tau perintah ayah Taehyung pada nya, jadi Jimin berusaha membantu usaha Taehyung agar cepat mendapatkan sang wanita. Bahkan Jimin sendiri yang mengusulkan dia agar berpenampilan cupu agar setidaknya Taehyung mendapat simpati dari sang wanita.
Sampai sekarang semua perkataan Jimin memang benar dan ampuh, tapi Taehyung sudah sedikit capek karena harus menjadi orang lain setiap dia berada di lingkungan kampus.
Taehyung melihat layar ponsel canggihnya. Jam menunjukkan pukul 3 sore.
"Ah, aku lupa. Aku harus menemui Jisoo" gumam Taehyung buru-buru.
Dia segera membereskan buku-bukunya dan berlari keluar kelas.
Setelah berada diparkiran, Taehyung segera menaiki sepedanya menuju kafe tempat mereka bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your eyes; Kth X Kjs
FanfictionMata kadang dapat menyiratkan semuanya. Tapi mengapa matamu tidak bisa ku baca? Aku, Kim Jisoo, mahasiswa jurusan Psikologi dihadapkan dengan seorang lelaki dari jurusan yang sama, Kim Taehyung. Semoga semua berjalan lancar. Pic by @v.jisoo