Dan setelah mengucapkan itu, keadaan menjadi sangat awkward. Hal yang paling kubenci.
Aku tidak peduli wajahku yang sudah memerah atau apapun itu. Yang terpenting aku sudah mengatakan semuanya. Ya, semuanya.
Hatiku sekarang merasa lebih lega.
Beberapa menit kami hanya terdiam.
Dan titik-titik hujan mulai nampak di kaca jendela kafe.
Mengapa hari ini harus hujan? Aku tidak membawa payungku!
Aku mendengus sendiri.
"Soo-ya, maafkan aku, yang sudah memanfaatkan kebaikanmu" tiba-tiba Taehyung berbicara berusaha mencairkan suasana.
Bagaimana ini? aku tidak tau harus menjawab apa.
"E-ehm, yang terpenting sekarang kau sudah tau isi hatiku, jadi... Jangan berbuat hal yang aneh-aneh yang akan membuatku jatuh terlalu dalam"
"Cukup sewajarnya saja, aku tidak mau dicium-cium olehmu yang masih menganggapku sebagai boneka"
Aku yakin perkataan ku pasti sangat mengena dalam hati Taehyung.
...
Perkataan Jisoo benar adanya. Aku mencium bibir Jisoo, sedangkan hatiku masih untuk Joohyun?
Mengapa aku jadi seperti ini?
Aku seharusnya menjaga hubungan ini dengan baik sampai ayahku bisa melihat Jisoo sekarang langsung. Tapi yang ku lakukan sekarang malah membuat hubunganku dengannya berada di ujung tanduk.
Aku masih bingung, mengapa aku meminta Jisoo untuk memanas-manasi Joohyun? Lagipula Joohyun tidak ada disini, dia tinggal di Daegu, bukan di Seoul. Tapi mengapa aku mengatakan itu kepada Jisoo?
Argh, kepala ku pusing sekali.
Jadi pada dasarnya, aku memang ingin Joohyun kembali.
"Tae? Sudah ya, aku mau pulang, semoga dengan pertemuan ini... Kau tidak memperlakukanku dengan seenaknya" sindir Jisoo. Ya, aku tau dia pasti sangat sakit ketika dia mencintaiku sedangkan aku hanya menganggapnya sebagai boneka.
Jisoo beranjak dan melangkahkan tungkainya menuju keluar kafe.
Hey! Sekarang hujan, bagaimana Jisoo akan pulang?
Aku segera menoleh melihat Jisoo.
Jisoo terlihat terdiam di ambang pintu, mungkin sedang memikirkan untuk menerobos hujan atau tidak.
Dan pilihannya ya, dia menerobos hujan.
Rasanya hatiku ingin menyusulnya, tapi aku merasa bersalah pada Jisoo, aku sedikit takut melihat matanya.
Aku kembali sibuk di mejaku. Sedari tadi aku melamunkan kenangan-kenanganku bersama Jisoo. Aku menciumnya dua kali. Dan mengapa, bibir ini meminta lebih darinya. Berbeda ketika aku bersama Joohyun--
"Joohyun?!"
Terlihat seorang gadis berambut panjang sedang memasuki kafe dengan lelaki tinggi yang menggandeng tangannya.
"Mengapa Joohyun ada disini? Dan siapa itu?" ujarku bertanya-tanya sendiri.
Aku melihat... Joohyun dan Seokjin sunbae. Ya, tidak salah lagi, itu Seokjin sunbae.
Aku yakin Joohyun tidak menyadari keberadaanku di kafe ini.
Tunggu, apa mereka berpacaran?
Dan, aku melihat mereka berciuman di depanku!
...
Aku berjalan dengan lunglai. Hujan sudah berhenti, tapi tetap saja pakaian ku sudah basah. Hatiku pun masih sakit ketika mendengar perkataan Taehyung.
Jika dia berkata seperti itu, berarti dia memang benar-benar hanya menganggapku boneka saja. Tanpa memikirkan hatiku.
Sakit.
Sedikit air mata mulai meluncur dari mataku. Ini pertama kalinya aku berpacaran dan menjalin hubungan dan ini pertama kalinya juga aku merasakan sakit hati. Benar yang Chaeyoung bilang. Sakit hati karena cinta lebih menyakitkan daripada sakit gigi. Dunia seakan berhenti.
Aku yang jatuh sendiri ke dalam pesonanya juga harus berdiri sendiri tanpa pertolongan siapa pun. Sebenarnya ini memang salahku. Aku sudah tau hal ini pasti akan terjadi, tapi tetap saja hatiku sudah berlabuh padanya.
Bagaimana cara aku melupakannya?
Bruk!
Tiba-tiba tangan seseorang merangkul diriku dari belakang. Sontak saja tubuh terkejut.
"Soo-ya..." lirih seseorang di belakangku.
Sudah kupastikan, ini pasti Taehyung.
"Hmm?" balasku.
"Maaf"
Aku terdiam sebentar.
"Maaf karena aku sudah mengesampingkan perasaanmu..."
Aku tersenyum. Entah mengapa, hanya karena permintaa maaf kecil seperti ini hatiku kembali luluh.
Taehyung tetap mempertahankan posisi ini sambil berbicara.
"Tapi, biarkan sekali ini aku kembali bersandar padamu...""Memangnya ada apa?" tanyaku heran.
"Aku melihat Joohyun..."
"Joohyun?" alisku mengerut.
"Mantanku"
Deg! Hatiku berdegup dengan kencang. Tapi semakin kencang degupannya semakin sakit terasa. Kaki ku pun melemas.
"Aku melihat dia bersama Seokjin sunbae, dan mereka berciuman..."
Aku terdiam. Air mataku mengalir begitu saja tanpa sepengetahuan Taehyung. Untung saja jalanan sedang sepi dan tidak ada yang melihat aneh ke arahku.
Dia... Hanya mengejarku karena melihat mantannya yang sedang berciuman.
Aku tersenyum miris dan segera ku hapus air mataku.
Rengkuhan Taehyung ku lepaskan dan aku segera menghadap Taehyung.
"Tae... Ayo cepat kita kembali ke kafe!" aku menggoyangkan bahunya. Aku berusaha tidak terlihat menangis tapi tetap saja mataku tidak dapat membohonginya. Bagaimana pun Taehyung pun mahasiswa jurusan Psikologi, dengan cepat dia bisa melihatku sedang runtuh.
"Tidak"
"Ayo Tae, ayo buat mantanmu panas dan kembali ke pelukanmu!"
Taehyung menatapku dengan tatapan yang tidak ku mengerti.
"Jisoo, mengapa kau ingin cepat-cepat menemui mantanku?" tanyanya.
"Tentu saja agar tugasku cepat selesai! Aku sudah tidak mau makan hati lagi..." yang awalnya nada bicaraku sedikit berteriak mulai memelan persis seperti hatiku yang semakin
lama semakin menciut."Tidak, aku tidak akan menghentikan ikatan kita"
Aku terkejut. Mengapa Taehyung sangat jahat?
"Kenapa, Tae? Kau senang melihatku seperti ini?"
Taehyung menggeleng.
"Tugasmu belum selesai"
...
Hayhayhay!
Maaf ya jarang update, akhir-akhir ini aku sibuk. Semoga kalian makin suka ceritanya!Aku usahain buat terus update. Makasih yang udah mampir kesini. Love U💜
Don't forget to vote and comment!
See ya👋👋👋

KAMU SEDANG MEMBACA
Your eyes; Kth X Kjs
FanfictionMata kadang dapat menyiratkan semuanya. Tapi mengapa matamu tidak bisa ku baca? Aku, Kim Jisoo, mahasiswa jurusan Psikologi dihadapkan dengan seorang lelaki dari jurusan yang sama, Kim Taehyung. Semoga semua berjalan lancar. Pic by @v.jisoo