Aku masih menganga. Aku memang pernah mendengar ada seseorang yang terlalu terobsesi pada kematian. Biasanya orang itu selalu mencari-cari alasan agar dia bisa hidup lebih lama, tapi jika tidak ketemu, dia akan berusaha membunuh dirinya sendiri.
Tapi aku masih tidak percaya Joohyun memiliki adik yang gangguan jiwa kronis tersebut.
"Bagaimana? Kau mau?" tanya Joohyun lagi.
Aku mengerjap. Seketika pikiranku kembali ke dunia nyata.
"Eh-euh... Tunggu-tunggu, ini terlalu cepat, otakku masih belum bisa menerimanya" ujarku gugup.
Seokjin tertawa melihatku.
"Reaksimu sama seperti ku saat pertama kali mendengar ini"
Aku hanya tersenyum.
"Tapi mengapa kau meminta bantuan kepadaku? Kenapa tidak cari ahli psikologi yang sudah handal saja? Dan kau tau kan kalau aku masih kuliah, tentu saja pengalamanku tidak banyak" kataku.
"Dulu aku sering sekali berobat ke psikiater handal, tapi semuanya seakan tidak berguna. Adikku tidak berubah sama sekali. Bahkan adikku lebih parah kondisinya..."
"Dan saat itu aku sadar, dia pasti tertekan karena beberapa jadwal yang dokter-dokter itu berikan. Aku pikir mencari seorang gadis yang masih polos dan muda bisa membantu adikku..."
Glek!
Polos dan muda? Apa dia sedang mencari seorang istri untuk adiknya?
Aku mengangguk-angguk mengerti. Tapi tetap saja aku masih belum mendapatkan jawabannya sejauh ini. Aku ragu.
"Aku tidak akan memaksamu memberi jawabannya sekarang, santai saja... Ah, kau juga akan mendapatkan gaji jika kau mau, tidak--tentu saja kau mau" tambah Joohyun lagi.
Ah, kenapa jadi pusing seperti ini?
...
Setelah pulang dari makan bersama dengan Seokjin dan Joohyun, aku merebahkan diriku di ranjang tercintaku. Aku tidak tau mengapa pikiranku menjadi rumit seperti ini sekarang.
Seharian tadi aku tidak bertemu Taehyung, ada rasa yang aneh.
Mungkin bisa disebut rindu...
"Ah-- lupakan dia Jisoo" aku berbicara pada diriku sendiri.
Sekarang bukan hanya masalah Taehyung yang terus menganggu pikiranku, tapi juga tawaran Joohyun.
Keduanya membuat ku pusing. Otakku seakan sudah penuh dan tidak dapat menampung masalah lagi. Tuhan, bantu aku...
Drrrt...
Ponselku bergetar. Aku menelan ludahku susah payah ketika melihat nama yang tertera di layar.
"Halo?"
"Jisoo~"
Alisku mengernyit. Apa benar ini Taehyung? Mengapa dia menyapaku dengan aegyo seperti itu?
"Ya? Ada apa?"
"Jisoo, tidak bertemu seharian ini membuatku bosan~ aku ingin bertemu pacarku~"
Glek! Yang benar saja?
"Tae, mengapa kau seperti ini, hah? Kau mabuk ya?"
"Hmm~"
"Ckck, tidak usah menelponku lagi"
"Tunggu! Aku sungguh, ayo bertemu..."
Aku menggelengkan kepala.
"Tae, kau tau sekarang jam berapa? Sekarang sudah waktunya tidur, aku tidak punya waktu melayanimu" jawabku dingin.
"Ayolah~ aku sangat-sangat merindukanmu! Pacarku, cepat datang~ aku sekarang berada di jalan xx, aku membawa mobil..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Your eyes; Kth X Kjs
Hayran KurguMata kadang dapat menyiratkan semuanya. Tapi mengapa matamu tidak bisa ku baca? Aku, Kim Jisoo, mahasiswa jurusan Psikologi dihadapkan dengan seorang lelaki dari jurusan yang sama, Kim Taehyung. Semoga semua berjalan lancar. Pic by @v.jisoo