"Kau mau ku buatkan ramyeon?" tawarku.
Chaeyoung yang sedang asyik dengan laptopnya mengangguk.
Setelah itu, aku segera memasak 2 ramyeon dan menyiapkannya di dua mangkok lengkap beserta garpu dan kimchi.
"Wah, thanks"
Aku mengangguk dan ikut duduk di samping Chaeyoung.
Chaeyoung sedang mengetik beberapa kepentingan untuk tugas kuliahnya.
"Aku lupa menanyakan ini, mengapa kau tiba-tiba ingin menginap di rumahku?" tanyaku sambil mengaduk-aduk ramyeon yang masih mengepulkan uapnya.
"Biasa, orang tua ku bertengkar lagi. Aku sudah biasa mendengarkan pertengkeran mereka, tapi mengapa mereka bertengkar di saat ku sedang banyak tugas? Hhh, membuatku susah saja" terang Chaeyoung tanpa memalingkan wajahnya dari layar laptop.
Aku hanya mengangguk mengerti. Keluarga Chaeyoung memang seperti itu, aku sudah tidak heran lagi. Dia sering main ke rumahku ini. Untung saja aku tinggal sendiri, jadi Chaeyoung bisa leluasa main ke rumahku.
Pertama ku bertemu dengan Chaeyoung aku memang kaget dengan keadaan keluarganya yang sedikit 'kacau', tapi lama kelamaan aku mengerti, pernikahan kedua orangtua Chaeyoung tidak didasari cinta, tapi keuntungan untuk kedua belah pihak. Tentu saja hal itu mengganggu dalam menjalin hubungan rumah tangga.
Chaeyoung yang ku lihat dulu sangat jauh untuk dijangkau. Dia suka menyendiri, tapi dia tidak antisosial. Hanya saja sedikit cuek, ah, bukan sedikit lagi. Tapi sangat cuek.
Aku bertemu dia saat masuk ke semester pertama dalam jurusanku. Aku berbeda jurusan dengan Chaeyoung, Dia mengambil jurusan kedokteran. Pantas saja dia pintar.
Kami mulai dekat saat kami mengikuti les yang sama. Pada saat itu, keahlian matematika ku kurang sehingga aku di wajibkan les oleh kedua orang tuaku. Saat itu lah kami mulai bersahabat.
Setelah lama mengenal Chaeyoung, aku merubah semua pemikiran ku tentang Chaeyoung. Dia baik, perhatian, dan tidak ku sangka, dia cerewet dan bawel.
Haha, aku senang bertemu dengannya, membuat hari-hari kuliahku tidak membosankan.
Dan hal yang paling tidak akan pernah ku lupakan adalah, hari dimana Jimin menembak Chaeyoung.
Saat itu, Chaeyoung masih cupu dalam hal percintaan, yaa sama seperti aku saat ini. Aku masih ingat bagaimana ekspresi Chaeyoung ketika dia menceritakan semuanya. Tapi Chaeyoung menerima begitu saja ajakan Jimin untuk berpacaran. Awalnya aku berpikir hubungan mereka aneh, karena Chaeyoung menerimanya karena iseng saja. Tapi lama kelamaan, aku lihat cinta yang tidak terpisahkan dari mereka. Mereka bahagia.
Dan itu membuatku senang.
"Sluurp" aku menyeruput suapan mie ramyeon terakhir.
Setelah habis tidak tersisa, aku menumpuk mangkokku dengan milik Chaeyoung yang sudah habis lebih dulu.
"Chae..."
"Hmm?"
Aku berpikir sejenak sebelum bicara.
"Bagaimana cara aku melupakan Taehyung?" tanyaku akhirnya. Dan langsung to the point.
Chaeyoung yang mendengarnya langsung menghentikan ketikannya.
"Jisoo, kau tidak bisa melupakannya disaat kau selalu bertemu dengannya"
"Aku tau, makanya aku bilang aku akan menjaga jarak dulu dengan Taehyung"
"Hmm..."
"Hhh, rasanya kepalaku mau pecah" aku merebahkan tubuhku di atas kasur sambil memandang langit-langit kamarku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Your eyes; Kth X Kjs
FanfictionMata kadang dapat menyiratkan semuanya. Tapi mengapa matamu tidak bisa ku baca? Aku, Kim Jisoo, mahasiswa jurusan Psikologi dihadapkan dengan seorang lelaki dari jurusan yang sama, Kim Taehyung. Semoga semua berjalan lancar. Pic by @v.jisoo