Berubah

1.2K 180 4
                                    

"Wah? Benarkah? Mengapa tidak kau terima saja tawaran itu?"

"Chae, kau pikir menerima tawaran itu semudah membalikkan telapak tangan? Aku takut aku tidak bisa mengubah situasi apapun atau bahkan--"

"Ya, ini lah Jisoo, selalu saja berpikir negatif sebelum mencobanya"

Aku mendengus. Memangnya dia tau apa yang aku pikirkan saat ini? Ini menyangkut kejiwaan seseorang, jangan dianggap remeh!

"Jisoo!"

Tiba-tiba ada tangan seseorang yang menepuk bahuku. Sontak aku menoleh ke belakang.

"Kau sedang belanja ya? Sendiri saja?" tanyanya. Orang itu adalah Joohyun.

Pas sekali dengan situasiku yang saat ini sedang membicarakan tawarannya.

Aku hanya gelagapan tidak jelas.

Dengan cepat aku mengatakan kepada Chaeyoung untuk mengakhiri panggilan.

Setelah itu, Joohyun mengajakku untuk mengelilingi toko swalayan ini, walau sebenarnya barang yang ingin aku beli sudah kutemukan sedari tadi.

"Hmm, menurut mu lebih bagus produk ini atau yang ini?" tanya Joohyun sambil menyodorkan dua produk parfum.

"Euhh, maaf, aku tidak terlalu tahu menahu tentang parfum" ujarku sambil menggaruk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal.

"Ah, begitu. Baiklah, akan kupilih sesuai hatiku saja" balas Joohyun sambil tersenyum manis.

Setelah membayar semua di kasir, aku diajak dia untuk makan-makan dulu di sebuah kafe yang sederhana dekat toko swalayan. Bagaimana pun juga aku tidak bisa menolaknya.

"Hhh, akhirnya selesai belanja, kaki dan tanganku terasa pegal semua" keluh Joohyun sambil memijat-mijat tangannya.

Bagaimana tidak pegal? Dia belanja sampai memenuhi tiga kantong plastik besar. Aku bertanya-tanya, apakah dia seboros ini?

"Joohyun..."

"Ya?"

"Euhh..."

"Ahh, aku sudah tau. Pasti kau ingin membicarakan tentang tawaranku itu kan? Katakan saja, tidak perlu sungkan" ujar Joohyun ramah. Ah, gadis di depanku ini seakan bidadari saja.

"Emm, begini... Bisa kah aku mengetahui dulu informasi tentang adikmu? Mungkin saja ada yang--"

"Tentu saja!"

Tiba-tiba Joohyun berseru seperti itu membuatku terkejut.

"Nama adikku Taeyong. Dia sekarang seumuran denganmu. Dia tidak suka cokelat tapi dia suka susu rasa cokelat. Ahh, dan kau tau? Dia juga populer dikalangan teman perempuannya loh"

Joohyun berbicara tanpa ada jeda. Membuatku memasang telinga dengan baik-baik.

Lalu dia melanjutkan beberapa kata.

"Tapi sampai saat ini dia masih sendiri, dia bilang, dia tidak tertarik dengan hubungan pacaran atau pun yang lainnya"

Joohyun mengubah nada bicaranya menjadi lesu.

"Hal itu lah yang ditakutkan kedua orang tuaku, bagaimana jika akhirnya Taeyong harus hidup sendiri tanpa pendamping? Tidak akan ada yang bisa membuat dia tenang..."

"Ahh, jadi seperti itu..." gumamku.

"Jadi, aku harap kau mau menerima tawaranku, Jisoo."

Aku berpikir sejenak. Aku tidak mau mengambil keputusan secara tergesa-gesa. Salah-salah aku malah menyesal karena terburu-buru.

Your eyes; Kth X KjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang