Aku mendorong Taehyung agar menjauh dariku.
Jantungku tidak bisa diajak kompromi sekarang, detaknya sangat cepat. Semua ini karena Taehyung.
Dia mengambil ciuman pertamaku!
"Aku melakukannya agar kau tidak menolak permintaanku" Ujar Taehyung dengan suara baritonnya. Taehyung berubah menjadi dingin. Ada apa ini?
"Tae..."
Semua mahasiswa yang masih berada di parkiran tentu saja melihat hal itu. Mereka berbisik-bisik tidak jelas.
Pasti membicarakan ciuman tadi, memikirkannya saja membuat wajahku merah dan memanas."Jisoo, jangan menolakku" Taehyung kembali berbicara.
Aku tidak tau apa yang terjadi pada Taehyung, tapi dia berubah. Dia berubah hanya selang beberapa menit saja!
Beberapa menit yang lalu, sifatnya masih sama, culun dan cupu.
Sekarang? Dia seakan punya aura menyeramkan. Dan aura itu menekan diriku agar mengangguk mengiyakan omongan Taehyung tadi.
"Bagus" Taehyung bergumam. Setelah itu dia melepaskan genggamannya dan pergi meninggalkan aku sendiri. Semua orang mulai menatapku heran.
Semua orang saja kaget, bagaimana dengan diriku? Rasanya aku akan pingsan!
Aku tidak tau dia akan menciumku seperti itu. Ah, tidak jangan pikirkan hal itu lagi. Lebih baik aku segera pergi dan melupakan semua hal ini.
...
"Cepat tuangkan lagi! Kau pelayanku disini, jangan membantah!" Lelaki garang itu berteriak pada salah seorang pelayannya.
"Ta-tapi tuan... Tuan sudah menghabiskan lima botol... Tuan--"
"Banyak bicara kau! Cepat tuangkan saja!"
Pelayan itu bergidik ngeri. Dia segera menuangkan minuman beralkohol dengan takut-takut.
Setelah tugasnya selesai, dia buru-buru pergi meninggalkan tuannya bersama minuman tercintanya.
Brak! Pintu dibuka dengan kasar.
"Tae! Kau mabuk lagi?!" seorang lelaki yang memiliki tubuh pendek datang menghampiri Taehyung.
Taehyung bergeming.
"Tae, jawab aku! Apa yang membuatmu seperti ini?" Jimin tetap mengguncang-guncangkan tubuh Taehyung.
"Gadis itu... Gadis itu membuatku harus menciumnya, ah aku benci padanya!" Taehyung berkata tidak karuan.
"Siapa gadis yang kau maksud? Joohyun? Bukankah kau sudah putus dengannya?"
"Bukan... Bukan dia... Jisoo, dia Jisoo"
Jimin terdiam. Dia seperti pernah mendengar nama itu, tapi dimana?
"Memangnya Jisoo berbuat apa yang mengharuskan mu mencium dia?"
"Ah, Jimin, biarkan aku tidur! Aku tidak bisa menjawab semua pertanyaanmu itu, kepalaku pusing!" Taehyung berkata sambil beranjak menuju kamarnya.
Jimin menggelengkan kepala. Dia ingin membantu Taehyung agar tidak berjalan lunglai seperti itu, tapi dia terlalu malas, sahabatnya itu memang sudah didasari sifat pembangkang.
Setelah Taehyung menghilang dari pandangan Jimin. Dia segera mengambil minuman beralkohol milik Taehyung yang masih tersisa.
"Dia ini... Apa dia tidak tau mahalnya minuman ini?" Jimin pun meminumnya dengan santai.
...
Aku benar-benar tidak bisa memejamkan mata malam ini. Taehyung, wajahnya selalu terbayang, terlebih lagi ketika dia mulai mencium bibirku. Rasanya kehangatannya masih terasa sampai sekarang. Membayangkan itu membuatku menendang-nendang udara di atas ranjang.
Aku benar-benar tidak menyangka, Taehyung, dia itu cupu, culun, tapi dia lah yang malah mengambil ciuman pertamaku! Ah, seandainya saja Seokjin sunbae yang melakukannya, aku dengan senang hati membalas ciuman itu.
"Aish, Jisoo pikiranmu kotor sekali" gumamku sambil menarik selimut agar lebih menghangatkan tubuhku. Walaupun sebenarnya tubuhku sudah panas karena memikirkan kejadian tadi sore.
"Apa yang orang lain pikirkan tentang diriku? Mereka pasti sudah menganggap aku sebagai pacar Taehyung! Wait... Berarti aku sudah menjadi pacar Taehyung saat ini?!"
Aku kembali menendang-nendang udara di bawah selimut bermotif lumba-lumba ku.
Tuhan... Apa yang harus aku lakukan kali ini?
Aku tidak punya perasaan pada Taehyung, tapi malah Taehyung yang menjadi pacarnya. Sedangkan tambatan hatiku Seokjin sunbae, hanya menganggapku sebagai adik tingkat saja, tidak lebih.
Mirisnya hidupku saat ini...
...
Aku berjalan menelusuri lorong kampus dengan lesu. Terlihat jelas kantung mataku yang membuatku malu ketika berpas-pasan dengan temanku. Untung saja semuanya sudah berakhir. Kelas hari ini sudah ku jalani semua.
Aku duduk sebentar di kursi yang memang disediakan di pinggir-pinggir lorong. Setelah itu, aku mulai mengambil minumku, dan meminumnya dengan sekali teguk.
"Kau pasti kehausan? Mau kubelikan kopi?" suara khas itu tiba-tiba terdengar di telingaku.
Sunbae!
"I-iya... Aku baru keluar kelas, jadi tenggorokanku sedikit kering" aku berbicara gugup sambil menggaruk tengkukku yang sebenarnya tidak gatal.
Seokjin hanya tersenyum. Lalu dia ikut duduk di sebelahku.
"Apa ada kesulitan di kelas mu tadi?"
"Tidak, semua berjalan lancar..." aku menjawab dengan cepat.
"Ouh, oke. Kalau kau butuh sesuatu, katakan saja ya, aku mungkin bisa membantumu"
Seokjin! Dia melakukan hal itu lagi. Dia selalu bersikap seolah-olah dia punya perasaan padaku. Ya, aku akui mungkin saja aku yang terlalu terbawa perasaan. Tapi sikap yang dia lakukan itu benar-benar membuatku luluh.
"Seokjin-ah!" suara khas perempuan memanggil Seokjin sunbae di ujung sana.
Seokjin sontak menoleh pada sumber suara.
"Joohyun! Mengapa kau ada disini, aku kira kau tidak tau dimana kampusku" Seokjin segera berdiri dan menyambut Joohyun yang berlari padanya.
"Aku sengaja mencari alamat kampusmu, untung saja aku cepat menemukanmu" Joohyun segera memeluk Seokjin dengan erat.
Aku hanya diam memperhatikan mereka. Apa jangan-jangan mereka...
"Ah, iya, Jisoo, kenalkan ini Joohyun, Bae Joohyun. Dia pacarku"
Uh... Rasanya ada ribuan jarum yang menusuk-nusuk hatiku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Your eyes; Kth X Kjs
FanfictionMata kadang dapat menyiratkan semuanya. Tapi mengapa matamu tidak bisa ku baca? Aku, Kim Jisoo, mahasiswa jurusan Psikologi dihadapkan dengan seorang lelaki dari jurusan yang sama, Kim Taehyung. Semoga semua berjalan lancar. Pic by @v.jisoo