Pisau Praktek

16.4K 411 12
                                    

HAPPY READING!!

~~~•~~~

"

Ma,Zava berangkat dulu ya",

Setelah mencium punggung tangan ibunya,gadis itu melangkahkan kaki keluar rumah dan menaiki mobil berwarna orange atau yang biasa disebut angkutan umum.

Hari ini,Relzava Najma Inka berangkat lebih pagi dari biasanya.Ada praktek memasak pagi ini untuk kelas XI IPS 4 jadi ada banyak yang perlu disiapkan,untung saja peralatan seperti kompor dan tabung gas sudah disiapkan oleh sekolah.

" Pisaunya mana,Rin?"tanya Zava usai guru Prakarya mengoceh didepan seluruh kelompok.

"Bukan jatah gue buat ngebawa ya nggak tau lah",

" Buka aja deh tu catetan gue",Arin mendongakan dagu kebuku yang ada dilaci supaya Zava membacanya.

Zava membaca tulisan dibuku itu seksama sambil mengecek ulang peralatan yang ada.

Lalu sampai diujung kertas disebutlah nama seorang cowok yang amat dibencinya yang harusnya hari ini hadir dikelas membawa pisau untuk kelompoknya.

"Rin,Arza masuk kelompok kita?",

" Udah dari seminggu yang lalu gue bilang ama lo kan Va,bu Pidi emang masukin Arza kekelompok kita",

"Kenapa?", alis Zava sampai bertautan.

"Dia nggak dapet kelompok masak,jadi ya udah dia dimasukin kekelompok kita.Lo tau lah,seberapa bandelnya dia",

"Sekarang,dia dimana?",

" Kalo nggak dikantin,ya paling dirooftop lagi ngerokok",

"Gue kesana", singkat Zava.

Sebelum membalikan badan,tangan Zava sudah dicekal duluan oleh teman cowok yang membulatkan matanya,dia seorang ketua kelas XI IPS 4,perawakannya tinggi gagah dan keliatan macho sebab ada bagian otot yang terlihat dilengannya.Namanya Nofaldo Rezki.

" Kamu ngapain?nggak usah kesana",dari gaya bicaranya seperti memerintahkan seorang Zava.

"Bukan urusan lo!!",

Zava berlari menyusuri anak tangga dengan tergopoh gopoh dan menemui kantin namun sepi,hanya ada penjual jajanan disana.Ia berlari lagi namun lebih mempelan dari sebelumnya hingga sampai kerooftop yang langsung menatap langit.

Ditemuinya seorang cowok yang membelakanginya dari tadi dengan kepulan asap rokok disekitarnya.

Langkah Zava terhenti,ia bingung dan sungkan melangkahkan kakinya menuju cowok yang tampilannya seperti bukan anak sekolah itu.Rambutnya ia biarkan tertiup angin sampai akhirnya ia memutuskan untuk berteriak saja memanggilnya.

"WOY!!", Arza merasa ada yang berdiri 10 meter  dibelakangnya sekarang.

" PISAUNYA!!",sadar bahwa ada suara cewek yang telah memanggilnya,ia matikan abu diputung rokok dengan injakan dari sepatu converse hitam miliknya.

"PISAUNYA!!",ulang gadis itu yang diikuti balikan seorang cowok yang dari tadi membelakanginya.

" Nggak usah teriak teriak!!",

Zava mengerutkan kening,menunggu apa yang akan diucapkan Arza selanjutnya.

"Brisik", muka datar dipasang dengan tenangnya.

" Pisau?",

"Apa?",

" Buat praktek",

"Lo nggak punya?"

ARZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang