Sesuatuuu yahhhh ceritanya masih dilanjut, engga berenti ditengah jalan kwkw
Akhirnyaaa ceritaa baal ini engga ada yg bacaaaa
•••••
Takkan ada seorangpun.
Yang dapat mencintaimu.
Sebanyak cintaku.
Setulus perihku.💫
💫Abis darimana, Lin?" gadis berambut sepunggung ini langsung bertanya pada sepupunya yang tiba-tiba saja datang masuk kedalam kamarnya dan langsung mengambil alih duduk ditepi ranjang tidurnya. Gadis yang memiliki hidung mancung kecil dan kulit yang sedikit eksotis ini bernama Riani.
"Gue abis nonton sama Jodi." Jawab Alin. Dia juga sepupunya Riani.
"Hah?" mulut Riani sedikit menganga. "Serius lu? Kok bisa?" tanyanya kaget, sekaligus aneh.
"Kan tadi gue udah ngechat lu, gue lagi dijalan mau nonton sama Jodi."
"Ah gila!" sentak Riani tak percaya. "Gue kira lu Cuma becanda Lin, kemarin-kemarin kan juga gitu." Balasnya sedikit mengingatkan tingkah laku Alin kemarin-kemarin yang selalu mengatakan kalau Alin sedang pergi berdua dengan cowok pdkt-an nya itu.
"Gue juga gatau. Pas gue baru bangun, Jodi langsung ngajakin nonton." Alin menjelaskan.
Sedikit teringat, tadi Alin bangun siang karena memang hari ini adalah hari Minggu. Dan seperti dapat rezeki tengah hari bolong, tiba-tiba saja cowok pdkt-an nya yang bernama Jodi langsung mengechat Alin mengajaknya nonton.
"Wuihhh!" Riani menepuk-nepuk bahu kanan Alin dengan senyum yang penuh kagum. "Bentar lagi bakal ada yang jadian yahh..." ledek Riani.
"Emang udah jadian kali." Jawab Alin cepat dan langsung menjatuhkan kepalanya dibantal empuk yang kebetulan berada dibelakangnya sedaritadi.
Kedua kalinya mulut Riani dibuat menganga oleh Alin. "Serius ego, Lin." Ucapnya benar-benar menatap Alin tak percaya. "Kapan jadiannya?" tanya Riani lagi, menyelidik. Agak sedikit tak percaya juga.
"Tadi. Pas pulang." Jawab Alin enteng. "Pas dibioskop dia udah nembak gue tapi beloman gue jawab. Nah, pas gue dianter pulang, dia nanya lagi. Yaudah, gue jawab mau aja." Ucap Alin menjelaskan dengan suara entengnya sambil terus memainkan handphone nya dari awal ia masuk kedalam kamar Riani. Alin sedang sibuk membalas chat dari pacar barunya.
"Gila lu Lin!" sergah Riani dengan menoyor kening sepupunya pelan. "Baru sekali diajak jalan langsung jadian. Gampang banget tau gak lu!" ucapnya memprotes dan sangat tidak suka dengan sikap sepupunya ini yang sangat gegabah.
"Apaansih, Ri! Gue juga gak serius-serius banget kali sama Jodi." Balasnya ketus. Sedikit tak terima dengan kata-kata Riani yang terakhir. Yang menyebutnya gampangan.
"Ye—lagi lu! Pdkt juga baru sebentar, diajak jalan sekali langsung jadian." Riani membalas tak kalah ketus. "Hati-hati, Jodi kan anak skate. Kata bang Adnan, Jodi dunianya perempuan semua, Lin. Gue takut lu ditinggalin doang." Ucap Riani menakut-nakuti, kemudian ia tertawa dengan sangat geli.
Riani jadi teringat dengan cerita dari bang Adnan yang memang sudah lama. Tapi Riani masih ingat dengan jelas, sewaktu bang Adnan masih dekat dan nongkrong bareng dengan Jodi dan teman-teman skatenya. Jodi juga teman satu komunitas skatenya bang Adnan. Kata bang Adnan, Jodi itu tipe cowok yang dikelilingi perempuan. Tidak beda jauh dengan bang Adnan, abang satu-satunya Riani.
"Iya Ri, gue tau. Gue juga belom sayang sayang banget kali sama Jodi. Masih sekedar suka doang." Balas Alin sambil membenarkan poni belah tengahnya. "Paling—gue sama Jodi Cuma dua atau tiga bulan." Lanjutnya lagi yang langsung mengambil kesimpulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break! (Terimakasih Tuhan, dia begitu indah)
RomanceSampai akhirnya lelaki itu datang kembali ke dalam kehidupannya masih dengan perasaan yang sama dan untuk seseorang yang sama juga tentunya. Lelaki itu seakan membawa hidup yang baru lagi untuk Alin. Seakan lelaki itu seperti dewa penolong yang mamp...