1 - Flashback: Video call

471 23 0
                                    

Holaaa gaesssss~

Aku balik lagi mau ngelanjut part selanjutnyaa hihihi

Gapapa ya panjang biar gak nanggung
Ohiya, makasih sebelumnya buat yg udah baca part sebelumnya terus udh kasih kritik dan sarannya

Semogaa sukaa yaa sama cerita baru akuuuu

Happy reading~

•••••

Waktu itu...

Handphone nya langsung mati.

Dan Gilang hanya bisa diam, meratapinya.

Ini bukan yang pertama kalinya, tapi sudah yang kesekian kalinya handphone Gilang tiba-tiba saja mati alias ngehang, dan itu selalu saja saat ia sedang serius bermain game dihandphone nya. Padahal Gilang sedang asik mabar dengan teman-temannya dirumah Andri.

"Ndri, lu ikutin gue dong. Musuh udah masuk ke kandang nih." Ucap cowok, yang sedang duduk menyandar dibawah sofa ruang tengah. Kedua matanya benar-benar tidak mau melihat kearah lain, karena sedang serius mabar dengan teman-temannya.

Itu Bagas. Cowok yang berbadan tinggi dan sedikit kurus juga sedikit hitam manis, tapi cukup tampan. Hidungnya sama mancungnya dengan Gilang. Dan banyak yang bilang kalau Bagas ini mirip dengan Gilang. Bedanya, kalau Gilang sedikit lebih berisi dibandingkan dengan Bagas. Bagas ini adalah teman dekat Andri sejak SMA sampai sekarang.

"Sabar dong, musuh aja ada dimana-mana." Jawab Andri yang sedaritadi duduk disofa coklat ruang tengahnya. Ia juga sama seriusnya dengan Bagas.

"Lang, masuk Lang, cepetan, bantuin gue." Ucap cowok yang satunya lagi, yang juga duduk disamping Bagas.

Yang itu namanya Danil. Tidak tampan seperti namanya. Tapi Danil cowok yang sangat baik dan sangat humoris. Danil yang selalu suka memakai topi kalau sedang pergi kemana-mana.

Kalau Bagas teman dekatnya Andri, sedangkan Danil teman satu sekolahnya Gilang sekaligus teman dekat Gilang. Gilang pun bisa kenal dan dekat dengan Andri, karena kebetulan Bagas pun teman mainnya Gilang. Perbedaan umurpun tidak menjadi masalah bagi mereka untuk sekedar nongkrong bareng. Gilang dan Danil, tiga tahun diatas Andri, Bagas, dan Riani, dan juga Alin. Dari teman, ke teman, dan lewat teman, mereka bisa saling kenal. Bukan karena satu sekolah.

"Handphone gue mati."

"Yahh... parah lu." Danil.

"Pake handphone Riani aja tuh, Lang." Ceplos Andri.

"Engga ah, yang ada kena maki gue sama cewek lu."

"Gapapa. Gue juga sering pake handphone nya dia buat mabar sama kalian."

"Engga deh, Ndri." Tolak Gilang sekali lagi.

"Pake aja, Lang, gapapa. Tuh..." Andri sedikit menolehkan wajahnya kearah stop kontak. "Ambil handphone nya yang lagi di charger."

"Serius nih, Ndri?" tanya Gilang memastikan.

"Nanya mulu lu, Lang. Kalo gamau, lu pulang aja dah." Celetuk Danil.

"Lagian, Riani masih lama kali Lang beli makanannya. Apalagi dia perginya sama Diva, paling diajak muter-muter dulu." Bagas ikut nimbrung. Diva itu, pacarnya Bagas. Mereka baru jadian dua bulan yanglalu.

Break! (Terimakasih Tuhan, dia begitu indah) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang