Ceritaa yg sama sekali gak seruu ini mau aku lanjut lagi hehe
Tapi makasih ya buat yg udah baca ceritanya padahal sama sekali gaada yg menarik
Semoga ke depannya, cerita baal ini lebih bagus ya kaya cerita2 yg lain
Cusss~
•••••
Andai saja pos udara sampai surga.
Mungkin aku tak perlu mengejarnya.💫
💫
💫Alin langsung turun dari jok motor ninja berwarna merah, saat motor ninja ini berhenti didalam garasi rumah yang begitu luas. Garasi yang didalamnya sudah ada dua mobil yang sedang terparkir. Satu mobil sedan berwarna putih, itu yang biasa dipakai sama Gilang kalau lagi sama Alin. Dan satu lagi mobil berwarna hitam pekat, sepertinya itu mobil keluarga karena dilihat dari body nya yang besar dan kira-kira cukup untuk delapan atau sembilan orang didalamnya.
"Ayo, Lin."
Alin yang sedari tadi menatap takjub rumah yang menurutnya sangat besar ini, hanya mengangguk pelan saat Gilang membuyarkan lamunannya. Mengikuti Gilang dari belakang sampai ia berhenti tepat didepan pintu berplitur coklat gelap.
"Sini masuk."
Alin melihat Gilang yang sudah berjalan lebih dulu masuk ke dalam rumahnya dengan santainya. Sedangkan Alin, ia berjalan dengan langkah ragu bercampur dengan rasa malu. Ralat, bukan malu tapi minder. Kedua bola matanya bergerak memperhatikan setiap sisi rumah yang menurutnya lebih pantas disebut dengan istana ini. Berbanding jauh sekali dengan bentuk rumah Alin yang minimalis.
"Ternyata Riani gak bohong."
Riani memang pernah bilang ke Alin kalau rumahnya Gilang itu bak istana. Begitu besar dan luas. Itu ucapan Riani pada saat Alin baru-baru dekat dengan Gilang. Riani juga sempat mengajak Alin mampir kerumah Gilang. Tapi Alin menolak dengan alasan malu. Dan sekarang Alin bisa melihat sendiri, bagaimana bentuk asli rumah Gilang. Memang benar seperti istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break! (Terimakasih Tuhan, dia begitu indah)
RomansaSampai akhirnya lelaki itu datang kembali ke dalam kehidupannya masih dengan perasaan yang sama dan untuk seseorang yang sama juga tentunya. Lelaki itu seakan membawa hidup yang baru lagi untuk Alin. Seakan lelaki itu seperti dewa penolong yang mamp...