1

335 37 1
                                    

Haii guys, w comeback bawa cerita baru nih, sebenernya udah pernah gue publish tapi akhirnya gue unpublish karena ada beberapa hal. Hope u like this story okey.... Don't forget to vomment and always support this story, big love from Lelesoo wkwkw ❤️

Oiya sebelum kalian baca cerita ini, author saranin kalian bacanya pake background yang hitam ya biar makin menjiwai ㅋㅋㅋㅋ.....

Oiya sebelum kalian baca cerita ini, author saranin kalian bacanya pake background yang hitam ya biar makin menjiwai ㅋㅋㅋㅋ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun POV

Perkenalkan namaku Renjun Huang, aku yatim piatu dan hanya tinggal dengan nenekku di rumah yang kecil ini.

Aku putus sekolah sudah 1 bulan yang lalu karena harus merawat nenek yang sedang sakit. Sehari- hari aku selalu berjualan kue dan pergi ke pasar untuk menjualnya.

Penghasilan dari uang tersebutlah yang kugunakan untuk makan dan membeli obat nenek, memang tidak seberapa tapi kata nenek hal tersebut harus tetap disyukuri.

"Nek..?" Panggilku yang baru pulang dari pasar.

"Nenek? Nenek dimana?" Ucapku sekali lagi karena tidak ada jawaban dari nenekku. Aku pun mulai berlari kedalam rumah dan menemui nenekku sedang tergeletak disana.

"Nek? Nenek gapapa? Sini Renjun bantu buat rebahan di kasur." Aku pun membantu nenekku yang keadaannya sekarang benar-benar lemah.

"Kita ke dokter ya nek?"

"Nenek gapapa sayang *uhk uhk*, jangan buang-buang uang hasil jerih payah mu itu untuk membawa nenek ke dokter." Ucap nenekku.

"Renjun gabutuh uang itu nek, Renjun cuman pengen nenek sembuh." Ucapku dengan mata berkaca-kaca.

"Umur nenek sudah tidak lama lagi Renjun *uhk uhk." Jawab nenek sambil tersenyum.

"Apa maksud nenek? Nenek gaboleh bicara seperti itu."

"Renjun... Bisa tolong ambilkan kertas dan bolpen?" Aku pun mengusap air mataku dan segera mengambil kertas dan bolpen yg langsung kuserahkan kepada nenek.

"Jika nenek sudah tiada nanti, datanglah ke tempat yang nenek tulis di sekolah ini dan berikan surat ini kepada kepala sekolah yang ada disini."

"Nenek, tolong jangan bicara seperti itu, Renjun sama siapa kalau nenek gaada?" Ucapku mulai menangis.

Nenekku pun memelukku dengan erat. Setelah itu aku tidak mendengar suara hembusan napas nenekku dan kurasakan tubuhnya mulai dingin, akupun memeluk nenekku dengan erat sambil menangis, ini adalah pelukan terakhir antara aku dan nenekku.

3 hari kemudian

Setelah nenekku dikuburkan tak banyak orang datang untuk memberikan bela sungkawa karena memang kami tidak begitu terkenal di lingkungan kami.

Aku pun ingat pesan nenekku untuk datang ke sekolahan yang alamatnya sudah ditulis untukku. Apa maksud nenek memberiku alamat sekolah ini?

Apa nenek menginginkanku untuk bersekolah kembali? Tapi aku saja untuk makan sehari hari harus bersusah payah.

Tapi itu adalah pesan terakhir nenek, bagaimanapun juga aku harus pergi ke tempat itu, setidaknya aku harus bisa melaksanakan amanah terakhir nenek untukku.

Aku mulai menyiapkan barang-barang ku dan bersiap-siap tidur karena besok aku akan pergi menuju alamat tersebut.

Esok paginya akupun bangun amat pagi dan mulai meninggalkan rumahku.

"Tunggu tapi bukankah alamat ini didekat magic forest? Kudengar siapapun yang masuk kesana, dia tidak akan bisa keluar lagi?" Ucapku pada diri sendiri, akupun mulai takut, tetapi keputusanku sudah bulat bahwa aku harus tetap pergi ke tempat itu.

Berjam-jam aku berjalan, terkadang aku juga berhenti untuk sekedar beristirahat dan minum, aku mulai merasa lapar tapi aku sadar bahwa aku harus menghemat uang yang kumiliki, akhirnya akupun melanjutkan kembali perjalananku.

Sudah hampir petang dan akhirnya aku sampai di magic forest, tapi bagaimana ini? Jujur aku takut untuk masuk kedalam hutan ini.

"Ayo Renjun demi amanah nenek, kamu harus berani." Ucapku pada diri sendiri.

Akupun mulai masuk, baru beberapa langkah aku mulai menyadari bahwa hutan ini benar-benar indah.

"Hutan ini indah sekali, tetapi kenapa tidak ada orang yang berani masuk kesini?." Tanyaku dalam hati.

Ini hanya perasaanku saja atau memang aku merasa sedang diikuti oleh sesuatu di belakangku, kutengok kebelakang dan tidak ada siapapun disana.

Hari mulai gelap dan akupun semakin berjalan kebagian dalam hutan dengan keadaan mulai lemas karena aku belum makan apapun dari pagi.

Tiba-tiba kudengar suara raungan serigala yang membuatku merinding, kudengar suara itu mulai mendekat dan aku bisa melihat ada seekor serigala yang mendekatiku dengan tatapan mematikan, akupun mundur kebelakang, tatapanku kosong pikiranku benar-benar buntu, bagaimana ini? Apa ini akhir hidupku? Tapi aku saja bahkan belum melaksanakan amanah terakhir nenekku.

Serigala itupun mengaum lagi dan diapun melompat ke arahku, aku benar-benar ketakutan setengah mati.

"Tidakkkkkk...." Seketika pandanganku pun buram, selamat tinggal dunia. Maaf nek Renjun tidak bisa melaksanakan amanah nenek.

 Maaf nek Renjun tidak bisa melaksanakan amanah nenek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Someone pls help me - Renjun Huang~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Someone pls help me - Renjun Huang~

Magic Academy | Renjun HuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang