Part 5

49 2 0
                                    

Hari Pernikahan..

Para tamu undangan sudah hadir, meskipun baru keluarga besar kedua belah pihak, namun tidak menunda acara yang sudah diatur menurut waktuny.

Jam 09: 00 WIB, ijab qobul dilaksanakan..

"Saya nikahkan ananda Putra Ramadhani Syawal bin Musa dengan Rara Syahnada Putri Binti Muhammad Nur yang walinya di wakilkan kepada saya dengan mahar seperangkat alat sholat, surat Al-Rohman, dan sebentuk cincin emas dibayar tunai" Ucap penghulu dengan menggenggam erat tangan Dhani

"Saya terima nikahnya Rara Syahnada Putri Binti Muhammad Nur dengan mahar tersebut dibayar tunai" Jawab Dhani tanpa ragu.

Akad yang baru saja dianggap sah oleh saksi seakan bergema dalam pikiran dan hati Rara yang menunggu di dalam kamar dalam pelukan ibunya yang ikut meneteskan airmata haru.

Rara tidak menyangka bahwa hari ini sudah resmi menjadi istri dari orang yang diam-diam selalu dia cintai sejak lama.

Sebut saja firasat perempuan, meski bahagia dan terharu, jauh di dalam hatinya, Rara masakan perasaan yang tidak enak.

Seakan pernikahan ini nanti akan menghadapi cobaan berat. Seakan akan ada badai yang menunggu setelah tenang.

Namun Rara fikir itu hanya perasaan gugup saja, karna memang pengusaha muda dan sukses seperti Dhani tentu memiliki banyak orang pengagum dan pesaing.

Tapi, tentu saja Rara mempercayakan perasaannya. Bahwa Dhani bagaimanapun adalah contoh dari sekian banyak lelaki sholeh yang masih bertahan..

Setelah akad, Rara dan Dhani melalui rangkaian acara lainnya.

Pukul 11: 00 wib, khotam Al-Quran.

Kemudian sholat zuhur, dan di lanjutkan dengan sungkeman kepada orangtua..

Dan rangkaian acara lainnya, sampai pada malam penutup yaitu tepung tawar (yaitu memanggil setiap penatua dari keluarga dan desa untuk mendoakan kedua mempelai)..

Benar kata orang, menjadi pengantin meski bagai raja dan ratu, tak memungkiri kelelahan, baik fisik dan mental.

Bayangkan saja, seharian duduk, tersenyum, berfoto, dan berganti baju, tanpa istirahat kecuali sholat. Bagaimana tidak capek..

Namun, para tamu bisa melihat di balik make-up yang tidak terlalu tebal itu, Rara memancarkan senyum bahagia.

Sementara itu, jauh di pulau Jawa...

"Bagaimana saksi? Sah? "

"Saaaah"..

Mifa menyaksikan live streaming yang dilakukan salah satu teman dekat Dhani di sosial media.

Tak lagi sanggup menahan, dia mematikan HP nya.

Lalu, tanpa bisa dihentikan, airmata yang sedari tadi dia tahan menetes satu persatu.

" Ya Allah, hamba ikhlas, hamba ridho.. Jika dia memang tak bisa menjadi jodoh hamba-Mu ini.. Tapi hamba juga manusia lemah, hamba tak bisa ya Allah, menahan airmata ini.. Dosakah hamba bila hamba menangisi ini semua ya Allah.. Dada ini sangat sakit ya Allah, bantu hamba untuk meringankan sakit ini.. Bantu hamba merelakan semuanya ya Allah.. " Tangis Mifa sambil mencengkram dadanya yang terasa sesak dan sakit..

Tawa dan senyum bahagia Rara, serta tangisan Mifa menggema saling tumpang tindih, menggaung dan bertemu di langit biru.

Seakan takdir berkata, semuanya belum selesai..

Ya, se sholeh apapun seorang manusia..

Se taat apapun mereka pada Allah..

Takkan lepas dari yang namanya cobaan..

Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang..

Akan semakin berat pula cobaan yang ia terima.

Allah menguji, sejauh mana kepercayaan mereka pada takdir Allah..

Sekuat apa iman mereka dalam menghadapi nafsu dan dunia fana..

Setiap janji adalah hutang, dan setiap hutang akan diminta pembayarannya.

Setiap do'a dikabulkan, dalam bentuk yang sudah Allah sesuaikan dengan kebutuhan hamba-Nya.

Semua akan datang pada waktunya..

The Real Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang