Bulan ke-enam pernikahan...
Ruang tamu itu terasa lebih dingin dari biasanya. Suasana tegang terasa mencekik Rara yang duduk di sudut sofa.
Di seberangnya, Dhani duduk setelah melemparkan beberapa file dokumen ke hadapan Rara.
"Jelaskan maksud kamu melakukan ini" Suara Dhani terdengar
Rara membolak-balikan file itu dengan santai. Meski di hatinya bagai badai, dia bertekad tidak menunjukkan di wajahnya.
"Kenapa mas, apa yang salah dengan ini? Bukankah ini informasi kamu dari SMP sampai sekarang. Atau, ada yang harus dikoreksi?" Rara menjawab tanpa berani mengangkat kepalanya.
"Kamu melanggar privasi aku, kalau kamu mau tau, kamu bisa langsung bertanya! Untuk apa kamu meminta orang lain menyelidiki aku seperti ini. Bahkan mengambil gambar setiap kegiatan harian ku, Rara!?" Dhani bicara sambil menggigit giginya menahan marah.
"Ga ada yang salah dengan itu mas. Anggap saja ini hanya rasa penasaran istrimu, mas ga harus bereaksi sekeras ini. Atau, ada sesuatu yang mas sembunyikan?" Rara masih menunduk sambil membuka file di depannya.
"Tidak. Tapi tidak semuanya harus aku katakan padamu. Ku harap kau berhenti menyelidiki hidupku Ra." Dhani berdiri dan masuk ke ruang kerjanya. Terdengar bunyi pintu di kunci dari dalam.
"Huuft... Jantungku rasanya mau copot, untung Dhani tidak membentak ku separah itu" Gumam Rara mengusap dadanya.
Rara memang sedikit merasa bersalah, semua ini akibat beberapa bulan yang lalu. Dia bertemu lagi dengan teman lamanya di cafe. Mereka saling bercerita tentang masa lalu.
Dari cerita itu Rara tau, dan curiga bahwa ada rahasia dibalik sikap Dhani kepadanya setelah menikah yang berkaitan dengan masa sekolahnya dulu.
Beberapa bulan sebelumnya...
"Ra, kayaknya makin kurusan deh setelah nikah. Kenapa? Capek ya udah jadi istri?" Syifa, yang pernah bertemu sebelum pernikahan Rara, minta bertemu, mau minta tolong katanya.
"Oh ya? Aku kok ga tau ya syif, tapi ini bukan karena jadi istri kok. Kamu ga usah mikir gitu, ntar malah takut nikah deh, hehe" Jawab Rara sambil tertawa menggoda syifa yang lumayan berisi.
"Waaah hahaha, kalau nikah bisa buat aku kurus, apa aku nikah aja kali ya?" Syifa mencubit perutnya yang buncit seolah mempertimbangkan hal penting.
"Aduh, fa... Fa.. Kok niatnya jadi itu" Rara geleng-geleng kepala.
"Hehe, biasa aja kok ra, canda doang"
Makanan yang mereka pesan tiba, sehingga Rara tidak mau terus bicara, tidak baik katanya. Syifa hanya maklum dengan kawan yang seperti ustadzah ini.
Saat menunggu cemilan kering setelah makan, Rara memberanikan diri untuk bertanya, setelah banyak cerita masa lalu yang dia dengar dari Syifa.
"Fa, aku mau nanya sesuatu, tapi kamu jawabnya ga usah takut jujur ya.. Ini tentang Dhani" Rara mulai bertanya.
"Oh, boleh, tanya aja" Kata Syifa sambil memakan kue kering di depannya.
"Dulu, waktu kalian masih di kampung, apa Dhani pernah dikabarkan dekat dengan seseorang?" Tanya Rara pelan.
"Ah, aku menebak kapan kamu akan bertanya. Apa Dhani tidak pernah cerita?" Wajahnya menunjukkan ekspresi terduga.
Rara mencengkram pegangan gelas, menatap teh yang tenang di dalamnya.
"Aku menunggu, dan juga menerka. Tapi, mas Dhani tidak mau berbagi masa lalu dengan ku. Beritahu aku Syifa, ku mohon" Mohon Rara memutuskan.
"Ya, dulu pernah ada kabar Dhani menyukai teman kami. Dia baik, cantik, ramah dan ayu. Meski beda kelas, mereka sering bertemu di organisasi rohis. Tapi gak tau juga kenapa mereka ga jadian, hanya saja kami yang mencocokkan tanpa tau perasaan mereka ada atau tidak" Syifa menjawab setelah mengingat sejenak.
"Hanya itu? Tidak ada yang lain, atau kabar lain yang pernah kamu dengar setelah lulus?" Rasa penasaran Rara memuncak.
"Hanya itu. Sebagai teman, awalnya ku pikir mereka akan berakhir bersama. Tapi aku bahkan tidak pernah melihat mereka memulai. Sebaiknya kamu tanya langsung suamimu Ra, daripada kamu dengerin dari orang lain" Syifa menyarankan.
"Oke Fa, makasih. Kamu benar, aku tanya langsung mas Dhani aja. Oh ya, kamu mau minta tolong apa, kasi tau aja, insyaAllah selama mampu aku bantuin." Rara mengubah arah pembicaraan.
"Jadi begini..... " Syifa memulai ceritanya.
Setelah berpisah dari Syifa, Rara berpikir sendirian. Bagaimana menyelidiki semua itu. Dia curiga sikap Dhani ada kaitannya dengan masa lalu.
Rara kemudian meminta bantuan pada salah satu teman lamanya yang bekerja di kejaksaan dan ahli menyelidiki, untuk mencari tau dan menyelidiki mas Dhani sehari-hari.
Karena Rara yakin, bahkan jika dia bertanya pun Dhani tidak akan mau menjawab.
Tapi ternyata, Dhani menangkap basah kelakuannya yang dianggap keterlaluan oleh Dhani.
Setelah beradu kata di ruang tamu, Rara masuk ke kamarnya. Berpikir keras apakah dia benar atau salah. Dan bagaimana memperbaiki semua kesalahan itu.
Bagaimanapun, semua yang terlintas masih spekulasi semata, belum ada bukti atau pengakuan dari Dhani.
Sambil berpikir, Rara terlelap. Dalam tidurnya dia bermimpi, terjebak dalam api yang membara, dan di seberangnya Dhani tidak menoleh sedikitpun dan terus berjalan semakin jauh...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Of Love
SpiritualitéPutra Ramadhani Syawwal "Aku menjadikanmu istri atas permintaan Ibuku.. Aku tau kamu teman yang sempurna, bahkan waktu kita kecil.. Tapi, untuk lebih dari itu.. Mungkin belum bisa.. Karena aku masih memiliki seseorang yang aku sayangi di hatiku.. Ta...