Part 11

5 0 0
                                    

Masa lalu..

#Mifa phov

Dering bel berbunyi, menandakan jam pelajaran di mulai.

Seperti biasa, setiap hari Jum'at diadakan baca Yasin bersama. Baru kemudian mata pelajaran berjalan seperti biasa.

Hari itu, tahun terakhir mereka di sekolah. Ujian nasional baru saja berlalu, meski begitu, kelas akhir tetap di haruskan masuk kelas, guna menyiapkan keperluan untuk tamat.

Aku pergi ke perpustakaan untuk menyelesaikan bebas Pustaka, sebagai syarat mendapatkan sertifikat kelulusan sekolah.

Tidak banyak yang hadir di sini, karna jam belajar sudah di mulai, hanya ada aku, penjaga, dan beberapa murid yang mengembalikan buku paket.

Setelah menyelesaikan urusan ku, aku berjalan perlahan menuju kelas yang terletak di bagian lain sekolah.

Saat tiba di persimpangan, aku terdiam sebentar. Di depan ku, seakan menunggu, berdiri seorang siswa yang sangat di kagumi seluruh sekolah, Dhani.

Aku gugup, apalagi tidak ada seorang pun di sekitar kami. Aku melanjutkan langkah sambil menunduk berharap dia tidak menyapaku.

"Mifa, tunggu" Suara Dhani menghentikan ku.

Aku berhenti dan melihat kebelakang lalu kembali melihat lantai. Dhani berdiri sekitar lima meter dari ku.

"Ada apa? Kalau tidak penting sebaiknya dari hape saja" Tanyaku saat melihat seakan dia ingin bicara.

Diam sejenak...

"Aku tau ini bukan waktu yang tepat, meski caranya mungkin salah, tapi aku harus tetap mengatakan ini" Dhani menghirup nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan.

"Aku menyukaimu Mifa, jauh sebelum kita sekelas. Dulu saat kita sekolah di MTs pun begitu. Aku tidak bilang karena aku tau, pacaran itu tidak boleh dan kita belum siap untuk menikah. Meski begitu, aku ingin tau pendapatmu. Aku takut, jika aku menunggu kamu dan aku siap, semuanya sudah terlambat" Lanjut Dhani sesekali menatap ku yang berdiri menyamping.

Aku kaget sekaligus senang, ada suara yang terus berteriak dalam benakku.

"Maksudmu... " Kataku menggantung.

"Apa kau mau menunggu ku? Saat ini kita sudah tamat, tak lama lagi kita akan kuliah. Setelah itu, kita akan sama-sama siap bukan?" Jawab Dhani menyambung.

"Kau tidak bertanya perasaan ku?" Aku bertanya dengan nada sedikit kecewa.

Dhani di pikiranku adalah sosok laki-laki romantis yang tersembunyi di balik senyum teduh nya.

"Jawaban mu akan menentukan perasaan mu juga, dan aku sudah siap untuk apapun yang kamu katakan nanti" Dia tersenyum lembut menatap ku sebentar sebelum kembali menatap lantai.

Ah, aku salah paham. Tentu saja pikiran orang jenius tidak bisa aku tebak, batinku.

"Mifa?"

Ah, sepertinya aku melamun sehingga Dani semakin gugup. Ingin rasanya aku langsung berteriak kata hatiku.

"hmmm..." aku mengangguk diam diam sambil langsung berjalan cepat meninggalkan dhani tanpa ingin tau responnya. Karena aku sangat malu dan bahagia saat ini.

Tanpa aku sadari, Dhani saat itu tertegun sejenak lalu berteriak kegirangan saat aku sudah pergi...

Menunggu? Sepertinya menyenangkan bukan... Batinku sambil berjalan tanpa bisa menyembunyikan perasaan bahagia ini..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Real Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang