part 7

18 1 0
                                    


Karena pagi adalah awal hari, tidak heran aktivitas di pagi hari memang lebih padat. Apalagi di jalanan. Macet tidak lagi menjadi hal langka untuk dilihat. Semua kalangan melakukan aktivitas di luar rumah, sama seperti wanita berkerudung cream yang masih bertengger di halte. Ia melirik jam tangannya berulang kali. Statusnya sebagai orang pertama di halte sudah berubah, mungkin sekarang ada belasan mendekati dua puluh. Hingga akhirnya bunyi klakson bus menimbulkan helaan nafas orang-orang di sana. Rin ikut berbaur dengan berbagai kalangan di dalam bus. Ia tidak membawa motor hari ini. motornya di bengkel,bocor ban.

Dalam bus, dilihatnya ada beberapa siswa SD dan SMP di pojok kiri, ibu-ibu berdaster di pojok kanan. Mungkin tujuan para ibu-ibu berdaster itu kepasar yang ada di perampatan depan. bahan pangan disana memang lebih murah, rin juga sering berbelanja di sana.

Namun tidak dipungkiri tetap ada sebagian orang gengsi ke pasar tradisional. Rin tidak menanggapi orang seperti itu. kalau ditanya pendapatnya, rin hanya geleng-geleng kepala tak mau ambil pusing. Itu masalahnya ada di mereka. yang jelas dirinya tidak mempermasalahkan belanja di pasar tradisional. Bahan disana juga sehat dan asli. Masih buatan tuhan.

Dengan posisi berdiri perhatian rin teralihkan dengan lagu D’masiv jangan menyerah yang menggema dalam bus. Ditemani AC yang menyaring udara tidak sedap, rin mengikuti lirik lagu yang sudah hafal di luar kepala. Hatinya membenarkan lirik tersebut. Rin terus bernyanyi mengikuti lagu yang sudah bergonta ganti dengan suara yang tentunya hanya bisa didengar olehnya sendiri, hannya sekedar untuk pembangkit semangat di pagi hari.

Hingga bus sampai di gerbang tujuannya, rin turun dari bus dan naik kembali ke bus yang akan mengantarkannya langsung menuju fakultas keguruan.

Pihak kampus mempermudah akses untuk mahasiswanya yang tidak punya kendaraan  dengan menyediakan bus kampus.

Meski tidak gratis namun tetap saja keberadaan bus ini sangat membantu menghindari kasus mahasiswa menutup pintu dari luar kelas karena jam operasional bus ini dari jam setengah tujuh dan sampai tujuan sekitar jam tujuh tepat.

Masih tersisa 30 menit lagi jam kuliah dimulai. Tapi berhubung  gedung kuliah rin lumayan jauh dari halte, rin membutuhkan waktu lima belas menit berjalan sampai ke kelasnya.

Hari ini adalah hari pertama di semester tiga. Untuk keduakalinya di hari ini, rin menjadi penghuni pertama di suatu tempat. Kali ini di kelasnya. Rin memilih duduk manis di kursi depan. Tidak ada alasan khusus selain mendengar dengan jelas yang akan di sampaikan oleh dosen pengampu MK fisika modern nanti.

Pertemuan pertama biasnya hanya membahas silabus dan pengenalan singkat dosen itu sendiri. Sedangkan pelajaran aktif  dimulai minggu depan.

Namun berhubung rin mempercayai pepatah yang mengatakan tidak suka dosen maka tidak suka pelajarannya, rin akan mencoba memahami karakter dosen tersebut di pertemuan pertama. Kalau sudah nyaman dengan dosen dari pertemuan pertama itu enak, pelajaran yang akan diberikan nantinya akan mudah di serap otak. Tidak mantul kemana mana.  Menuntut ilmu itu memang berbelit berlit ya?

Beberapa menit kemudian teman sekelasnya mulai bermunculan. Hingga semua penghuni kelas yang berjumlah dua puluh empat sudah lengkap. Sama halnya dengan orang yang sudah lama tidak bersua, rin dan keempat temannya mulai bertukar cerita liburan semester dua dan lebaran kemarin.

Cerita pertama datang dari ana, dengan kadar semangat luar biasa yang sudah melekat lama di diri ana, ia memulai ceritnya.  Bahagia sekali kedengarannya.

Hingga ana dipaksa berhenti oleh putri karena sudah merapalkan kalimat berulang-ulang, sekarang giliran anriani yang akan membuka suara. Tapi pagi ini ia terpaksa menelan kata perkata yang akan di sampaikan karena dosen sudah memasuki kelas.

OKSIGENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang