part 15

21 1 0
                                    


Hari ini hari rabu. selasa kemarin rin sangat sibuk. Pelanggan French food membludak lagi. seperti biasa, kepemilikan French food atas nama prtama anfal widjaja lah yang menjadi penyebabnya. Padahal tidak banyak perubahan berarti. Namun begitulah kebanyakan orang menjalani hidup, orang kaya menjadi hal mutlak untuk disegani.

Rin dan pelayan lain sampai lembur di buatnya. Namun lembur tidak terduga rin kemarin sedang merugikannya sekarang. rin lupa print out tugas kuliah jam keduanya hari ini. pagi ini rin berangkat lebih pagi. Mencari tempat print out yang  buka di jam 6.10 wib. Namun harapannya tidak menjadi kenyataan hingga motor yang ia lajukan sampai di kampus, tokoh yang menyediakan jasa itu masih banyak yang tutup. Rin merasa menyesal tidak membeli mesin print out sendiri. padahal harga mesin print out tidak terlalu mahal.

Tapi nasib baik berpihak pada rin pagi ini, ia memarkirkan motornya di tempat print out yang sudah buka didekat gedung kelasnya. Banyak mahasiswa yang sepertinya mempunyai tujuan yang sama dengan rin.

Mengingat mata kuliah pertama hari ini adalah gelombang dan optik dengan dosen super disiplin alumni luar negri membuat rin sontak melangkahkan kakinya lebar-lebar. Meghindari apapun yang menghalanginya menuju tempat print out. Berada di barisan belakang dari kerumunan ini akan membuat rin terlambat mata kuliah pertama. Ia tidak mau itu terjadi.

Beruntung posisi rin adalah posisi terdekat dari toko hingga ia menjadi orang pertama dari puluhan mahasiswa yang ada. 5 menit tugas rin sudah siap dengan jilid rapi dan 20 foto copian. Rin keluar dari toko yang mulai menyesakkan. Melewati kerumunan mahasiswa lain yang baru datang hingga beberapa detik seseorang yang tinggi menjulang menabrak rin, membuat tugas rin jatuh ke aspal, dan masalahnya adalah orang itu membawa segelas kopi. Dengan tanpa permisi lebih dulu, segelas ukuran besar kopi hitam itu jatuh dengan elegannya diatas tugas rin. Membiarkan cairan itu merembes kemana-mana. Rin tidak bisa berkata-kata di buatnya. Ia terlalu tercengang dengan apa yang dilakukan kopi itu barusan.

Seseorang yang tinggi menjulang itu menunduk. Membereskan tugas rin yang sudah tidak ada harapan. Mendapati orang itu adalah pria rapi terlihat dari punggungnya membuat rin mengingat pak isnaini dosen super rapi dan disiplin di mata kuliah pertamanya hari ini. rin seharusnnya pergi kekelasnya di lantai 5 sekarang. namun meninggalkan seseorang di depannya ini bukan tindakan yang baik. Setidaknya  rin harus mendengar ucapan maafnya terlebih dahulu.

“maaf saya nggak sengaja. Biar saya print… rina?” laki laki itu mendongak. Mereka sama sama tersentak dibuatnya.

“ mata kuliah apa pagi ini?”

“gelombang dan optic pak.”

“ dengan pak isnaini ya?”

“iya.” Jawab rin.

“ ya sudah duluan saja. tugas kamu biar saya selesaikan dulu. nanti saya antarkan. Saya tahu gimana disiplinnya pak isnaini.” Rin menghela nafas lega.

Ia tersenyum sebelum berucap. “ makasih pak, saya duluan. Wassalamualaikum.”

“waaliakumsalam.” Pria itu tersenyum bahkan ketika rin sudah tidak terlihat lagi.

****
Sifat-sifat gelombang. Itulah judul yang tertera pada infocus pagi ini. pak isnaini, dosen gelombang dan optic mulai menjelaskan sifat gelombang di urutan pertama yaitu superposisi gelombang.

Kuliah dengan pak ahmad itu menyenangkan. Rin sangat suka dengan cara penyampain beliau yang tidak membosankan. Begitupun dengan mahasiswa yang lainnya. Pilihan kata yang di ucapkan pak isnaini simple, tidak membingungkan, menarik dan tidak terlalu cepat sehingga mudah di tangkap.

Namun manusia tetaplah manusia. Tidak ada yang benar-benar sempurna. Begitupun dengan pak isnaini. Beliau juga mengoleksi banyak mahasiswa yng tidak menyukainya.

Meskipun acapkali datangnya kadang-kadang, seperti saat beliau mulai mengeluarkan eksistensinya sebagai dosen yang terlampau disiplin. Mahasiswa harus hadir di jam yang telah di seasuaikan dari prodi. Tidak boleh lewat atau kurang dari itu. itu juga berarti tidak adanya izin untuk keluar kelas kecuali kondisi yang sangat penting. Ingat, sangat penting!

Beliau sudah selesai dengan penjelasannya. Ada banyak penjelasan pak isnaini yang ia tulis di papan tulis ketika di infocus tidak tertera detail. Rin kemudian menyalin maha karya bapak isnaini hari ini di buku tulisnya sesuai urutan.

“ alnisa.” Rin mendongak. Ini jelas bukan absen. Namanya berada dalam urutan keempat dalam absen dan nama rin menjadi nama pertama yang diucapkan pak isnaini dikelas ini.

“ iya, pak?”

“ada yang menghubungi saya barusan. Katanya beliau ada perlu dengan anda. Anda saya izinkan keluar.” Rin melongo mendengar ucapan pak isnaini. Orang yang mencarinya menghubungi pak isnaini? Siapa memangnya? Mengingat insiden pagi tadi membuat rin sadar lalu melesat keluar.

“ ini punyamu.” Rin menerima flasdisk dan tugasnya dari pak dimas, dosen fisika modernnya.

“ maaf atas insiden pagi tadi.” Rin menganggug lalu menyahut. Ia tersenyum kikuk. merasa canggung saja mendengar dosennya meminta maaf.

“Kalau begitu saya pergi dulu.” rin mengangungguk lagi. dimas melangkahkan kakinya. Namun baru dua langkah ia memilih berbalik lagi. “ kamu tidak ada niatan mengucapka terimakasih?”

rin tersedak airliurnya sendiri. Mukanya memerah menahan malu. Ia menunduk. Dimas tersenyum lebar dibuatnya. Sampai rin mendongak kembali, dimas tidak melunturkan senyumnya sedikitpun. Membuat rin menjadi semakin kikuk. “ maaf pak. Saya lupa.”

“ terimakasih pak.” Kata singkat itulah yang hanya terpikirkan oleh rin. Ia terlalu malu untuk menampakkan wajahnya.

“ iya sama-sama, na.” jawab dimas lalu benar-benar melangkah pergi tanpa berbalik lagi. Rin sedikit tersentak. Na? tidak ada yang pernah memanggilnya seperti itu selama ini.

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OKSIGENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang