Tanggal 10 Agustus 2016 pertama kali aku mengetikkan pesan pertama ke akun BBM-mu. Aku memberimu ucapan "PING!!!". Ya memang kebiasaan orang dalam menggunakan BBM lebih suka menggunakan kata itu dibanding mengucapkan salam. Mungkin itu gaya salam baru yang sengaja dibuat agar antimainstream.
"Saat aku ingin mengechat-mu, aku pikir-pikir dulu karena aku merasa tak cukup nyali. Akhirnya aku harus menjadi lebih besar dari rasa takutku karena aku tahu kalau aku takut, sampai saat ini pun aku takkan bisa bersamamu".
Kamu membalas pesanku. Kemudian aku kembali mengirimkan kode ke kamu dengan menggunakan kata yang pada saat itu aku temui pertama kali di facebook, entah kata itu ada di kamus atau tidak, aku tahu yang pastinya aku hanya mengikuti tren. Aku ingin meng-intro dirimu dengan sikap yang malu-malu padahal dalam hatiku aku mengharap kamu dapat mengerti apa yang aku mau. Tetapi tak kuduga dan kusangka, ternyata dirimu lebih peka dari pikiranku, kamu seolah dapat membaca pikiranku sebelum aku memikirnkan sesuatu. Hehehe...Hm ♥
Pesan dariku tak kulewatkan satu per satu, huruf demi huruf, bahkan aku tak mau melewatkan sedetikpun saat dibawah namamu ada sebuah tulisan "sedang mengetik...". Aku selalu memprediksi apa yang akan kamu tuliskan kepadaku. Dan aku juga selalu memprediksi kapan aku bisa mentakan cinta kepadamu. Elsa, Mawarku... Perempuan yang kalau diatas motor selalu melenggak-lenggokkan bibirnya.
"Terimakasih telah mau membalas "PING!!!" dariku dan tmerepot-repotkan diri menjawab plularisme pertanyaanku tentang dirimu"
Kabar bahagiaku takkan ku kabar kan kepada teman-temanku karena aku ingin merahasiakan perkenalan kita agar tak ada ancaman-ancaman dari pejuang cinta yang telah jatuh hati kepadamu, aku tak mau ada yang menyaingiku walaupun aku siap untuk bersaing dengan siapa-pun karena aku merasa bahwa dirikulah yang paling memperjuangkanmu dan tak pernah lelah untuk mendapatkan dirimu.
Pernah aku berpikir bahwa dirimu adalah orang kaya, karena dalam salah satu postingan di instagram-mu memperlihatkan kamu sedang berlibur di sebuah kebun teh. Aku kira tempat itu adalah di Puncak, Bogor atau di Lembang, Bandung. Alasan kedua aku mengira kamu orang kaya, yaitu karena rumah kamu di Tebe (singkatan dari Talaga Bestari, sebuah nama salah satu perumahan yang terletak di Kec. Sindang Jaya dan Pasar Kemis, Kab. Tangerang). Aku berpikiran bahwa orang-orang yang memiliki rumah disana adalah orang kaya. Karena di perumahan itu memang rumah-rumahnya tergolong elite bagiku yang hanya memiliki rumah tinggal di rumah kecil yang hampir tidak layak.
Status kamu sebagai orang tebe membuat aku menjadi minder karena aku hanya memiliki rumah kecil yang atapnya mulai rusak, yang kalau hujan selalu banjir karena drainasenya kurang baik, yang di dalamnya tidak berkeramik, yang kamar mandinya menggunakan seng sebagai pintu dan hanya ada bak kecil sebagai penampung air. Aku merasa tak pantas untuk memiliki perempuan yang secantik dan sekaya kamu karena aku juga tidak rela membuatmu malu di depan banyak orang karena punya pasangan seperti diriku.
Menurutku, kamu juga perempuan yang amat baik karena sudah mau kehilangan waktunya hanya untuk membalas pesan-pesan dari orang yang baru kamu kenal. Kamu juga mau untuk memberikan informasi tentang dirimu kepada orang yang baru kamu kenal. Hal itu semakin membuatku jatuh cinta kepadamu Elsa.
"Sejak kamu membalas chat pertamaku, seketika kamu mengalihkan seluruh pikiranku untuk memikirkanmu, otakku dipenjara oleh dirimu dan aku tak bisa kemana-mana untuk memikirkan yang lain selain dirimu"
YOU ARE READING
Jadi Pacar Aku Yuk!
Roman d'amourIni merupakan cerita penulis yang dipersembahkan untuk sang mantan kekasih.