JADI PACAR AKU YUK!

157 0 0
                                    

Elsa, oh Elsa...

Aku berpikir hari yang tepat untuk menyatakan perasaan itu. Belajar dari kesalahan-kesalahan sebelumnya yang kurang berhasil, kali ini aku harus yakin seyakinnya untuk menyatakan itu. Seperti layaknya berbagai orang di luar sana yang mengagungkan bahasa kata. Sebenarnya Elsa, tanpa aku mengungkapkan itu pun kamu sudah tahu bahwa aku ini suka kamu, sayang kamu, mengagumimu. Tanpa untuk formalitas itu semua dibutuhkan bahasa kata yang harus aku keluarkan dari mulutku ini.

Apabila aku menyatakannyta di hari senin, 31 Oktober 2016, tanggal 31 itu tidak setiap bulan ada, nanti bagaimana perhitungannya, Elsa? Maka dari itu aku mengajak ketemu kamu di hari selasa, 1 November 2016. Angka 1 itu tegak berdiri, dia tak goyah, tidak sedikitpun melengkung, dan tegar. Semoga hubungan kita nanti seperti filosofis angka 1 itu. Satu yang mengawali segalanya. Satu untuk cinta, satu pasangan, satu hati, yang terpenting satu iman. Hehehe... Hm ♥

Mau nembak aja pakai mikir hari segala, nembak tinggal nembak ya, Elsa.

Aku kali ini lebih percaya diri setidaknya akan ada sesuatu yang kuberi sebagai lambang cinta, yaitu cokelat yang telah aku pesan beberapa waktu yang lalu. Aku suka cokelat, Elsa, dia manis walaupun dia itu gelap tetapi dia itu mengenyangkan perut. Aku sih lebih suka cokelat padat daripada cokelat cair. Apapun makanan atau minuman, seperti es krim, kue, pop ice, dan lain-lain aku lebih suka rasa cokelat.

Tetapi ada satu hal lagi yang aku tidak suka, yaitu rasa cokelat pada susu kental manis yang diseduh, untuk susu kental manis yang diseduh aku lebih suka yang putih. Tetapi untuk susu yang tinggal minum saja, aku tetap suka rasa cokelat. Pokoknya cokelat itu enak. Nggak tau deh kamu sukanya apa.

Hari yang ditunggu telah datang. kamu tahu, apa yang aku rasakan pertama kali saat aku bangun tidur? Aku hanya deg-degan dan tegang untuk menghadapi hari ini. Jantungku berderbar tak henti-hentinya sampai nanti tiba saatnya aku mengetahui jawaban dari kamu. Pikiranku sudah tidak fokus ke hal lain selain untuk hari ini yang aku tunggu. Disinilah mentalku diuji. Elsa, semoga kamu tidak mengecewakan aku.

Cokelatnya sudah aku masukkan ke dalam tas, hp aku juga tak lupa kubawa, pokoknya hari ini aku harus sudah siap untuk hal itu. Begitulah Elsa, aku ini seperti sedang ujian atau seleksi saja, aku tak mau ada apa-apa ditengah jalan, jadi semua yang dibutuhkan harus aku teliti dengan sangat agar hal sepele terjadi namun efeknya besar.

Aku menuju ke sekolah masih dengan jantung yang berdebar. Aku tak mau melihat kamu, lihat saja nanti saat kita ketemu, ingat bahwa kamu sudah menyanggupi pertemuan kita kali ini. Aku tak peduli dengan pelajaran yang disekolah, jujur aku tak memperhatikan guru-guruku ketika memperhatikan materi. Aku selalu salah tingkah untuk apapun.

Isi pikiranku sudah membayangkan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Sudah lebih dari seribu kemungkinan yang sudah aku bayangkan, Elsa. Namun aku hanya menemui satu kemungkinan kamu bisa menerima aku. Aku sebenarnya takut, aku ini laki-laki lemah yang tak punya nyali. Hanya untuk menyatakan itu saja aku takut. Ketakutanku tidak sebanding dengan keberanianku saat aku berkata kepada seluruh temanku bahwa kamu adalah calon pacarku. Saat itu aku seperti orang yang paling berani di dunia karena aku berani mengatakan itu.

Sepulang sekolah, aku mencari kamu. Aku menunggu kamu melintas di depan kelasmu. Hingga sampai aku melihat kamu dengan Peha. Kalian sudah sampai parkiran duluan. Aku takut untuk menghampiri kamu, tapi coba aku berani-beranikan. Saat aku takut, aku berpikir bahwa ini adalah kesempatan terakhirku untuk mendapatkan kamu. Sekarang atau tidak selamanya.

Aku menghampiri kamu yang sudah memakai helm dengan stiker Hello Kity itu, si Peha ada disebelahmu. Dan terjadilah percakapan diantara kita.....

Aku kecewa Elsa, kecewa berat. Harapanku pupus. Entah seberapa malunya aku nanti dengan teman-temanku. Kamu dengan santainya membatalkan pertemuan kita. Kamu tidak menghargai usahaku Elsa. Aku juga tidak suka dengan temanmu itu yang baru saja kenal denganku tetapi sudah melunjak seperti itu. Bukan apa-apa, aku hanya sakit hati saja diperlakukan seperti itu. Elsa, kamu sudah mengecewakanku, terimakasih banyak.

Aku langsung menyusul teman-temanku yang sedang latihan band untuk persiapan promnight nanti. Disepanjang perjalanan aku hanya sedih, tak tahu mau berbuat apalagi, aku menggurutu, pokoknya kzl.. Cokelat yang aku bawa mending aku kasih ke teman-temanku saja.

Sesampainya di tempat latihan band, aku langsung membuka hp, aku terkaget-kaget ketika mendapat bbm dari, bukan hanya sekali namun berkali-kali. Aku prediksi bahwa kamu mau memenuhi permintaanku. Dan benar saja, kamu melakukannya. Aku tak tahan untuk memberikan kabar ke teman-temanku bahwa aku mau bertemu denganmu.

Memang dasarnya teman, merekan nampaknya iri dengan pertemuan kita. Entah mengapa niat mereka begitu jahat atau hanya pikiranku saja yang menyatakan bahwa mereka adalah jahat. Bukannya mempersilahkanku untuk langsung menemuimu, mereka menyuruhku untuk mengantarkan Amin membeli rokok terlebih dahulu. Disitu aku merasa kesal, aku tak ingin membuatmu menunggu tetapi aku juga tak ingin teman-temanku mendoakan hal yang buruk untukku.

Aku berkeliling untuk membeli rokok eceran, toko pertama tidak boleh diecer, lanjut ke toko kedua. Untungnya kali ini boleh. Aku curiga ini adalah kesengajaan agar aku tak jadi menemuimu. Entahlah pikiranku tiba-tiba jahat kepada mereka. Sesudah mengantarkan Amin, aku langsung kebut motorku untuk datang padamu. Elsa, tunggu aku...

Aku tak tahu apakah kamu sadar menangkap pesanku atau apa, yang pasti Elsa, kamu akan menyadarinya sesaat lagi. Di depan tebe kamu sudah menunggu dengan Peha. Maafkan aku yang telah membuatmu menunggu. Dan lagi-lagi temanmu itu rewel kembali. Uang tujuh ribu yang ia minta sebagai uang pengganti untuknya naik ojek, tidak bisa aku penuhi.

Kita harus segera pergi meninggalkan dia, waktu sudah sore.

Kali ini sedikit diluar rencanaku, karena aku ingin kita makan di mie pedes tetapi jadinya di mie edan. Tidak apa-apa, keduanya sama-sama mie dan sama-sama pedesnya bisa bikin edan. Diatas motor aku hanya diam, kaku, membeku, dan tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku hanya bangga bisa memboncengkan perempuan secantik dirimu.

Tiba di tempat. Aku takut untuk memulai pembicaraan. Tetapi aku juga mikir kalau aku takut, aku takkan bisa. Aku tak tahu apa yang aku katakan dan tak ingin apa yang aku lakukan. Aku hanya bisa mengingat bahwa kamu sering melihat hp dan kamu sering melihat kearah belakangku. Aku hanya ingat ketika aku memberimu cokelat, lantas cokelat itu segera kamu masukkan ke tas. Sesekali kamu membalas pesan yang kamu terima. Bertemu denganmu saja sudah membuatku mabuk kepayang.

"Yang paling aku ingat dan paling aku kenang adalah saat aku megatakan 'Jadi pacar aku yuk!' dan aku takjub saat kamu mengatakan 'Iya' padahal dibalik semua itu aku tahu itu risiko besar yang pernah kamu ambil."

"Tenang Elsa, karena kamu sudah berani mengatakan 'Iya', aku juga berani mengatakan 'iya' untuk membayar semua risiko yang kamu tanggung agar seperti pepatah yang mengatakan berat sama dipikul ringan sama dijinjing."

Terimakasih Elsa, kamu mau menerima cokelatku, kamu sudah berani mengatakan "iya", dan kamu sudi menjadi pacarku. Kali ini aku bisa membuktikan kepada teman-temanku bahwa aku membayar tuntas omonganku selama ini. Untuk kedepannya aku akan mencoba menjadi orang yang kamu sulit lupakan. Dan aku akan menjadi objek dimana saat kamu mengingat sesuatu, kamu akan mengingatku.

Aku sayang kamu ♥

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 15, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jadi Pacar Aku Yuk!Where stories live. Discover now