RAZIA HP

4 0 0
                                    

Apa kabar, Elsa?

Hari-hari kita semakin mesra saja. Aku semakin dalam menyelami samudera hatimu, dan aku merasa tak akan sampai pada titik terdalam dari hatimu. Aku yang setiap malam malas mengerjakan PR hanya karena tak ingin terbagi fokus diriku kepadamu. Bagiku urusan PR itu belakangan, bisa dikerjakan setelah kamu tidur tapi aku lebih biasa lagi mengerjakannya di sekolah. Karena kalau aku sudah dirumah, aku tak ingin ada yang mengganggu waktuku dengan keluarga dan kamu. Mengerjakan PR hanya membuang-buang waktu dan fokusku bersama dirimu.

Sebangunnya aku dari tidur nyenyakku, hari senin sudah menyambutku. Aku tidak terlalu benci dengan hari senin, yang aku suka karena hari senin adalah masuk sekolah, ketika aku masuk sekolah berarti aku bisa ketemu kamu. Hehehe... Hm ♥

Aku bergegas mandi, makan, dan sebelum berangkat aku tak lupa untuk mencium tangan kedua orangtuaku. Syukurlah senin ini aku sudah tidak terbebani dengan tugas untuk mempersiapkan keperluan untuk jalannya upacara karena sudah ada penggantinya dari osis angkatan 10. Jadi terserah aku mau berangkat kapan saja karena aku sebenarnya sudah bebas tugas dari itu. Kalau aku berangkat pagi-pun aku juga belum tentu mau menyiapkannya, kalau aku berangkat siangpun juga tidak akan dimarahi oleh Pak Gojali sebagai Pembina OSIS yang kalau sudah mendekati pukul tujuh tetapi lapangan masih kosong, ia akan ngomel-ngome terus.

Kali ini aku berbaris dengan kelasku saja, maklum aku merasa tidak enak kalau lagi-lagi menjadi petugas upacara, biasanya sih menjadi danton atau yang berjaga dibelakang barisan murid. Tetapi jumlah laki-laki dikelas-ku pun hanya satu berbanding empat, dua laki-laki juga sudah menjadi petugas, yaitu Purnama dan Amin yang menurutku dia melakukan tugas itu ada maksud tertentu, semoga saja maksudnya baik, tetapi aku cemburu dengan mereka, karena seharusnya aku yang menjalankan tugas itu agar aku bisa curi-curi pandang dengan kamu karena kalau aku baris dikelas-ku itu jarak antara kelasku dengan kelasmu itu terlalu jauh.

Setelah upacara, seperti biasa aku menuju kedalam kelas. Tetapi baru sampai kelas 12, sudah ada yang memanggilku untuk kembali ke lapangan. Para osis dipanggil oleh Bu Sugi untuk menjalankan tugas rahasia. Panggilan itu tak direncanakan oleh osis tapi sudah direncanakan Bu Sugi. Kami pun dikumpulkan di lapangan dekat ruang guru, posisi kami duduk melingkar sambil menghadap ke Bu Sugi. Seperti biasa, Bu Sugi mengawali pembicaraannya dengan mengucapkan "Assalamulaikum wr.wb" hanya dalam hitungan tak sampai satu detik. Beliau memberi tahu bahwa hari ini akan diadakan razia hp di SMAN 19 KAB. TANGERANG. Berita itu sebenarnya disambut dengan berbagai macam suasana hati oleh para osis. Ada yang panik karena dirinya sendiri juga membawa hp. Ada yang langsung memberi tahu ke teman-temannya bahwa akan ada razia. Tapi yang paling senang diantara kami tentulah diriku karena aku bisa saja berencana untuk merazia di kelas kamu, walapun aku sebenarnya juga membawa hp sih.

Teknisnya, bu Sugi sudah membawa amplop berwarna hijau yang sudah dituliskan nama-nama kelas dan label putih untuk memberi nama siswa yang hp nya terkena razia. Aku berpikir bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan amplop dengan tulisan X.MIA.4, dan jreng jreng jreng... I get it ♥

Aku berpasangan dengan Ginanjar Putro untuk merazia di kelas X.MIA.4. Elsa, bersiaplah dirimu untuk kutemui. Kalau pun kamu membawa hp juga pastinya kamu akan meminta pertolonganku untuk supaya bagaimana caranya hp itu tidak tersandera.

Elsa, Mawar-ku ♥

Aku ketuk pintu kelas pintu kelasmu, di dalam kelas sudah ada Bu Maya yang menyambut kedatanganku dengan Ginanjar. Bu Maya lantas langsung bertanya maksud dan tujuan kami memasuki kelas itu. Setalah kami kasih tau, ternyata Bu Maya senang menyambut kedatangan kami, ya memang begitulah sifat Bu Maya, senang dengan halhal yang berhubungan dengan kondisi siswa seolah seperti merasakan akibatnya jika melangar aturan. Hehehe... Hm ♥

Aku melihat kamu Elsa. Aku menyaksikanmu dengan mata kepalaku sendiri. Kamu duduk di baris kedua dan duduk di paling belakang. Kalo bahasa paskibnya aku tak tahu saf berapa dan banjar berapa. Aku bergegas untuk memilih bagian yang kamu duduki sedangkan Ginanjar memilih yang lain. Sengaja aku menghampiri kamu yang terakhir kali agar setidaknya aku bisa basa-basi dengamnmu.

Elsa, maafkan aku karena aku tak bisa langsung menanyakan ke kamu untuk pertama kali, jatah remanku diambil oleh Ginanjar. Aku sudah merencanakannya, tapi apa boleh buat. Namun, tak apa setidaknya aku masih bisa menanyakan kamu walaupun kamu tidak membawa hp. Hehehe... Hm ♥

Saat aku bertanya kamu, aku tak kuasa menahan garis dibibirku untuk terus tersenyum tanpa henti, dan sorot mataku terus menuju ke wajahmu. Aku merasa bahwa yang ada di depanku adalah bidadari, seharusnya tempat kamu bukan dibumi. Aku tak tahu apa tujuanmu untuk turun ke bumi, aku tak tahu kamu diperintahkan untuk apa, aku tak tahu kamu membawa misi apa. Tapi kalau kamu ingin mencari pasangan menuju negeri khayangan, akulah orangnya.

Sebenarnya setelah aku selesai merazia hp dan sebelum keluar kelas. aku ditawari oleh Bu Maya untuk memperkenalkan diri dihadapan siswa kelas X.MIA.4 yang notabene adalah siswa baru. Namun aku menolaknya karena bagiku perkenalan itu tidak akan penting, aku malas untuk memberi tahu namaku. Seharusnya merekalah yang mengenaliku tanpa aku memperkenalkan diri. Dan aku yakin bahwa suatu saat nanti mereka yang akan dengan sendirinya mencari tahu tentang diriku tanpa aku repot-repot memperkenalkan diri.

Akupun keluar kelas dan tak lupa menyempatkan diri untuk melihat kamu. Di depan koridor kelas X.MIA.3 ada gurauanku dengan Ginanjar. Aku bergurau dengan dirinya membicarakan kamu sebagai topik utamanya. Iya kamu, Elsa.

Aku bercerita tentang rencanaku yang akan merazia kamu untuk aku tempatkan terakhir kali sebagai orang yang aku tanyai. Tetapi rencanaku gagal karena ulah Ginanjar yang main serobot begitu saja. Dan tanpa diduga tanpa disangka, respon Ginanjar pertama kali adalah "Oh yang cewek cantik tadi?". Dengan begitu aku bertanya di dalam hatiku sendiri. Apakah semua laki-laki saat pertama kali melihatmu langsung mengakui bahwa dirimu cantik? Apakah semua laki-laki saat pertama kali melihat kamu langsung jatuh cinta sama kamu? Kalau begitu apakah cintaku ini sama seperti mereka? Jawabannya adalah TIDAK. Akulah nanti yang akan mendapatkanmu. Lihat saja.

Dengan begitu jiwa kompetisiku keluar. Aku langsung mengajaknya untuk berlomba mendapatkan kamu. Bagiku itu bik dan benar. Banyak orang yang berlomba dalam kebenaran, alhasil mereka itu yang ada adalah kebenaran vs kebenaran. Jadi tidak akan ketemu jalan keluarnya. Mending melakukan hal yang baik. Hehehe...Hm ♥

"Aku terdesak harus mengakui kepada orang lain bahwa aku memang serius untuk mendapatkanmu tetapi aku kemas perkataan itu secara humor agar mereka tidak merasa terancam dan bersaing denganku".

Hp yang terkumpul disatukan di meja yang biasa untuk dijadikan penerima tamu atau sekedar guru untuk mnegobrol. Lagi-lagi aku dipanggil untuk membantu tugas guru dalam memeriksa hp-hp siswa. Disitu ada aku, Thahara, Pak Iwa, Bu Dena, Bu Sugi, dan Bu Vina. Kami memeriksa hp sambil mengobrol satu sama lain, terkecuali aku dengan Thahara yang hanya fokus untuk memeriksa hp saja. Pak Iwa memberi kepadaku untuk diperiksa, tetapi aku langsung bilang "Ini mah hp Bapak". Alhasil Pak Iwa gagal mengerjaiku. Kemudian Pak Iwa bilang "Aldira mah cerdas." Aku hanya diam dan tersenyum. Padahal yang terjadi sebenarny adalah aku diam-diam menyimak obrolan dan candaan guru-guru itu. Hal yang dilakukan Pak Iawa kepadaku sebelumnya dipraktekkan ke Bu Vina dan Pak Iwa berhasil mengerjai Bu Vina.

Jadi Pacar Aku Yuk!Where stories live. Discover now