Cloud mendesah panjang setelah menutup ponselnya dan berjalan ke ruang makan. Disana tampak Grany nya dan juga adiknya Virginia sudah menunggunya disana.
"Selamat pagi Cloud sayang..." sapa Mrs. Wellington dengan senyum lebar.
"Kau terlihat kacau seperti biasanya..." gumam Virginia saat melihat kakak tirinya itu melenggang melewatinya dan mencium pipi neneknya lebih dahulu.
"Kau sudah bertemu dengannya?" tanya Virginia antusias.
"Bagaimana? Apakah dia benar-benar bersedia membuat gaun untuk seluruh anggota keluarga? Apakah waktunya cukup? Apakah—"
"Virginia sayang, jangan mengganggu Cloud. Kau terlihat seperti ibu-ibu di pasar yang memaksa supaya dagangannya laris!" gerutu Mrs. Wellington sambil menepuk punggung tangan Virginia.
"Grany aku penasaran! Menurut Cloud Miss Byren adalah perancang terkenal di New York. Dan aku berterima kasih padanya karena berhasil mengundangnya datang kemari untuk pernikahan Else dan—"
"Virginia ini meja makan..." potong Cloud dengan suara berat dan lelahnya. Virginia pun terdiam seketika saat melihat sorot mata tajam Cloud. Baginya kakak tirinya itu punya aura mengerikan yang tersembunyi sejak sepuluh tahun lalu atau lebih tepatnya setelah membunuh istrinya di Alaska.
Virginia sering mengira Cloud menyesal telah membunuh istrinya tapi kakaknya itu lebih sering marah saat seseorang menyebut nama istrinya yang sudah meninggal.
"Bagaimana kabar Bibi Rosalie?" Virginia mengalihkan emosi kakaknya itu dengan canggung.
"Baik." sahut Cloud yang menyantap sarapannya.
"Kapan ibumu akan datang kemari?" Mrs. Wellington bertanya dengan lembut.
"Saat acara pernikahan. Usahanya saat ini sedang bagus jadi Mom tidak bisa datang lebih awal..."
"Apakah bibi Rosalie akan mengajak Baron, Casandra dan si tampan Nuge kemari juga?" Virginia kembali memotong ucapan neneknya.
"Ya." sahut Cloud pendek dan alhasil Virginia mendengus kesal mendengar jawaban kakaknya yang sangat super singkat itu.
"Matilda... apakah Miss Byren tidak bergabung sarapan bersama?" Virginia mengalihkan rasa kesalnya pada Matilda yang datang sambil membawa piring sarapan lain berisi telur mata sapi, bacon dan juga kentang mentega.
"Miss Byren alergi telur..." suara Cloud membuat tiga pasang mata menatap ke arahnya.
"Kau perhatian pada Miss Byren, Cloud?" tanya Virginia sambil menyipitkan matanya.
"Maafkan saya Mr. Wellington. Miss Byren sudah mengatakan alerginya pada saya. Tapi piring ini adalah piring sarapan untuk Mr. Wellington muda yang datang tadi pagi pukul tiga..." Matilda membungkuk hormat.
"Aron disini?" tanya Virginia pada Matilda sampai memutar tubuhnya mengikuti gerakkan Matilda.
"Benar Miss Virginia..." Matilda tersenyum lembut pada putri bungsu keluarga Wellington itu.
"Akhirnya dia datang juga. Aku senang kedua kakakku ikut serta dalam pernikahan Else. Aku harus segera memberitahunya supaya dia—"
"Aku sudah memberitahunya..." potong Cloud cepat.
"Oh, kau benar-benar peduli dengan pernikahan ini. Aku sangat senang sekali Cloud..." Virginia tersenyum lebar.
"Nyonya Matilda... apakah anda punya kunci cadangan kamar mandi Mr. Wellington?" suara seorang pelayan perempuan yang datang terburu-buru dan terlihat panik.
"Tuan muda Aron berusaha mendobrak pintu kamar mandi Tuan Cloud karena ada kebakaran..." pelayan itu jelas terlihat gugup dan panik.
"Kebakaran?" suara Mrs. Wellington tua yang terdengar panik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Cinderella
HumorKalau Cinderela kehilangan sepatu kacanya di sebuah pesta, berbeda halnya dengan Derella Byren. Mahasiswi jurusan hukum itu kehilangan segalanya di sebuah pesta-kebebasannya. Dan kini yang bisa dia lakukan hanyalah lari dan lari sejauh yang dia bisa...