Derella terhuyung dan jatuh saat tiba-tiba Cloud melepaskan tangannya yang tadi menarik pinggangnya.
"Astaga!"
"Waaaoooww!"
Else dan Aron berdecak bersamaan melihat mereka berdua.
"Maaf—" Cloud menunduk dan membantu Derella berdiri. "—aku masih suamimu, ingat itu!" bisik Cloud di telinga Derella dengan penuh penekanan.
"Ada apa Else?" Cloud menoleh dengan santai seolah tidak terjadi apa-apa ke arah dua manusia yang berdiri di dekat pintu, sementara itu jantung Derella berdegub keras tanpa bisa ia kendalikan.
"Kalian sudah berbaikan? Wahh, ini kabar yang menggembirakan!" Else bertepuk tangan dengan senyum lebar.
"Berbaikan?" gumam Derella yang masih sedikit bingung.
"Ini kado pernikahan yang menyenangkan Ella. Benar begitu sayang?" tanya Else pada pria di sampingnya sambil melingkarkan ke dua lengannya dengan manja.
"Tunggu—" Derella seketika melupakan rasa sakit di pantatnya karena Cloud tadi tiba-tiba melepaskan dirinya yang tidak siap. "—bukankah kau akan menikah dengan Cloud?" tanya Derella setelah berhasil menenangkan debar jantungnya.
"Dia?" tanya Else sambil menunjuk Cloud dan sesaat kemudian dia tertawa keras.
"Aku tidak akan sanggup menjadi istri pria pemarah seperti dia..." kata Else lagi masih dengan derai tawa yang sedikit terkendali.
"Aku tidak pemarah!" bantah Cloud dengan nada sedikit kesal.
"Kau pemarah Cloud. Tidak ada satu pelayan pun di rumah ini yang mengatakan dirimu pria yang SABAR..." Else menegaskan ucapannya pada kata sabar.
"Jadi—" Derella membuka bibirnya lalu menoleh pada Cloud.
"Dengar, aku tahu kau pasti sulit memaafkan pria pemarah itu. Tapi cobalah maafkan dia Ella..." Else berjalan mendekati Derella dan menerjang Cloud seolah dia adalah pengganggu.
"Aku jamin dia sudah berubah tidak seperti Cloud yang dulu..." Else menggenggam kedua tangan Derella yang dingin.
"Ella..." Else memanggil nama Ella ketika Derella tak kunjung menyahut dan masih diam.
"Jadi kau tidak membunuh istrimu?" suara Aron membuat Cloud mendengus sebal. Tuduhan yang sudah ia terima begitu saja sejak sepuluh tahun ini terasa seperti baru ia dengar kemarin.
"Kalau dia membunuh Ella bagaimana bisa dia berdiri disini sayang..." Else berdecak.
"Wah, kalau begitu kita harus merayakan kedatangan Ella dan membersihkan namamu Cloud. Tentu—"
"Tidak. Aku tidak ingin orang lain tahu." kata Cloud dingin. Dia memasukkan kedua tangannya di kantong celananya lalu menatap Derella.
"Lagi pula—" Cloud menggantung ucapannya lalu membuang pandangannya ke arah majalah dengan sampul pengantin wanita yang sexy dan cantik dengan balutan gaun putih dengan ekor panjang.
"Apa?" tanya Else tak sabar.
"Kita sibuk dengan pernikahanmu bukan dengan pernikahanku!" Cloud mengayunkan majalah itu lalu berjalan menjauh dan duduk di meja kerjanya.
"Aku masih sibuk dengan pabrik baru. Karena kalian berdua sudah datang jadi Miss Byren bisa berdiskusi dengan kalian berdua..." Cloud menoleh ke kiri dan kemudian memakai kacamatanya.
"Aku akan memberitahu nenek!"
"Jangan coba-coba mengancamku Else. Aku sudah mengatakan TIDAK, bukan?" Cloud menatap Else dengan tatapan penuh ancaman yang membuat Else merinding.

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Cinderella
HumorKalau Cinderela kehilangan sepatu kacanya di sebuah pesta, berbeda halnya dengan Derella Byren. Mahasiswi jurusan hukum itu kehilangan segalanya di sebuah pesta-kebebasannya. Dan kini yang bisa dia lakukan hanyalah lari dan lari sejauh yang dia bisa...