Derella menggeliat dan membuka matanya yang terasa berat. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, badannya terasa lelah sekali.
"Cloud..." dia menyipitkan matanya berusaha memfokuskan pandangannya dan berusaha menatap sosok yang berdiri di ambang pintu kamarnya.
"Cloud..." panggilnya lagi sambil berusaha duduk.
"Hallo Lizzie..." suara yang tidak asing itu membuat Derella mengernyit.
"Wahh, kau terlihat semakin cantik sayang..." Derella membelalakkan matanya kaget saat melihat pria itu di kamarnya.
"Kau pasti memuaskan Cloud bukan?" pria itu kembali tertawa dan terdengar mengejek.
"Kalau kau mencari Cloud, dia tidak ada disini..." Derella menarik selimutnya lebih tinggi.
"Yah aku tahu. Dia sedang bersenang-senang dengan Else dan Baron..." pria itu terkekeh.
"Else, wanita yang beberapa hari lalu kau lihat keluar dari pondokmu..."
"Bagaimana kau tahu?" Derella terpancing.
"Kau tidak tahu kalau Else wanita yang selalu menempel pada suamimu ya? Astaga..." pria itu berdecak lalu duduk di tepi tempat tidur hingga membuat Derella menarik kakinya.
"Bagaimana kalau kita bersenang-senang? Toh Cloud juga bersenang-senang..."
Derella menepis tangan pria itu yang menarik kakinya.
"Dia hanya memanfaatkanmu Lizzie..."
"Aku Derella bukan Lizzie!" teriak Derella keras.
"Bagiku kau Derella atau Lizzie sama saja. Karena apa?" pria itu menyeringai dan menarik rambut Derella.
"Karena kau akan memuaskan diriku!Aku tak peduli dengan namamu! Kau tetap saja penari di club malam!" seru pria itu yang semakin menarik rambut Derella ke belakang.
"Brengsek!" seru Derella keras dan alhasil Derella mendapatkan tamparan keras di pipinya.
Rasa berdenyut menghantam pipi dan kepalanya. Derella menyeringai saat sekali lagi pria itu menamparnya dengan keras.
"Aku yang lebih dulu mengenalmu dan kau lebih memilih Cloud? Hahahaha..."
Dengan sekuat tenaga Derella mendorong pria itu dan usahanya gagal. Derella di lempar ke tempat tidur dan rambutnya kembali ditarik dengan keras.
"Dengar, jika—"
"Aku tidak mau mendengar!" teriak Derella keras dan sekali lagi dia meronta, menendangkan kakinya kesegala arah, mencakarkan tangannya kemana saja dan berharap dia bisa lepas.
"Brengsek! Jalang sialan!" pria itu mundur karena Derella berhasil mencakar wajahnya. Derella segera berlari tapi sial kakinya terlilit selimut hingga dia terjerembab di lantai.
"Cloud..." Derella ingin menangis, berharap Cloud segera datang dan menyelamatkannya.
Derella menggapaikan tangannya pada apa saja dan berhasil memukul pria itu dengan beberapa buku. Dengan cepat Derella berlari ke luar dan satu-satunya yang terlihat adalah dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Cinderella
ЮморKalau Cinderela kehilangan sepatu kacanya di sebuah pesta, berbeda halnya dengan Derella Byren. Mahasiswi jurusan hukum itu kehilangan segalanya di sebuah pesta-kebebasannya. Dan kini yang bisa dia lakukan hanyalah lari dan lari sejauh yang dia bisa...