Bab 7

2.6K 448 27
                                    

Cloud tidak tenang, apalagi setelah mendengar informasi yang di perolehnya dari John. Pria sialan itu sudah mati tapi ada orang lain lagi yang memanfaatkan kematiannya. Siapa?

"Cloud—"

Cloud mengabaikan panggilan neneknya dan terus berjalan masuk menuju bangunan rumahnya yang ada di belakang.

"Hai, Brother..." Aron tersenyum sambil melambaikan tangan tapi Cloud juga mengabaikannya. Langkahnya semakin lebar dan terburu-buru.

"Cloud... wait... wait..." Aron berjalan mendahului Cloud dan menghadang langkahnya.

"Ada masalah di pabrik?" tanya Aron kawatir karena melihat saudaranya itu terlihat cemas.

"Tidak ada..." Cloud bergeser dan berjalan lagi melewati Aron.

"Jadi—" Aron berjalan sejajar dengan Cloud. "—apa yang membuatmu terlihat cemas?" Aron bertanya lagi.

"Tidak ada." sahut Cloud singkat.

"Aron..." suara lembut itu menarik perhatian mereka berdua.

"Bawa dia pergi dari hadapanku, Else." kata Cloud sambil mendorong Aron menjauh darinya.

"Hei, Cloud—"

"Sudah. Sebaiknya kita makan malam... nenek Wellington sudah mencarimu sejak tadi..." Else menarik lengan Aron yang hendak mengejar Cloud.

"Kau tahu, ini jadwal pemeriksaan rutin..." Else mengingatkan.

"Benarkah? Wahhh, rasanya sudah lama sekali. Apa kau juga menggeledah kamar Cloud?" tanya Aron dan di balas pelototan dari Else.

"Ck! Aku penasaran Else. Kalian berdua—"

"Berhenti berbicara yang tidak-tidak... kau semakin cerewet saja..." Else menarik Aron sebelum pria itu berubah pikiran dan menyusul Cloud.

🌹🌹🌹🌹

Cloud menarik napas panjang saat berdiri di depan kamar Derella. Jantungnya berdesir aneh setiap kali berdekatan dengan Derella. Tangannya terulur memegang daun pintu kuningan itu. Tangannya terasa basah dan dingin. Dia merasa seperti remaja yang akan mengintip wanita mandi.

Demi Tuhan, dia adalah pria dewasa. Umurnya sudah lebih dari tiga puluh tahun. Dia dia berdebar-debar saat akan membuka pintu kamar mantan istrinya? Bukan! Derella masih istrinya.

Dengan cepat Cloud membuka pintu kamar Derella tanpa perlu mengetuknya. Tujuan Cloud menempatkan Derella di kamar ini adalah karena pintu kamar ini tidak dirancang dengan kunci sehingga dia bisa memberikan pelajaran pada Derella, tapi entah kenapa dia sedikit menyesal membiarkan kamar Derella tanpa kunci. Besok—ya. Besok dia akan meminta tukang memasang kunci.

Deg.

Cloud membelalak kaget dengan apa yang dilihatnya. Jantungnya berdetak melewati batas normal saat menatap sosok itu.

"Astaga!" suara pekik kaget disertai suara baskom stainless yang jatuh ke lantai membuat ruangan ini terasa riuh sekali.

Dada Derella naik turun karena kaget, bibirnya terbuka dan kembali tertutup dengan gugup. Mata hazelnya menatapnya kaget.

"Eh—" Cloud segera menutup pintu kamar Derella dengan cepat. Jantungnya berdebar tak karuan. Sudah sepuluh tahun dia tidak melihat tubuh telanjang wanita dan baru saja dia melihat tubuh telanjang Derella. Dia memang tidak benar-benar telanjang tapi tetap saja itu membuat Cloud gusar.

Not CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang