l

2.2K 420 45
                                        

"Ganteng, gak?" tanya Alessa sambil mengunyah kripik yang dia ambil dari dapur apartemen Mina.

Malam itu, sesudah pertemuan antara Mina & Mingyu, Alessa mutusin buat main ke apartemen sahabatnya. Selain untuk numpang makan & menginap, Alessa juga ingin tau detail tentang Mingyu.

"Duh, gimana ya, Le? Gue gak sempet ngeliatin dia begitu intens jadi belum nyadar dimana gantengnya..." celetuk Mina.

"Berarti lo udah aman, kan, soal masalah pacar boong-boongan buat ke lamaran Senna?" tanya Ale, masih sambil mengunyah kripik.

"Udah, sih... Tapi masih banyak hal yang harus dibicarain lagi sama Mingyu-nya." jawab Mina.

"Besok ketemuan lagi, dong?" tanya Ale lagi.

Mina diam karena baik Mingyu atau dirinya belum membicarakan pertemuan mereka lagi. Ponsel Mina berbunyi saat dirinya baru ingin menjawab pertanyaan Ale.

mbak senna: na

Kakak perempuannya itu paling gak suka menunggu. Apalagi kalo harus nungguin Mina balas chat-nya.

Senna biasa ngomong, "Banyak hal yang lebih penting buat dilakuin ketimbang nungguin balesan chat kamu." Tapi, pas chatnya di jawab telat dikit, Senna bisa ngambek.

Pernah untuk pertama kalinya Mina telat balas chat Senna hampir seharian karena nugas ditambah ketiduran & kedapatan diceramahin sekaligus dimarahin Senna selama satu jam lamanya sebagai balasan.

Tanpa ingin ngebuat Senna nunggu lama, Mina langsung mengetik balasan chat buat Senna.

mina: kenapa mbak?

Walaupun gak suka dibuat nunggu gitu, Senna pun juga gak suka bikin nunggu orang. Dalam hitungan detik, chat Mina langsung dibalas dengan cepat oleh Senna.

mbak senna: kamu beneran punya pacar?
mina: emang kenapa?
mbak senna: nggak.. mbak mau nanti satu keluarga sama pasangan masing-masing pake baju yang sama di lamaran mbak nanti na
mbak senna: mas arka sama tunangannya fitting baju besok, kamu sama pacar kamu bisa gak fitting baju lusa?
mina: harusnya bisa sih mbak tapi aku blg dia dulu ya
mbak senna: oke bagus
mbak senna: nama pacar kamu tuh siapa
mina: hehe
mina: mingyu mbak

Mina ngerasa cukup gugup karena chat-nya dengan Senna. Entah karena malu mengakui Mingyu sebagai pacarnya padahal hanya bohongan atau karena merasa bersalah harus cari pacar bohongan buat dikenalin ke keluarganya. Tapi satu sisi dia merasa lega juga karena akhirnya gak jadi bahan ledekan satu keluarga.

"Siapa, Na?" tanya Ale yang ternyata sudah duduk di samping Mina dari tadi. "Mingyu?"

"Ih, Le! Barusan itu mbak Senna. Minta gue sama Mingyu buat fitting baju lamaran. Gimana ya, Le, bilangnya? Takut mendadak."

"Chat aja Mingyu-nya sekarang. Bilang mau ketemu besok. Karena dia udah deal, mau gak mau dia harus siap kapanpun lo butuhin dong?"

Mina mengangguk cepat, menyetujui omongan Ale. Hanya butuh waktu beberapa detik, pesan 'mingyu?' dikirim oleh Mina. Dan Mingyu juga hanya butuh waktu beberapa detik untuk membalas.

"Gimana? Dia mau?" tanya Ale lagi, penasaran.

Kali ini Ale udah ngunyah es krim mochi yang Mina sediain di kulkasnya khusus untuk Ale. Selain karena mulut sahabatnya satu itu gak ada capeknya mengunyah, tetapi juga karena es krim mochi yang ia beli sedang diskon.

"Mau, tuh. Besok mau ketemuan lagi tapi kali ini di café deket perempatan jalanan depan itu, Le. Deket flyover. Café favoritnya mbak July."

Alessa mengangguk mengerti sambil asik ber-"ooh" ria, padahal sebelum Mina menyebut itu café favorit kakak iparnya, Ale lupa banget soal keberadaan café itu.

website • mingminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang