o

2K 414 43
                                    

"Sumpah... Lo gila beneran, ya..."

"Gimana? Segitu udah meyakinkan belom?" tanya Mingyu sambil senyum bangga.

"Ya udah lah! Kak July sama asistennya sampe kaget banget, lho. Hebat lo, Gyu. Hebat." puji Mina pada Mingyu yang ikut menunggu pesanan mereka berdua di coffee bar café.

Mingyu sendiri ngerasa kagum juga sama dirinya. Aksi dia tadi unexpected banget & muncul di detik-detik terakhir pas dia ngeliat Mina butuh bantuan di depan calon kakak iparnya Mina itu.

Setelah memegang cangkir kopi masing-masing, Mina sama Mingyu balik ke tempat duduknya. Disambut sama July yang udah kesemsem ngeliat pasangan itu akrab banget satu sama lain.

Little does July know, itu semua tipuan semata.

"Ini toh, Na, yang di janjiin bakal di bawa ke lamaran Senna sama Bian?" ledek July.

Mina hanya bisa ngangguk-ngangguk kecil sambil masang ekspresi wajah malu-malu kucing, biar aktingnya tambah greget aja gitu.

Selama hampir setengah jam setelahnya, Mina sama Mingyu masih asik mengobrol sama July. Apalagi dengan karir modelnya, July termasuk yang dikenal baik di negaranya. Tidak sedikit orang di café yang datang menghampirinya untuk berfoto bersama atau sekedar menyapa.

Ngobrol lama sama July ternyata gak seburuk yang Mina bayangin. July gak nanya macem-macem soal hubungan mereka, malah July banyak nanya soal kehidupan Mingyu.

Mingyu sendiri gak lupa buat memanfaatkan kesempatannya ngobrol sama salah satu model yang lagi naik daun di negaranya itu.

Sekarang malah Mina yang sibuk merhatiin July & Mingyu asik ngobrol.

Asisten July tiba-tiba dapat telepon soal jadwal July selanjutnya pagi itu, ngebuat July & asistennya harus meninggalkan café duluan.

Memastikan bahwa July & asistennya sudah pergi dari pandangan Mingyu & Mina, mereka baru bisa bernafas lega.

"Gila, tunangan abang lo July?! Si July model itu?!"

Mina ngangguk. "Iya, tapi bukan itu yang mau dibahas sekarang. Mbak Senna, yang mau tunangan weekend ini, minta gue sama lo buat fitting baju biar samaan sekeluarga. Lo bisa gak?"

Mina kali ini menatap pria di depannya dengan teliti. Rambut hitam kecoklatannya tertata rapih walaupun cuma beberapa kali disisir dengan menggunakan jari-jari tangan kanannya aja.

Harum floral dari parfum Mingyu tercium jelas oleh Mina, mungkin karena jarak antara dirinya sama Mingyu cukup dekat juga.

"Bisa." jawaban kecilnya membuat Mina kembali memfokuskan diri dari melamunnya tadi.

"Oke. Besok ya. Bisa, kan?" tanya Mina lagi, memastikan.

Mingyu mengangguk sebagai jawaban. Cangkir kopinya Mina sudah terdapat sisa-sisa bubuk kopi yang ia teguk habis sebelumnya. Melirik cangkir milik Mingyu dan tenyata Mingyu juga sudah menghabiskan kopinya.

Selesai meletakkan tip di meja, Mina berjalan keluar dengan Mingyu yang membuntutinya dari belakang. Cuaca lagi gak begitu bagus pagi itu, penuh awan berwarna abu-abu pekat.

Mina pun mempercepat langkahnya keluar dari area café menghindari turunnya hujan deras. Tiba-tiba, Mingyu berteriak kecil, menahan Mina buat melangkah lebih jauh.

"Sini balik bareng gue!"

Dan yang Mina tau setelahnya dia sudah berada di atas motor gede Mingyu berwarna hitam sambil hendak memakai helm full face hitam milik Mingyu.

"Pake helm itu gapapa, ya? Lupa bawa helm yang satunya lagi." ujar Mingyu sambil men-starter motornya.

"Gue gak pake helm juga gapapa, kok! Lagipula, apartemen dek—"

website • mingminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang