Angin sepoi-sepoi berembus sore itu selagi Mina dan Mingyu menikmati semangkok bakmi masing-masing. Ditambah lagi segarnya es teh yang gak lupa mereka pesan sebelumnya.
"Keluarga lo asik-asik deh." ujar Mingyu, berusaha memecah keheningan diantara mereka yang daritadi sibuk ngeliatin mangkok bakmi di depan mata.
Mereka sempat bercanda-canda sebelumnya, tapi malah kembali hening sekarang.
Kali ini, Mina sedikit mendongak. Menghadap Mingyu di hadapannya.
Mingyu memang seseorang yang attractive banget, baik penampilan maupun kepribadiannya. Mina mengakui itu.
Rambut hitam kecoklatannya yang entah bagaimana selalu terlihat rapi, bibirnya yang memerah karena pedasnya sambel yang ia masukkan ke dalam bakminya, dan mata coklatnya yang terlihat jernih karena pantulan sinar matahari sore itu.
Mina sendiri bahkan gak sadar kalau ternyata Mingyu memiliki sepasang mata berwarna coklat.
Disaat-saat seperti ini juga, Mina masih sempat-sempatnya membayangkan ketika pria di hadapannya ini tertawa. Mingyu terlihat paling lucu ketika tertawa. Jangankan tertawa, bagi Mina, ketika tersenyum pun Mingyu tetap terlihat lucu.
Konyol juga Mina menganggap dirinya orang spesial buat Mingyu. Mereka baru kenal selama 4 hari belakangan ini jika dihitung sejak hari pertama mereka mengobrol di website anonim. Menjadi orang spesial di hidup seseorang butuh waktu lebih dari 4 hari. Gak instan begitu aja.
"Bengongin apa?"
Pertanyaan Mingyu itu bikin Mina jadi kikuk. Selama bengongin Mingyu tadi, Mina pasti gak sengaja menatap Mingyu terlalu lama.
"H-hah? Ng-nggak bengong. Oiya, tadi lo ngomong apa? Keluarga gue asik-asik?" tanya Mina, berusaha mengalihkan topik.
"Iya. Apalagi tante! Heboh banget tuh, tadi!" ujar Mingyu.
Mina tersenyum. "Iya, gue juga gak nyangka ngenalin cowok sebegitu gampangnya ke keluarga. Tapi, Gyu, jangan lega dulu. Masih ada bapak sama mas Arka yang harus lo temuin."
Mingyu mengerutkan alisnya.
"Santai aja. Bapak gak nyeremin banget, kok! Mas Arka juga! Kalo gak percaya, tanya mas Bian coba, Gyu. Mas Bian udah cukup berpengalaman dalam hal ngadepin bapak sama mas Arka."
Setelah keduanya menghabiskan bakmi masing-masing, mereka langsung bergegas pulang. Melewati banyak jalan baru di Jakarta yang gak pernah ditelusuri sebelumnya.
Sempat nyasar sih, tapi Mingyu buru-buru ngeyakinin Mina bahwa mereka sebenernya gak nyasar, cuma bingung ambil jalan pulang aja.
Kecepatan motor yang dibawa Mingyu pelan banget. Padahal biasanya pembawa motor gede kayak Mingyu gini pasti suka ngebut di jalan. Tapi ketika ngebonceng Mina pulang menjelang malam gini, Mingyu malah ngebawa motornya cukup pelan.
"Besok cari kado buat mas Bian sama mbak Senna gak, Na?"
Mina kaget karena Mingyu jarang banget – bahkan bisa dihitung dengan jari berapa kali memanggil namanya dengan nama panggilan pendek. Biasanya pasti selalu 'Mina'.
"Oiya! Kado ya! Emang... lo mau ngasih apa?" tanya Mina dengan tone suara sedikit tinggi, takut Mingyu gak mendengar pertanyaannya. Maklum, suara Mina lembut dan pelan jadi ketika di atas motor harus sedikit ditinggiin suaranya.
"Gak tau. Cangkir aja kali, ya?" jawab Mingyu polos.
Mina tertawa. "Kok cangkir?!"
"Niatnya buat ngopi. Terus, kalo bukan cangkir, kasih apaan dong?" tanya Mingyu lagi, kali ini sambil tertawa kecil.
![](https://img.wattpad.com/cover/166184660-288-k558945.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
website • mingmin
Fanfic❝PLIS BGT DISINI ADA GAK YANG MAU PURA-PURA JADI COWOK GUE BUAT WEEKEND INI DOANG KALO ADA PLIS KIRIM MESSAGE!❞ You have one new message! i-love-kimchi: gua mau © 𝐩𝐚𝐧𝐚𝐧𝐝𝐜𝐚𝐤𝐞𝐬