9. KALIAN BERBEDA

552 27 4
                                    

"R and I"



Mamah yang sedang memasak berhenti dari kegiatan nya dan menghampiri kami berdua. Dia tersenyum kearah ku, senyum yang menandakan bahwa aku harus menerima ajakannya. Dia langsung menghampiriku membangunkanku dari tempat duduk dan membawaku ke kamarku.

"ganti baju yang cantik, sebelum berangkat sarapan dulu yah" jelasnya.

Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat, mamah sangat bersemangat saat kembali ke dapur. Aku membuka lemari pakaian ku dan menatap baju baju yang tergantung. Semua warna baju ku lusuh tidak ada yang ceria. Terlihat seperti melambangkan kegiatan ku sehari hari. Aku mulai mengacak ngacak lemari ku, mulai mencocokan nya di hadapan cermin. Tunggu, sebenarnya apa sih yang aku lakukan. Ini tandanya kalo aku setuju kencan dengan Rafli, aku sudah bilang pada Yuli kan kalo aku tidak mau ada apa-apa dengannya. Bener tan, apa sih yang kamu pikirin. Baiklah, pakai baju sesantai mungkin seperti biasanya aku keluar rumah. Aku memilih memakai baju lengan panjang warna abu abu dengan celana jeans hitam. Aku melepas ikatan rambut dan merapikan nya. Ku buat tergerai, Selesai. Aku segera keluar dan menuju meja makan. Mamah menatap ku dan menggelengkan kepalanya, Rafli yang melihat ku langsung menyuruhku duduk untuk sarapan.

"begini ajah lu cantik, heran dah"

Kalimat Rafli sukses membuat pipiku panas. Aku sampai tidak mampu menatap matanya. Aku mau menghilang aja deh.

Setelah sarapan Rafli pamit kepada mamah lalu menarik lengan ku keluar. Didepan rumah ku disambut motor vespa kuning miliknya. Dia memberikan ku helm sambil tersenyum.

Apa ini benar benar terjadi... Aku jalan dengan seorang laki laki. Kemarin aku juga menemani Rendi, benar... Ini wajar Intan, aku gak boleh memperumit pikiran ku, bisa stres aku nanti.

***
Perjalanan ku diisi dengan pikiran yang memang masih membuat ku kebingungan.

Kami berhenti di sebuah mall. Setelah turun dari motor Rafli menarik lenganku, kami menaiki lift dan berhenti ditempat bioskop berada. Ah! Benar. Saat kencan pertama kali pasangan mu pasti akan mengajak mu menonton dan pasti dia akan memilih film horor. Sepertinya membaca bukan lah hal buruk. Tunggu! Apa aku tadi bilang 'kencan' bukan Intan! Ini bukan kencan! Ini hanya jalan jalan biasa sebagai teman, benar teman!

Kami berhenti ditempat pembelian tiket. Dia menatap ku seperti bertanya mau menonton apa. Aku langsung melihat daftar film yang sedang tayang. Apa ini sebuah kebetulan hanya ada genre romance dan horor yang terpampang. Aku tidak bisa memilih karena aku tidak suka keduanya, akhirnya aku meminta Rafli yang memilih, dia tersenyum dan langsung memilih film horor. Yokss sudah kuduga. Karena jam giliran kami menonton belum mulai, aku dan Rafli menunggu dibangku tunggu depan teater.

Hening. Walaupun ramai tapi dua insan ini tidak ada yang angkat bicara. Aku mencoba menatap nya dia sedang memperhatikan tiket yang kami beli tadi. Sadar diperhatikan dia beralih menatap ku, mata kami bertemu. Dengan secepat kilat aku langsung mengalihkan pandangan. Aku bisa mendengar jelas suara Rafli tertawa pelan karena tingkah laku ku barusan, benar-benar memalukan.

Ini pertama kalinya ku pergi menonton ke bioskop, yuli selalu mengajak ku menonton ke bioskop tiap kali ada film baru tapi aku selalu menolak. Entah kenapa hari ini pikiran dan tubuhku sedang bertolak belakang. Pikiran ku ingin dirumah tapi tubuh ku bergerak dan sampai disini.

***

Selesai nonton kami berdua keluar dari gedung menuju tempat parkir, Rafli banyak membuka topik pembicaraan hari ini. Maaf Rafli rasanya hari ini aku terlalu canggung dan malah merepotkan mu.

R and I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang