10. ANGIN MALAM

544 26 10
                                    

"R and I"

Sampai ditempat parkir, Rafli mengeluarkan jas hujan kelelawar. Jas hujan ini sering dipakai papah saat mengantar ku dikala hujan waktu sekolah dasar. Rafli mulai merogoh lebih dalam dari joke motor nya. Sepertinya dia tidak menemukan apa yang dia cari, raut wajahnya sudah menunjukan hal itu.

"jas hujan cuma satu doang nih, gapapa?"
"yaudah, nanti keburu kemaleman nanti mamah bisa khawatir"

Rafli langsung membuka jas hujannya, melihat dia sedang berusaha membukanya aku seperti sedang melihat papah. Aku tidak bisa berhenti tersenyum melihat jas hujan itu.

Diperjalanan aku hanya bisa melihat dua kaki ku yang terus dipukuli rintikan hujan. Sambil menompang jas hujan yang cukup melelahkan, ketika melihat kedepan hanya ada punggung Rafli. Aku lelah menompang jas hujan jadi aku memutuskan untuk menaruh lenganku melingkar dipinggang Rafli. Sebelum nya aku terus mendengar suara Rafli tertawa karena aku terus kesusahan, tapi kenapa suara nya tiba tiba lenyap?

Wah ini seperti bersama papah dulu. Aku pasti melakukan hal ini setiap hujan saat berangkat sekolah. Merasakan hangat punggung papah yang luas.

~~~

"pah, diluar hujan, berarti aku gak sekolah yah"

Papah mengerutkan dahi nya mendengar ucapanku.

"Intan sini"

Aku yang sedang duduk didepan jendela ruang tamu langsung menghampiri papah yang sedang memakai sepatu.

"intan kamu tau kan menuntut ilmu wajib, dalam keadaan apapun selama kamu masih bisa untuk kesekolah, kenapa nggak?"

Papah yang terbaik, aku langsung mengangguk dan bersiap siap kesekolah. Papah kerja didinas sejak menikah dengan mamah, umur papah saat menikah dengan mamah sekitar dua puluh lima tahun. Papah kadang jarang dirumah jika dinas diluar kota jadi aku jarang sekali main dengan papah.

"papah kenapa nama ku Intan"

Papah tersenyum kearah ku, menusap kepalaku lembut penuh cinta.

"karena kamu Intan, kamu bersinar, kamu cantik. Tidak seperti Intan pada umumnya kamu lebih bersinar. Kamu yang paling berharga. Kamu putri kesayangan papah yang harus papah jaga seutuhnya. Tidak boleh lecet. Karena kamu milik papah satu satunya"

***

"intan..."

Ada apa ini? Kenapa wajah Rafli kelihatan sangat serius, malah terlalu serius. Apa... Apa yang mau dia katakan. Kenapa aku tidak mau melepas tangan ku. Sebenarnya apa yang ada dipikiran Rafli, apa ini? Ini seperti adegan romansa yang pernah aku tonton bersama yuli, dan setelah itu... Pernyataan cinta sesungguhnya.....

"ke ke.. Kenapa" gagap ku. Aku benar-benar tidak bisa menatap nya.

Dia menaruh tangan ku tepat didahi nya, membuat ku bingung.

"kayak nya gua demam deh, coba lu rasain panas gak?"

Hah?! Jadi... Wah intan kamu sudah geer ternyata, siapa juga yang benar-benar menyukaimu Intan. Apa sih yang sebenar nya kamu harap kan, dan Rafli si nyebelin ini bisa banget bikin jantung orang seperti siap dilempar..
Aku langsung menarik tangan ku kesal. Aku mengambil tas ku dan berlalu pergi meninggalkan kelas, pokok nya aku kesal sama Rafli.

R and I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang