"Intan! Kok lama sih?"
Mamah terkejut melihat ku terjatuh didepan pintu dan segera menghampiriku.
"Intan kamu kenapa? Kamu gak apa apa kan?"
Aku menggeleng pelan, aku langsung berdiri dari tempatku dan segera masuk kekamar dan mengunci pintu cepat.
Detak jantung ini terlalu berisik. Nafas ku jadi sangat cepat sekarang.
Wajah ku panas tidak karuan, aku masih SMA aku tidak pernah terpikiran dengan hal ini.
Apa sih sebenarnya yang Rafli pikirkan, apa aku harus marah. Tapi yang kurasakan saat ini bukan amarah.
Aku....
***
"APAAAA!!"
aku membungkam mulut Yuli cepat.
"Yul jangan keras-keras dong, malu banget tauuu!" Bisik ku sebisa mungkin menutup mulut Yuli.
Aku melepas mulut nya dan berusaha meyakinkan Yuli untuk memelankan suara nya.
"Oke, oke. Gua kaget tan, lu bayangin gak sih. Rafli ganteng banget satu level sama Rendi, dan lu yang pertamaaaa! Uwuuuu banget gak sihhh!"
"Emang aku harus sesenang itu yul, emang ini hal wajar diusia segini"
"Ya enggak sih, harus nya gak boleh. Tapi kalo cowoknya ganteng gakpapa"
"Ishh"
Aku menepuk bahu Yuli kencang.
Dan saat itu juga mata kami berdua terfokus pada laki-laki berhawa dingin itu.
Yuli menatap tidak percaya kearahku dan Rafli, karena Yuli tau wajah Rafli memerah ketika melihat kearah ku.
Yuli menyenggol bahuku pelan sambil menggigit kuku nya.
"Cieee muka nya udah merah tuh mba!"
"Apa sih!!"
Benar kata Yuli, wajah ku benar-benar merah sekarang.
Arrghh!!!! Apa yang harus ku katakan. Bukannya aku harus memarahinya. Baik lah aku akan memarahi nya.
Tapi bagaimana?!!! Menatap matanya saja jantung ku seperti mau meledak.
Aku menoleh kearah Yuli dan melihat nya masih cengengesan tidak jelas kearah ku.
"Ah tau ah, gua ngebayangin nya ajah bikin deg-degan" ucap Yuli senang dan kembali ke aktifitas nya.
***
Pulang sekolah ini aku pasti akan memarahinya, harus.
"Intan!"
"Iya bu!"
Bu sri yang masih membereskan bukunya setelah bel pulang sekolah memanggil ku untuk membantu nya membawa buku tugas yang dikumpulkan.
Setelah selesai dan dalam perjalanan kembali ke kelas. Yuli berteriak dari arah lapangan, aku pun sontak menoleh kearah nya.
Dia melambai bertanda dia akan pulang duluan, aku pun mengangguk mengerti.
Kembali nya ke kelas, kaki ku terhenti. Aku juga merasakan jika waktu ikut berhenti bersamaku.
Dia melihat kearah ku sebentar lalu kembali ke aktifitas nya. Aku juga langsung ketempat duduk ku dan membereskan buku. Masalahnya adalah kelas ini hanya tinggal aku berdua saja.
Aku dan Rafli.
"Intan!"
"IYAH!"
Aku terkejut karena dia memanggil ku tiba-tiba. Bagaimana ini... Aku...aku berhasil menatap matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
R and I
Teen FictionSebelum baca jangan lupa untuk follow penulis yahh!! Terima kasih. R and I menyajikan kisah remaja sma yang manis seperti es krim. Polos dan sangat ceria. Membawa mu kembali ke masa jatuh cinta pada pandangan pertama, juga cinta segitiga. Selamat...