Then I went on home to my skyscrapers
And neon lights and waiting papers
.
.
.
Sejak beberapa hari yang lalu, aku merasa ada yang mengikutiku. Aku bertambah yakin ketika surat berisi tentang kebencian diselipkan dikotak surat serta dibawah pintu kamar.
Aku bisa saja melaporkan, tapi aku memilih mengabaikan saja. Saat melihat rekaman cctv pun hanya terlihat seseorang serba hitam yang tidak bisa dikenali. Aku bahkan sempat meminta satpam untuk tidak sembarangan mengizinkan seseorang masuk.
Kali ini sudah keterlaluan. Sebuah miniatur sepeda gunung hijau membentang di depan pintu rumahku. Aku bisa merasakan keringat dingin yang mulai mengalir. Rasa ngilu juga mulai menjalar ke seluruh tubuh.
Satu kata yang menempel disana, menghujam jantungku.
'Pembunuh!'
Ngiiiiiinggggggggggggggggggggggggg.
Otakku mulai tidak bisa diajak bekerja sama. Telingaku berdenging. Kaki dan tubuhku tidak bisa bergerak kaku. Bahkan aku merasa sulit bernafas.
Kilasan kejadian yang ingin aku lupakan kembali berputar.
Lumpur. Roda motor yang berputar pelan. Darah. Dan jari tangan yang bergerak pelan sebelum tidak bergerak sama sekali. Bunyi nyaring ambulan juga suara teriakanku yang tidak bisa didengar siapapun.
Aku tidak bisa bernafas. Dunia disekelilingku terlihat menyeramkan.
Saat aku pulang yang menungguku hanyalah lampu dan sumber traumaku.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiding My Heart - IKON Koo Junhoe FF [✔️]
FanfictionKoo Junhoe yang bilang. Aku Cantik. Ketika malam.