Empat

513 35 0
                                    

It was in the darkest of my days
.
.
.

"Gu-gue gak bisa naik motor." Aku ku pelan.

Semua orang melirik sekali, lalu kembali memusatkan perhatian pada benda bawaan masing-masing. Sementara aku menatap nanar motor yang seharusnya aku bawa—yang susah payah kami pinjam dari warga untuk kegiatan kami.

Aku menggigiti kuku, gugup.

"Lo gak bisa naik motor, heran deh, orang kaya, ya?" Sindir Junhoe. "Tinggal angkat kaki kanan tahan pake kaki kiri terus duduk. Apa susahnya sih."

"Gue bukan orang kaya, ya." Sahutku galak.

Junhoe mengangkat bahu, malas meladeni. Lagipula kami punya bawaan masing-masing. Sembilan motor dan bawaannya harus sampai dengan selamat ke desa sebrang.

Aku menatap motor didepanku nanar.

Tanganku sedikit bergetar, diam-diam aku menelan ludah. Sepertinya aku akan mati hari ini. Apa aku pulang saja, ya masa bodoh tidak lulus KKN dan dicap jelek dari mereka.

"Kenapa?"

"Ah!" Aku reflek menampar pipi Junhoe yang tiba-tiba muncul didepanku.

"Oi, sakit." Rintihnya sambil membulatkan mata sipitnya.

"Ah, sori-sori. Lu sih pake muncul didepan muka orang yang lagi enak ngelamun." Aku maju dan mengelus pipi Junhoe dengan lembut. Aku merasa bersalah. Aku kasar, tapi aku tidak pernah pakai kekerasan. Lagipula, tamparanku pasti sakit. Untung saja tidak ada yang mendengar suaranya selain kami berdua.

"Sori ya." Aku merasa bersalah.

"Eherm." Junhoe menjauhkan diri melihat kesekitar dengan canggung. Pipinya sedikit memerah. "Gak apa, gue cuma baper kalo dilembutin."

Aku mengangkat alis lalu..

...ah. "Sori gue gak peka keadaan." Aku tertawa miris. Pandanganku kembali pada sepeda motor yang seperti menungguku dengan manis. Kali ini, aku ingin menangis.

"Lo beneran gak bisa naik motor?"

Aku meneguk ludah. Sudahlah, daripada aku mati hari ini. Akhirnya aku menjawab dengan anggukan pelan. Malu.

Junhoe menggelengkan kepala, berdecak.

"Woooi!!" Panggilnya pada Ketua kelompok.

Memang dasar kurang ajar. Aku tergagap panik. Dia mau apaaa?

"Gue bukan orang yang sok pahlawan ya, mentang-mentang badan gue paling gede, bawaan gue lebih banyak, gitu?"

Aku dan ketua kelompok sama-sama melirik kearah barang Junhoe. Perasaanku sama saja.

"Nih mentang-mentang badannya kecil terus bawaannya dikit?" Tunjuk Junhoe kearahku.

Ketua kelompok melirik kearahku, sementara aku mengangkat bahu tak tahu.

"Dia bareng gue aja deh, pake motor satu, barang ditaro ditengah, hemat bensin."

Aku mengerjab cepat, baru kali ini mendengar Junhoe yang bicara tanpa efek sok cool.

"Terserah elu. Asal barang bawaan dan kalian berdua selamat sampai tujuan." Jawaban ketua kelompok membuat Junhoe tersenyum lebar kerahku.

Tanpa sadar senyuman itu menular padaku.

.....

Hiding My Heart - IKON Koo Junhoe FF [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang