Sepuluh

7.7K 255 7
                                    

Setelah Gue bersih-bersih selama 45menit, Gue beranjak kembali ke rumah Lavina

"Mau kemana kamu sayang..."

"Kerumah calon mantu mamah." Jawab Gue enteng sambil tetap berjalan

"Eh..eh..eh...tunggu..tunggu sebentar." Mamah nyela depan Gue.

"Memangnya kamu sudah jadian sama Lavina?" Selidik Mamah

"Belum! Lagi pen-de-ka-tan dulu..."

Pletak

Mamah nyentil kening gue

"Ya ampun maaah...ko gini amat sih mamah aku!" Gue ngusap-ngusap kening

"Dari dua bulan yang lalu pendekatan terus! Kapan jadinyaaaaa...Kevaaaar! Keburu di ambil orang."

"Ya ampun Maaah! Doanya ko gitu sih. Bukannya mendoakan yang baik malahan gitu." Gue cemberut

"Makanyaaaa...cepetan. Kalu di ambil orang tahu rasa kamu. Enggak bakalan bisa tidur dan makan kamu Kevar!"

Mamah ninggalin Gue dengan tersenyum

"Maaah...jangan gitu dooong...doakan supaya Kevar dapat jadikan Lavina istri..." Gue meluk mamah dari belakang

"Makanya cepetan lamar dia sayang...mamah udah pengen punya cucu."

"Ya ampun maaaah! Kevarkan belum lulus SMA. Masa mamah udah mau minta cucu sih!" Gue melepas pelukan dan melipat tangan di dada.

Pletak!

Kening Gue kembali di sentil.

"Bukannya mamah minta cucu Kevaaar. Tapiii...kalau kamu nikah sama Lavina, otomatis Kalan bakalan jadi cucu mamah...jadi mamah bisa bawa dia kemana saja...iyakan!"

"Iya juga sih!" Gue menggaruk pelipis

"Tapi mah! Ko mamah bisa sih merestui Kevar sama Lavina. Biasanyakan tiap orang tua ga suka kalau anaknya nikah sama janda?"

"Dengar Kevaaar...tidak semua janda itu ga baik sayaaang...malahan kadang dia akan jadi yang terbaik. Contohnya mamah kamu." Kata ayah sambil meluk mamah dan mencium bibirnya

Mata Gue membulat "Jadi mamah waktu nikah sama ayah Janda!"

Mamah dan ayah mengangguk sambil tersenyum.

"Yaaa...tapi mamah kamu janda tidak punya anak sayang..."

"Aaaah.....Kevar kiraaaa...Kevar bukan anak ayah."

"Kamu tumbuh dari sperma ayah sayang...makanya sifat kamu sama kaya ayah. Suka sama janda kembang." Kata mamah dengan bahasa prontalnya.

"Udah sanah pergi. Kasian mantu mamah nunggu lama. Dan inget Kevaaar.....cepet ikat dia supaya enggak pergi ke pelukan orang lain."

Gue mengangguk dan pergi kerumah Lavina.

"Laaaaav....sayaaang...kamu dimana?" Teriak Gue karena merasa ini rumah kosong.

"Laaaav" Gue kembali memanggil

"Eh..! Den  Kevar! Cari Bu Vina ya...?"

"Iya bi. Lavina kemana ya? Ko aku panggil ga nyaut. Apa lagi tidur!"

"Oooh...barusan ibu keluar. Katanya mau ketemu sama Bapak Kalan."

Deg!

Papahnya Kalan! Apa mereka akan balikan lagi?

"Den Kevar ko melamun!"

"Eh..emm..eng..enggak ko bi. Oh ya Kalan di bawa bi?"

"Enggak Den. Kalan lagi main sama saya di belakang. Soalnya tadi Kalannya masih tidur jadi Bu Vina tidak bawa Kalan."

"Oh...ya udah! Bibi kerjain yang lain saja. Kalan biar aku yang ngurus." Gue pergi keruang belakang rumah

"Hai sayaaang....jagoan ku lagi ngapain?"

Gue ikut duduk di karpet yang penuh dengan mainan Kalan.

"Papa...mbem...mbem..." Kalan menunjuk pada mobil yang besar yang bisa dia naikin.

"Kamu mau naik? Ayooo...papa naikan!" Kata Gue sambil menggendongnya dan mendudukannya di mobil tersebut

"Apakah aku bisa jadi papa kamu Kalan! Sedangkan...sekarang mamah kamu udah mau deket lagi sama ayah kamu." Kata Gue lirih

"Papa...." Kalan mendekati Gue dan meluk Gue dengan erat.

Guepun membalas pelukannya. "Kayanya bukan cuma aku yang ga mau pisah. Kalan juga ya..." kata Gue sambil ngepok-ngepok pantatnya

"Kalaaaan...mamah pulang sama....ayaaah..."  Suara Lavina merendah ketika melihat Gue dengan Kalan.

Gue lihat ada laki-laki di samping Lavina. Kayanya dia se orang bos besar. Terlihat dari pakaiannya yang resmi kemeja kantor dengan dasi dan jas yang pas di tubuhnya.

"Mas kamu di__"

"Kalaaan...Om pulang dulu yaaa...mamah kamu udah pulang. Kapan-kapan kita main lagi ya!"

Gue melepas Kalan dari pangkuan dan memberikannya pada Lavina

"Mas ak__"

*******

Udah ah...segitu saja...

By limuuuup

Kepincut Jabang (Janda Kembang) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang