Sembilan Belas

5.4K 210 1
                                    

Hari Gue manu bicara serius sama Lavina. Tentang pernikahan Gue dan dia.

"Laaav...pulang sekolah kita jalan-jalan dulu yu. Ada yang ingin aku bicarakan." Kata Gue sambil memakaikan helm pada Lavina.

Hari ini Gue memutuskan bawa motor karena nanti siang ingin membawa Lavina jalan bareng.

"Jalan kemana Mas! Emmmh...tapi lihat nanti saja ya Mas. Soalanya aku takut entar ada acara lagi."

"Ya udah baiklah. Ayo naik. Dah Kalan sayang...papah pergi sekolah dulu ya..." kata Gue sambil mencium pipi Kalan.

"Iiiih....siapa juga yang mau jadikan Mas Papah Kalan. Jangan gitu Maaas." Lavina perotes karena perkataan Gue pada Kalan.

"Aku yang akan jadikan Kalan anak." Gue tersenyum

"Enak saja! Kalan itu anak saya ya! Saya ayahnya. Jadi kamu jangan sok-sokan mau jadi papahnya." Suara orang tak terima dengan apa yang  Gue katakan.

"Eh...abang! Maaf bang. Lavinakan mamahnya dan aku suami Lavina. Jadi wajar dong kalau aku jadi papahnya."

"Maaaas....iiih...." Lavina mencibit pinggang Gue dengan kenceng

"Aw! Sakit sayaaang...tega banget sih sama suami." Kata Gue berbohong dengan rasa sakit itu.

"Iiiih....Mas! Sejak kapan kamu jadi suamai aku!"

"Sejak hari ini!" Kata Gue tersenyum

"Kamu jangan ngawur ya! Lavina akan nikah sama orang lain. Bukan sama anak ingusan kaya kamu."

Seketika senyum Gue hilang. Kala mendengar perkataan Abangnya Lavina. Gue kecewa dan sedih dengar berita ini.

Apa aku tak bisa bersama Lavina...oh tidaaak...itu takan aku biarka. Lavina milik aku dan takan ada yang bisa merebutnya.

"Ma___"

"Ayo naik! Kita bisa kesiangan." Gue memotong perkataan Lavina dengan menahan rasa kecewa dan marah.

Gue memacu motor dengan kecepatan tinggi. Sampai Gue merasakan tangan Lavina mencengkram erat pada pinggang.

Tak ada suara yang Gue keluarka ketika sampai di parkiran sekolah. Lavinapun turun dengan sendirinya.

"Maaas...."

"Hey Kap! Nanti siang ketempat latihan ya...udah lama enggak kelihatan. Anak-anak nungguin dan nanyain terus."

"Jam berapa?"

"Pulang sekolah biasa...aku tunggu ya Kap! Awas jangan sampe enggak. Nanti mereka kecewa!"

"Ok sip! Tar aku datang." Kata Gue sambil mengacungkan jempol

"Maaas...bukannya kita mau___"

"Maaf Lav! Aku harus masuk duluan. Tuh udah di tunggu Bagas dan yang lainnya. Aku enggak bisa mengantarkan kamu ya..."  kata Gue tersenyum dan mengacak rambut Lavina.

"Aku duluan!" Gue melangkah pergi meninggalkan Lavina sendiri di parkiran

Maaf sayang...tapi mendengar perkataan Abang kamu tadi,bikin aku sedih dan sakit. Aku butuh sendiri hari ini.

Gue mendengar langkah lari di belakang. Karena penasaran Gue berbalik dan mendapatkan Lavina menubruk dada sampai meluk Gue erat

"Maaas...kamu marah ya...atas perkataan Abang tadiii...aku minta maaf. Tapi jujur aku tak tahu menahu, soal apa yang di katakan Abang tadi..." jelas Lavina yang makin mengencangkan pelukannya

Gue tertegun karena mendengar isakan kecil dari Lavina

"Hey...kenapa kamu menangis. Sudah dong Laaav...kita dilihatin satu sekolah loh! Ntar nyangkanya aku bikin kamu nangis lagi!"

"Iiiih...!! Emang Mas yang bikin aku nangis!" Lavina mukul dada Gue

"Lah kapan aku bikin kamu nangis?"

"Barusan! Malah ninggalin aku sendiri. Aku sedih tahu Mas."

Gue mengurai pelukan Lavina dan menangkup pipinya

Cup cup!!

Gue mendaratkan beberapa kali kecupan singkat di bibir Lavina yang bikin candu buat Gue.

"Iiiih....katanya banyak orang yang lihat! Malah cium-cium lagi!" Lavina kembali membenamkan kepala di dada Gue sambil merajuk.

"Iya iya...enggak lagi deh. Udah jangan nangis lagi. Tar ingus kamu kena baju aku lagi! Eeewwwyyy itu pasti menjijikan!" Kata Gue sambil bergidik jijik

Lavina yang tak terima dengan apa yang Gue katakan langsung mengusap ingusnya yang mulai meler ke baju seragam Gue tanpa berkata apa-apa.

"Iiih...sayang. Ko jorok sih! Lihat iniiii baju aku ada ingus kamuuuu...!"

Lavina bukannya minta Maaf malah tersenyum girang

Cup cup!!

Dua kecupan di pipi dan bibir Gue.

"Itu hukuman karena Mas bikin aku nangis." Lavina pergi tanpa ada nada bersalah.

Gue mendengus kesal. Untung bawa baju hangat.jadi Gue bisa nutupin bekas ingus di baju Gue.

"Sayaaang...tunggu! Gue berlari mendekati Lavina dan meraih tangannya. Supaya kami bisa jalan beriringan dan memperlihatkan pada semua murid kalau Gue pacar Lavina

"Sudah sampai. Sana masuk!"Kata Gue sambil mengacak-acak  rambut lavina.

"Ko malah diam!"

Cup! Gue kecul sekali pipinya "dah sana masuk. Belajar yang bener yaaa..." kata Gue sambil berjalan mundur untuk meninggalkan Lavina

Namun Lavina menahan tangan Gue dan menariknya. Menjadikan Gue dekat kembali pada Lavina

"Maaas...nanti jadikan kita jalan-jalan?" Kata Lavina sambil menunduk

Gue tersenyum. Mengacak rambutnya kembali

"Iyaaa...nanti kita jalan. Tapi lihat yang latihan dulu ya...kasian mereka.pengen Mas temenin. Kamu denger kan tadiii?" Kata Gue balik nanya

"Iya Mas. Ya udah aku masuk dulu yaaa...dah Maaaas...."

Gue hanya mengangguk dan menatap Lavina masuk kelas.setelah itu pergi ke kekas Gue.

*****

Selamat membaca...

By limuuuup

Kepincut Jabang (Janda Kembang) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang