Tiga puluh enam

8.2K 232 18
                                    

Tidak terasa hari dimana gue bakalan bahagia seeeeeebahagia-bahagianya hidup dinunia ini sudah tiba di depan mata.

Walau dengan berbagai rintangan yang mengikuti.mulai gangguan dari berbagai orang yang ingin memisahkan, harus saling melepas karena ke adaan sampai di detik-detik terakhir masalah muncul karena mahar pernikahan.

Tapiiii...semua itu bisa kami lalui walau dengan bercucuran air mata dan keringat dan juga sampai gue jatuh sakit karena berat dengan usaha yang gue lakukan.

Yaaaa...gue harus syujud syukur karena Allah memberikan jalan untuk gue agar bisa mendapatkan apa yang gue mau.

Gue bisa mendapatkan mahar yang di syaratkan oleh ayahnya Lavina dengan cara menjadi supir angkot, kuli bangunan sampai yang terakhir gue jalanin jadi kuli panggul untuk menggenapkan mahar yang gue berikan.

Sampai dua hari menjelang hari H, gue masih bersikeras menjadi kuli panggul walau badan sudah terasa sakit dan lemes. Tapi demi pernikahan apapun gue lakukan. Mamih, papih dan Lavinapun sudah memberi nasihat supaya berhenti namun gue masih bertahan.demi menyanggupi syarat ayah mertua.

Dan puncaknya kemarin pagi gue jatuh sakit sampai harus di larikan kerumasakit karena jatuh di depan kamar mandi sebab tidak bisa menahan rasa lemas dan sakit seluruh badan.semua orang menangis dengan apa yang terjadi sama gue, sampai gue denger Lavina marah besar sama ayahnya karena memberi syarat yang cukup berat.

Namun semua kesedihan dan jeripayah yang gue lakukan terbayar sudah dengan terjadinya pernikahan gue dengan orang yang gue cinta sejak lama.

"Kamu tuh buat aku sedih tahu enggak Mas! Sampai aku marah besar sama ayah dan bang Dari karena dia tidak bisa mencegah apa yang ayah syaratkan." Kata Lavina di antara isakannya setelah acara akad selesai dan kita sedang ganti baju

"Ssssttt jangan nangis, yang penting hari ini kita sudah sah jadi suami istri." Kata gue sambil membawa Lavina ke dalam pelukan

"Kamu udah senengkan?" Gue mengurai pelukan dan menangkup pipi masin Lavina istri gue.

"Iya. Dan mahar yang Mas berikan itu, akan aku jadikan kenangan untuk kita.supaya bisa menjadi saksi kalau kita menikah itu dengan penuh pengorbanan terutama dari kamu Mas."

"Terserah kamu sayang. Karena mahar itu sudah jadi milikmu. Mas tidak punya kewenangan untuk menggunakannya." Kata gue sambil mendaratkan ciuman di bibir manisnya

Ini adalah ciuman yang menurut gue paling indah dan membahagiakan tidak ada beban ketakutan dalam dada gue.

Ceklek

"Ya ampuuuuun!!! Kalian tuh ya. Enggak sabaran banget sih. Ini tuh masih resepsi pernikahan, di luar masih berbondong-bondong undangan yang ingin memberi selamat dan terutama memberikan amplop isi uang sama mamih dan ibu." Kata mamih yang berada di ambang pintu

"Bener tuh besan! Kalau mereka enggak ada, amplop isi uang kita bisa-bisa hilang coba." Tambah ibu sambil tersenyum

"Ya ampuuuun ibu mamih! Jadi kalian buatkan kami pesta pernikahan itu karena ingin mendapatka  amplop isi uang gitu?" Kata Lavina sambil menatap ibu dan mamih.

"Ya enggak juga sayaaang, tapiiii semua itukan timbal balik dari acara ini" kata ibu santai yang di anggukin mamih tanda setuju.

"IBUUUUU...MAMIIIIIIIIH!!!!" teriakan Lavina menggelegar seantero jagat raya. Sampai  ayah dan papih tergopoh-gopoh datang ke kamar gue.

"Ini ada apa sih! Apa kalian enggak malu sama tamu undangan?" Kata ayah ketika melihat anak dan istrinya berdebat.

"Ayah tanyakan saja sama ibu!" Kata Lavina sambil cemberut dan memanggil tukang rias untung merias dia kembali karena pasti aga sedikit berantakan dengan bibirnya sebab ciuman yang kami lakukan

"Udah-udah, ayah enggak mau dengar yang lainnya.sekarang cepat kita kembali ke depan.dan kamu Kevar, udah siapkan?" Kata ayah sambil menatap gue

"Udah yah Kevar udah siapa ko."

"Kalau begitu ikut kedepan! Tapi...lap dulu tuh warna merah di bibirmu. Dasar ga sabaran. Kalau udah beres enggak akan ada yang ganggu, mau kalian jungkir balik juga." Suara ayah aga lantang di akhir kalimat

Gue reflek memegang bibir dan dengan cepat meraih tisu di depan Lavina. Buru-buru gue sapu ke bibir dan hasilnya, memang benar terdapat warna merah di bibir gue.

Aaaaaah!!! Gue ketahuan cium Lavinaaaa.

Lavina malah menertawakan ketika melihat gue diam terkejut begitu juga dengan penata rias yang ikut tertawa.

"Enggak apa-apa Maaas...kan udah hallal juga.tapi bener sih, Mas harus tahan sampai acara selesai." Kata si perias sambil tersenyum

"Kalau bisa akan aku lakukan mbak, tapi ini udah enggak bisa ditahan rindunya menyiksa batin. Apa lagi junior saya. benar ga sayang!" Kata gue sambil nyengir

"MAAAAAS! MALU IH BILANG BEGITUAN!!!"

Lavina membalikan badan dan melepar apapun yang bisa dia raih. Untungnya sudah selesai di rombak tuh riasan kalau tidak, bisa ancur tuh riasan.

"Hehehe....iya-iyaaa...udah bereskan, yu kedepan." Kata gue ketika Lavina berhenti melempar barang lagi.

Gue meraih tangan Lavina yang tersenyum di antara kemarahannya.

"Sekarang senyum sayaaaang...kalau mau junior Mas tunggu sampai malam ya.entar Mas kasih ko. Mau berapa ronde, dan mau gaya apa pasti Mas turutin ko." Kata gue sambil merangkul Lavina

"Maaaaas!!!" Kata Lavina sambil mencubit pinggang gue.

Gue hanya tersenyum.kayanyaaaaa Mesumin istri, bakalan jadi rutinitas gue sehari-hari ini mah.

AKHIRNYAAAAA.....GUE NIKAH JUGA SAMA SI JABAAAAAANG!!!!

                         
                            TAMAT

*****

By limuuuup

Kepincut Jabang (Janda Kembang) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang